Selasa, 28 Desember 2010

Ketika harus memilih...

Memilih bukan pekerjaan yang mudah ya? Absolutely YES! It is not easy

Beberapa hari ini suami dihadapkan pada beberapa pilihan berkaitan dengan masa depan pekerjaan. Ada beberapa tawaran, dan jelas tak mudah memutuskan. Jadi sebentar bilang mau ikut ini, mau ikut itu. Kalo ikut ini, kayak gini, kalo ikut itu kayak gitu.

Saya sebenarnya mendukung apa saja, apa saja asalkan itu benar-benar pilihannya. Toh, saya juga tak tahu menahu ada apa di sana.

Ada yang menawarkan posisi lebih tinggi, tapi dia takut merasa bosan di sana, tidak berkembang, dan akhirnya malah menurunkan kualitas kinerja. Ada yang menuntutnya harus sering2 keluar pulau. Ada yang ini ada yang itu.

dan tadi: "Mas pilih jadi auditor lapangan aja ya?"

Saya sudah siap tarik napas panjang lagi trus mewek, kalo dia bilang: harus sering keluar kota.
Tapi, "Pegang cabang2 di daerah Senen, biar ga keluar kota, biar bisa makan siang bareng isteri..hehehe "


terharuu......


Paket Cinta



Ini postingan telat banget sebenernya. Sudah ditulis beberapa hari yang lalu. Cuma, karena komputer kantor susaaaaaahhhh banget buat upload foto, jadinya ga dipublish-publish

Paket ini saya terima hari Senin minggu lalu, di hari pertama masuk kantor, setelah long weekend dan kepulangkampungan saya. Kadang, saya takjub dengan yang namanya persaudaraan dan kepercayaan. Bahwa orang yang belum pernah kenal sebelumnya, hanya karena interaksi di internet saja bisa demikian percaya. dan lalu, terbangunlah ikatan cinta di antaranya.

Seperti itu jugalah yang terjadi antara saya dan kak Rien. Belum pernah temu muka sekali pun, ataupun sekedar saling mndengarkan suara masing-masing. Hanya untaian kata dan kalimat saja yang sahut-menyahut di layar komputer. Namun, terasa sudah lama kami bersahabat.

Berawal dari QN, berawal dari janji di MP, akan membawakan oleh-oleh LN yang bukan cokelat atau gantungan kunci, kak Rien kemudian menanyakan alamat saya. Wah, saya cuma bercanda lho waktu itu, asli, suer! Tapi lantas, dia bilang, kalau tidak sempat memberi apa-apa sewaktu saya menikah, jadi anggaplah ini kado darinya.

dan kemarin, sampailah juga paket cinta itu:

tas mungil, gantungan kunci, dan cokelat

Sungguh, walaupun harganya tidak seberapa kata kak Rien, tapi paket itu memberikan nilai tersendiri.


dan mari kita dengarkan hadits berikut ini:

"Saling memberi hadiahlah, niscaya kamu akan saling mencintai" (HR Bukhari)

“Hendaknya kamu saling memberi hadiah. Sesungguhnya pemberian hadiah itu dapat melenyapkan kedengkian.” (HR. Tirmidzi dan dan Ahmad)


Minggu, 26 Desember 2010

(un)Romantic

Di dalam bis A-K-A-P

Suami: Kamu nggak bawa tissue?
Isteri: Enggak
Suami: Bukan cewek nih. Masa cewek ga bawa tissue. Cewek itu biasanya selalu bawa tissue
Isteri: =..=


Lain waktu di dalam bis juga

Suami: Waah, isteriku sekarang berubah. Bawa tas (tas cewek kayak ibu-ibu mau kondangan.red)
Isteri: =..=
Suami: Kamu itu cewek bukan si? Ga pernah bawa tissue, ga pernah dandan, ga pernah bawa tas
Isteri: :-O


Chatting dengan suami, di dalam ruangan kantor, pake komputer kantor

Suami: bla bla bla coy….
Isteri: bla bla bla bla broo..
Mas-mas kantor yang liat chattingan: Oooww..pantesan! sama suaminya aja bro-bro-an. Ckckck.. yang lain pada mesra-mesranan, ini malahh… *sambil geleng-geleng kepala trus ngeloyor pergi

Senin, 20 Desember 2010

Retorika

Jadi, apakah kau belum akan memalingkan wajahmu dari permainan bola bundar itu? Baiklah, mungkin ada baiknya aku membuat teh saja. Ada roti juga, dan aku sepertinya lapar. Membuat roti panggang akan menghabiskan waktuku.



Secangkir teh, sekotak biskuit, dan sepiring roti panggang.
Kau belum juga beranjak. Hey, dunia itu yang ada di depan matamu, bukan di dalam kotak persegi empat berukuran 60x40cm itu!



Di sini sepi. Memangnya, dunia tanpa suara itu menyenangkan?
Ah, hanya duniaku saja sepertinya yang tanpa suara. Duniamu penuh dengan sorak-sorai.



“Goooooollllll!!”
Yeah, sepertinya kau saja yang memasukkan bola ke gawang



Jadi, sebenarnya, apa kau peduli padaku?
Kenapa jiwa sentimentil ini harus keluar?
Aku benci
Diam



“Menaaaaannngg, sayang!”
Sebuah pelukan, dan kecupan di kening



“Makasih roti dan tehnya ya..”



Aku tak perlu jawaban lagi




*kisah hanya ilustrasi semata
dan saya telah mengikrarkan,
akan berdamai dengan bola

hahaa..

Rabu, 15 Desember 2010

Pasukan Berkuda



Setiap kali melintasi jalanan Jakarta, saya selalu beranggapan, betapa hebatnya (beraninya.red) para biker. Menyelip-nyelip di antara kendaraan, di tengah kemacetan, naik-naik ke trotoar, melintasi pembatas jalur busway, dll. Waah, pokoknya keren deh! Suami saya sendiri juga seorang biker, kemana-mana naik sepeda motor, kecuali kalo lagi minjem mobil kakaknya selama berhari-hari, qeqeqe (bermimpi suatu saat punya mobil sendiri)


Saya pernah ikut diajak naik-turun trotoar, kebut-kebutan, atau selip-selipan oleh dia, keren!! (aslinya sih megap-megap, sambil urut dada). Salah seorang temannya bahkan bersaksi kalau kepalanya pernah kepentok spion truk saat mbonceng si mas. Duuuhh.. Tapi saya yakin, dan selalu mengingatkan mas agar senantiasa berhati-hati saat berkendara.


Entah pada dasarnya memang taat aturan, atau hanya terlalu takut pada kejamnya jalanan, saya selalu cerewet tiap kali membonceng. Apalagi kalau sudah sampai di perempatan lampu merah. Motor-motor merangsek maju ke garis depan. Tidak jarang juga ada yang menerobos maju sebelum lampu merah berganti hijau. Apalagi kalau ada timer. Sekian detik sebelum lampu berganti warna, mereka sudah menggerung-gerungkan motor, layaknya peserta lomba lari yang diberi aba-aba “siaappp”. Dan begitu lampu berubah hijau, semua berhamburan maju.


Saya selalu mewanti-wanti mas bila di lampu merah “Tunggu dulu, sabar. Lampunya masih merah!” saking stressnya melihat banyak motor yang menerobos sepersekian detik sebelum lampu berubah hijau. Sementara di sisi lain jalan, banyak juga yang tidak mau kehilangan kesempatan menyeberang, padahal lampu sudah berwarna kuning, hendak merah. Detik-detik yang menegangkan (lebaaayyy, haha!)



Hal lain yang saya tekankan kepada mas adalah, “Hormati pejalan kaki”. Saya sering bilang, kalau ada orang menyeberang, mengalahlah dahulu, jangan memotong jalur jalannya. Bukan apa-apa, saya hanya membayangkan kalau mereka itu adalah saya. Bagaimanapun, saya juga pejalan kaki yang sering kesulitan bila dihadapkan pada urusan menyeberang jalan. saya pikir, kalau para pengendara bisa sedikit bertoleransi, itu akan memudahkan para pedestrian.


Satu hal lagi mengenai para biker. Saya suka menyebut mereka dengan “pasukan berkuda”, yang berada pada garis terdepan medan pertempuran. Bayangkan, dengan jumlah yang banyaaak (apalagi di perempatan lampu merah yang besar, mungkin jumlah mereka sekitar tiga puluh-lima puluhan) mereka mendesak maju, zig-zag di antara kendaraan-kendaraan lain untuk mendapatkan tempat terdepan. Lalu begitu lampu hijau menyala, brum-bruuummm-brruuuummmmm!!! SERAAAANNGG!!!






*gambar dari sini


Senin, 13 Desember 2010

MICROSOFT BLOGGERSHIP 2011: Be Active, Be Positive

Saya tahu mengenai lomba ini baru-baru ini, sangat baru malah, tanggal 13 Desember kemarin, setelah diberitahu oleh salah satu MP'er sekaligus blogger, mbak Yusnita Begitu meluncur ke halaman pestablogger, saya nyaris putus asa. Deadline lomba tertulis sebelum 15 Desember 2010. That’s too fast to make a proper article. Walaupun, saya akui, saya tidak pernah menulis artikel, atau apapun lah itu secara serius.



Saya mengenal internet, pertama kali saat saya kelas satu SMA, sekitar 6-7 tahun yang lalu (oh no, ternyata saya sudah tua!). Pada masa itu, pengalaman saya akan internet cuma sebatas browsing dan chatting saja. Yup! Sepertinya hanya itu saja.


Saya ingat. Duluu, waktu masih memakai seragam putih abu-abu, saya akan pergi ke warnet sepulang dari sekolah bersama teman-teman. Pada masa itu, warnet bukanlah hal yang mudah didapat di kota kecil seperti Purbalingga. Apa yang kami kerjakan di sana? Hanya bersenang-senang. Kala itu, diantara kami sedang booming chatting menggunakan mIRC. Setelah tahun berlalu, dan saya mulai kehilangan minat terhadap chatting, saya mulai memanfaatkan internet untuk kepentingan yang lebih serius: browsing dalam rangka melengkapi tugas dari sekolah. Hehe..


Lalu, mulailah saat masuk kuliah pada tahun 2006, saya intens menggunakan internet untuk berbagai keperluan. Dan akhirnya pada 12 Agustus 2008, saya resmi mempunyai sebuah blog-jejaring di multiply. Dan semenjak saat itu, saya aktif ngeblog sampai sekarang.


Apa yang saya tulis? Ah, entahlah, Saya bukanlah seorang yang terlalu kritis menyikapi kejadian yang terjadi di sekitar. Pun saya bukan tipe orang serius yang suka mengungkapkan pendapat. Blog saya hanya berisi sampah-sampah pribadi. Curhat, keluhan, ungkapan perasaan, segala yang berhubungan dengan cerita sehari-hari. Blogging, semacam pengalihan hobi saya, dari menulis buku harian, menjadi menulis catatan elektronik yang bisa dibaca semua orang dan dikomentari.


Saya tau, facebook sudah ada lamaaaa sebelum saya bergabung di dalamnya. Saya sendiri pada awalnya bertekad untuk tidak akan pernah membuat akun di facebook, tapi toh akhirnya saya luluh juga. Dan pada akhir tahun 2009, saya mulai terdaftar sebagai member dalam jejaring sosial itu.


Saya tidak hendak membuat sebuah visi yang besar berkaitan dengan hubungan saya selama ini dengan internet. Meskipun jujur, internet memberikan banyak kemudahan dan kebaikan. Komunikasi yang mudah, hubungan silaturahmi yang kembali tersambung, jual-beli yang praktis, penyampaian informasi dan pengetahuan yang cepat. Dan masih banyak lagi.


Hanya saja, saya sedikit mengamati, bahwa orang jaman sekarang, terutama remaja, para generasi muda, belum sepenuhnya sadar tentang pemanfaatan internet ini. Saya tidak mengatakan seluruhnya, karena toh banyak di antara mereka yang telah menorehkan prestasi gemilang dengan berkarya dan berkreasi dengan internet.


Sebenarnya, apa sih, esensi dari facebook, twitter, blogspot, multiply, dan macam-macam jejaring itu? Membangun jaringan? Ya! Itu benar. Bisnis? Itu juga benar. Akan tetapi, saya melihat, banyak di antara penggunanya yang menggunakan mereka  hanya sebagai sarana untuk membuang sampah pribadi. Saya masih menerima kalau sebatas keluhan, tapi saya tidak bisa menoleransi kalau internet digunakan sebagai sarana untuk mengumpat. Ah, saya pun mungkin tidak pantas berkata seperti ini. Saya sendiri, harus diakui sering menjadikan internet sebagai tempat sampah pribadi. Tapi, semenjak beberapa waktu belakangan sampai sekarang, saya-sedang-sangat-berusaha-keras untuk mengurangi keluhan-keluhan tidak penting saya. Dan visi saya, yang sangat sederhana, adalah membebaskan diri saya dari mengeluh di internet.


Hal yang sepele dan sangat kecil memang. Tetapi, mengurangi keluhan dan umpatan di internet, bukankah juga suatu bentuk efisiensi dari penggunaan internet itu sendiri? Gunakanlah internet seperlunya. Manfaatkan sebaik-baiknya. Jangan biarkan suasana hati kita memperburuk suasana hati orang lain. Bukankah ada banyak contoh mereka yang sukses dari internet? Para online seller misalnya, yang berbisnis  cerdas dengan memanfaaatkan internet. Bukankah juga, banyak penulis menginspirasi yang lahir dari sebuah dunia bernama internet? Blogger-blogger yang akhirnya membukukan tulisan-tulisan iseng mereka. Sejujurnya, saya pun ingin seperti mereka. Tapi sepertinya mimpi itu masih jauh lagi untuk saya raih


Hanya visi kecil, ya. Tapi, saya benar-benar ingin menjadikan internet sebagai tempat pembelajaran. Dimana saya bisa berbagi ide-ide, cerita-cerita, atau motivasi kepada banyak orang. Kalau ditanya, kontribusi apa yang bisa kamu berikan kepada diri sendiri, masyarakat, bahkan negara, dengan bantuan teknologi? Rasanya, tidak ada sesuatu yang BESAR, yang bisa saya berikan dalam waktu dekat, meskipun banyak mimpi yang saya punya di dalam kepala. Saya hanya ingin menyebarkan energi positif kepada banyak orang, kepada mereka yang membaca tulisan saya. Itu saja, bukan yang lain. Bukankah ada sebuah pepatah yang mengatakan, kalau ingin mengubah sesuatu, mulailah dari hal yang kecil, mulai dari sekarang, dan mulai dari diri sendiri?


Tulisan ini, sekaligus sebagai cambuk bagi saya pribadi untuk lebih sehat menggunakan internet. Kemajuan teknologi ini, sudah sepantasnya kita apresiasi dengan baik. Ada yang mau ikut dengan saya?





*gambar diambil dari sini




Kamis, 09 Desember 2010

Menu makan siang suamiku siang ini




Berhubung selama seminggu ini my hubby sedang cuti-dalam rangka menghabiskan jatah cuti kantor yang katanya masih banyak, sehingga sayang kalau dibiarkan begitu saja, sekaligus juga untuk menyambut ujian kuliahnya (cuti buat belajar di rumah)-jadi sepanjang siang, kerjaannya hanya guling-guling di rumah, ngerjain paper, belajar, nonton film, tidur, dan makan. Lalu sore hari, sebelum saya sempat sampai di rumah, dia sudah ngibrit berangkat ke kampus. Sammaa ajaa, ketemu pagi dan melem doang, haha..



Nah, tadi pagi. Saya memasak sarapan dengan terburu-buru. Jam 6 ternyata kurang pagi untuk menyiapkan sarapan, heheheh..*sebelumnya malah males2an, nonton TV 


Nasi di magiccom habis dibuat nasi goreng. Sementara bikin nasgor, kompor sebelah saya berdayakan untuk membuat pancake-beli yang instan, tinggal campur2 adonan aja. Ternyata ribet yah, apalagi belum propesional. Alhasil, saya kelabakan dan terburu waktu.


Selesai masak, langsung siap-siap ngantor. Dianter suami, yang barusan sarapan dengan nasi goreng yang cuma sepiring..


Siang ini, seperti biasa chit-chat, tanya2 lagi ngapain. Laper katanya. Di rumah nggak ada nasi, nggak ada lauk juga. Pas dia bilang mau bikin mie goreng, saya langsung tolak: jangan bikin mi! Soalnya kemaren-kemaren udah makan mie ayam.. gak bagus kalo banyak-banyak makan mi.




Dia bilang, kalo gitu mau masak nasi






Beberapa saat kemudian....








chat dari suami: liat email












dan taraaaaaaaa!!!!





"nggak makan mie, hweek"






Jadi, menu makan siangnya: nasi, telor dadar, nugget, yang ditata dengan hiasan saos. Sangat artistik



Owalah maaas, mas, mesakke reeekk....!!

Rabu, 08 Desember 2010

(Masak suka-suka) Aneka French Toast



Tergelitik oleh quicknote haya najma a.k.a berry89 tentang french toast, saya jadi penasaran untuk googling dan mencari lebih banyak resep snack berbahan dasar roti tawar ini. Selama ini, roti tawar biasanya saya jadikan roti panggang-cokelat, keju, selai-atau kalau lagi agak rajin sedikit, dibuat pizza-pizzaan.

Kebetulan saya belum pernah bikin french toast ini. Jadi, antusias sekali saat tau resepnya. Bisa dijadikan alternatif olahan roti tawar-yang biasanya bersisa dan jamuran karena saya bingung mau diapakan lagi.

Setelah gugling, saya mendapatkan beberapa resep. Pada intinya, semua terserah kita. Kalau kata saya, suka-suka aja deh bahannya, yang penting enak. Heheheheh...

And here they are ;)

Bahan Utama:
Roti Tawar

Adonan: (ini hanya hasil gugling. Kreasi sendiri juga boleh)
1. Telur, susu cokelat, gula pasir
2. Telur, susu UHT, gula pasir, keju
3. Telur, pala bubuk, brown sugar, susu cair
4. Telur, susu cair, tepung terigu, gula pasir, ekstrak vanili, garam
Pada intinya, adonan untuk mencelup roti tawar intinya adalah telur dan susu cair. Ada juga yang ditambah dengan tepung terigu

Cara Memasak:
1. Celupkan roti tawar ke dalam adonan. Rotinya boleh bentuk segiempat, boleh dipotong dulu diagonal menjadi bentuk segitiga, boleh bentuk lingkaran. Apa aja deh, namanya juga suka-suka, hihiihii..
2. Panaskan mentega dalam teflon
3  Panggang roti sampai berwarna kecokelatan

Finishing:
Atur roti yang telah dipanggang di atas wadah, lalu hias suka-suka. Bisa ditaburi gula pasir, gula halus, brown sugar. Atau dituang dengan madu, cokelat juga boleeeh. Pokoknya suka-suka deeehh.


note: karena ini resep suka-suka, jadi tanpa takaran, qeqeqe


Sometimes, men is just like a kid :)



Tiba-tiba teringat my hubby, yang semalam dengan penuh antusiasnya menunjukkan wallpaper baru hpnya

"Eh, aku punya wallpaper baru lho, sini liat"

dan saya pun mendekat, melihat ke layar BBnya. Terpampang gambar tim kesebelasan Indonesia dalam piala AFF yang sedang jadi sorotan banyak orang, lantaran telah menorehkan prestasi yang gemilang dalam pertandingan beberapa hari belakangan ini

"Sini deh. Orang-orangnya ini jadi menu-menunya," katanya lagi sambil menggeser-geser trackball.

"Irfan Bachdim jadi Message, Bambang Pamungkas jadi Blekberi Messanger, Firman Utina jadi ini, Christian Gonzales, bla bla, Okto, bla bla bla bla..."

"Lucu yah?"



***


remembering him :)


Kamis, 25 November 2010

Keracunan spaghetti

*judul hanya rekayasa


Sebelumnya, saya emang udah pengen banget bereksperimen bikin spaghetti. Resepnya gampang, langkah2nya juga gampang *sombong. Jadi, setelah membulatkan tekad, dan walaupun mas bilang kalau dia lebih suka mie ayam dan nggak doyan makanan yang aneh-aneh, akhirnya saya bikin spaghetti juga kemarin malam.

Waktu itu, iseng tulis status di fb: spaghetti sepertinya boleh juga *tak sabar ingin segera bereksperimen
Dan komen dari 2 orang kantor bermunculan. Intinya, mereka mengejek saya karena mau bikin spaghetti, kasian sama suami saya karena jadi kelinci percobaan-lah, ini lah, itu lah *kami emang biasa becanda model gitu kok* dan pada akhirnya, salah seorang mas2 berkata: berarti kalo besok pagi ga masuk kerja, aku dah tau alasannya kalo ditanya boss




.
.
.
.
.





Pagi harinya, karena satu dan lain hal, saya terpaksa tidak bisa berangkat tepat waktu ke kantor dan sms mas yang habis komen2an di fb semalem.
Dan tebakan saya benar, begitu ucluk-ucluk sampe di kantor pagi itu, saya diincar habis-habisan. dari pagi, sampai sore, sepanjang hari:
hahaha...keracunan spaghetti
makanya, nggak usah bikin spaghetti
perut biasa makan tahu tempe kok diisi spaghetti, keju, ya nggak cocok
ini nenek sihir mau nyihir orang lain, malah kena sendiri

-_______-!!!!!!!


andai dia ikut merasakan spaghetti buatanku . . . . . .




*gambar dari google



NB: saya telat berangkat bukan keran keracunan spaghettiiiiiii..huhuhuuu!!

Senin, 22 November 2010

Romantis abisss *malu ah! tutup muka pake berkas-berkas --> mentang2 lagi di kantor



Belum setahun kita saling mengenal
Mmm.. aku lupa, mungkin kalaupun sudah setahun, itu terlebih beberapa hari
Dan selama masa itu entah apa yang telah kita lewati
Semuanya begitu cepat
Tapi aku tak ingin setitik memori pun yang terlewat
Dan dalam waktu yang kian lama kian menyempit
Hingga bernapas pun kadang terasa sulit
Di tengah kesibukan yang menghimpit
Di antara keramaian, kegaduhan, keruwetan yang pelik
Kita pernah ada di sana

Atau suatu kali saat kita ada di antara mereka
Orang-orang yang berkumpul dengan wajah ceria
Mulai saat itu, keluargamu, keluargaku
Keluargaku, keluargamu
Sahabatmu, sahabatku
Sahabatku, sahabatmu

Mulai saat itu kita berbagi dunia
Ada masanya hari-hari bahagia
Saat menghabiskan waktu hanya berdua
Hanya ada kau dan aku, berganti-ganti, aku dan kau
Ada saat dimana aku belum bisa memahami apa yang kau lakukan
Begitu pun sebaliknya, aku yakin sayang
Ya,
memang kita sedang berusaha menautkan hati
Dan setiap hari itu adalah pembelajaran yang berarti

Masih banyak tawa
Masih banyak canda
Mungkin juga air mata
Di tengah jalan ada taman, penuh bebungaan warna-warni
Indahnya berdua kita nikmati
Di tengah jalan akan turun hujan
Yang membuat kita menggigil kedinginan

Tenang, sayang,,
Bukankah kita telah berjanji akan seiring sejalan?
Saling menopang menguatkan?

Dan aku percaya sayang,
walau sejauh mata memandang,
tak kutemui jua titik perhentian,
tak kulihat dimana garis akhir perjalanan,
tapi kuyakin kita bisa menuntaskan
tak peduli hujan, badai yang menerjang
atau panas yang menjerang
melintas di tengah perjalanan
kau tau kenapa?
:)





Minggu, 21 November 2010

Ibu-ibu, mbak-mbak, dan teteh-teteh yang hobi masak, masuk! ^.^

Saya sedang belajar untuk membuat jadwal menu mingguan, untuk mengubah kebiasaan lama *yaah, nggak lama-lama amat si* :

belanja bahan masakan apa saja, sekaligus banyak saat weekend---menyimpan semua di kulkas---saat akan memasak, melihat isi kulkas dan memasak sesuai keinginan sesuai bahan yang sudah dibeli

tapi, saya sering membuang isi kulkas :( Biasanya karena belanjanya kebanyakan (pas lagi ada di supermarket atau di pasar, secara naluri pengen beli banyak, sambil berpikir nanti akan dimasak ini, nanti akan dimasak itu. Tapi, setelah di rumah, ternyata masaknya ga sempet, atau males. Jadilah bahan2 yang tidak tahan lama itu tidak termasak)

Dan sekarang, untuk menghindarkan kemubadziran, saya ingin coba membuat menu makan mingguan. Biar jelas apa yang akan dimasak. Biar terpakai semua yang dibeli.

Ada yang berpengalaman? Share yaah... ---->masih pemula, masih harus banyak belajar

By the way, 2 minggu yang lalu waktu jalan-jalan ke Gramed saya liat buku ini. Pengen beliiiiiii... ^_^


*bukunya bener2 kayak kamus. tuebeeeell, banyak indeksnya dan banyak resepnyaa ^^

Ternyata, suamiku bukan yang paling tampan sedunia...


si cakep ini namanya Fatih, keponakan kedua suami ^^

Maafkan aku, suamiku...

Ternyata...dirimu bukanlan pria yang paling tampan sedunia


Karena di hatiku kini ada si tampan lain
yang lebih tampan dari dirimu....


Dan akupun jatuh cinta padanya....


:))

Kamis, 11 November 2010

What a %^$&#(&@^#&^* trip. EPISODE: Kondangan ke Purbalingga

Blogwalking ke blog temen. Ternyata eh ternyata, ada kisah-nya dan teman-teman yang lain waktu baru pulang dari kondangan ke Purbalingga, dari walimahnya mbak ini niiihhh. Sebenrnya, udah pernah diceritain juga waktu itu,,tapi membaca ternyata memberikan nuansa yang berbeda dibandingkan mendengar. Jadi, begini ceritanya:



karena udah lama ga nulis nih (kaya rajin nulis aja) maka malam ini saya mau berbagi sedikit cerita. kali ini tentang pengalaman perjalanan purwokerto, eh salah, purbalingga maksudnya, ke jakarta yang penuh dengan yaa baca aja deh yaa. berikut beberapa poin penting dan banyak poin yg ga penting :

1. perjalanan dimulai jam 18.30 dengan asumsi waktu 7-8 jam, sampe jakarta hmm jam berapa sih?? *ngitung jari* ya sekitar setengah 3 pagi lah kira2 (kalo ga salah itung)

2. dan ‘cerita’ pun dimulai pada nomer 3

3. setengah jam setelah berangkat (sekitaran purwokerto) tiba-tiba mesin ngadat. entahlah apa itu yg rusak, pokoknya si sopir bilang mobil harus diganti. yaudah deh pak, saya ikut aja.

4. balik ke kantor travel, nunggu setengah jam lagi. mobil dateng, berangkat lagi kita.

5. kira-kira 2,5 jam stelah pemberangkatan kedua, sampe di tempat antah berantah (kiri toko2 yg udah tutup, kanan jalan rame yg gelap) kopling mobil ngadat. dan lagi-lagi sopir bilang GANTI MOBIL !

6. entah kenapa habis telpon kantor minta ganti mobil, si sopir lari ga jelas kaya orang ketakutan habis liat setan.

7. henpon pak sopir ditinggal di mobil, pas bunyi mau ga mau saya yg ngangkat. “pak ini bukan sopir, saya penumpang | sopirnya kemana? | lari pak | waduh | trus gmn nih pak? | nanti kami kirim mobil lagi” . weeh, ngirim mobil lg?  posisi @ 2,5 jam dari kantor travel —> 2,5jam nunggu mobil baru dateng. -____-’

8. eh, pak sopir ternyata dateng bawa temannya. jadi nomer 6 itu bukan dikejar setan, tapi ngejar teman.

9. hasil dari ngejar teman ternyata nihil, mobil tetep harus diganti. sia-sia, si teman berjalan dengan muka tertunduk lesu dan kecewa *yg ini lebay

10. 2,5 jam itu gak sebentar lho, makanya tidur  adalah solusi terbaik mengingat salon yg ada di sebelah kiri tutup.

11. tiba-tiba *jeng-jeng* mobil penyelamat pun datang. harapan pun datang membumbung tinggi, sampe di jakarta beberapa saat lagi.

12. karna udah terlalu capek, tidur dilanjut lagi. mereka tidur tapi saya setengah tidur. setelah beberapa jauh, keadaan hujan juga, mobil minggir di tepi. wiper mobil rusak. benerin bentar, untung langsung bisa lagi.

13.tak lamaaaaaaaaaa, mobil menepi lagi. AC mobil berhenti menghantarkan dingin. mobil berubah menjadi sauna berjalan. pak sopir melakukan pertolongan pertama pada AC, namun terlambat, AC tidak tertolong. solusi : buka kaca mobil.

14. okelah, perjalanan dilanjut lagi. entah selang berapa lama, mobil berhenti lagi. kali ini yang menjadi korban adalah ban. yaa, tahu lah masalah ban itu apa. lama nyopot dan ganti ban = 30 menit.

15. mobil minggir lagi, nambel ban yang bocor tadi. perkiraan waktu kurang lebih 45 menitan lah.

16. akhirnya, kotak beroda empat ini kembali berjalan dari kilometer satu ke kilometer lain sampe kira-kira pukul 06.00 waktu indramayu. pada jam dan tempat tersebut kami istirahat untuk mengeluarkan apa yg harus dikeluarkan. setelah selesai, tariiiikkk maaang, mobil berjalan. baru 10menitan mobil minggir lagi. kali ini masalah ada di kipas mesin. sehabis pak sopir utak atik uplek-uplek mobil bisa jalan lagi dengan catatan “mas, kita jalannya pelan2 ya, soalnya kipasnya takut patah trus ga bisa jalan” maaaakkk *jedotin kepala temen ke pintu mobil*

17. baru juga ngesot bentar, eh mobil terpaksa harus masuk ke pit stop lagi. masalah yg sama, tapi solusi yang beda. “mas, saya tak beli tali kipasnya dulu ya | di mana pak? | di sana | jauh gak?| kira-kira 3 kilo lah | *speechless “

18. akhirnya terjadilah episode kedua sopir meninggalkan penumpangnya di pinggir jalan. kami berdoa semoga pak sopir bukanlah bang toyib yg gak pulang-pulang. amin.

19. hampir putus asa, akhirnya saudara-saudara, pak sopir datang dengan wajah berbinar-binar dan senyum tersungging tertentenglah sebuah plastik hitam, yang saya kira burger dari sebuah resto siap saji, ternyata adalah tali kipas *sigh*. tp gapapa, yang penting pak sopir bukan bang toyib.

20. selanjutnya dilakukanlah ritual bongkar-membongkar, ganti yang lama dengan yang baru dan pasang memasang. hasil, mobil bisa berjalan lagi :-) *joget2 di pinggir mobil

21. Alhamdulillah, setelah itu gak ada masalah lagi. perjalanan ke jakarta lancar jaya sodara-sodara !!! yiiihaaaa

22. akhirnya sampe dikosan pukul 13.30 waktu indonesia bagian senen. berarti, perjalanan plus “istirahatnya” = 19jam (kalo ga salah itung make tangan)

hahahaha, aneh juga sih, bisa beruntung banget kita. kalo kata d’bagindas ” bertubi-tubi sakit yang kurasakan ” *tepok jidat*

yaa, dibalik semua hal yang menimpa kita, hal-hal seperti inilah yang akan menjadi kesan. hal-hal yang akan sangat menarik untuk diceritakan kembali ke anak cucu kita ketimbang ” nak, dulu papa ranking satu lho di kelas pas SD | jumlah muridnya berapa pah? | 12 orang | oooohhhh | ” hahaha

jadi, apa cerita kalian buat anak cucu??


taken from: http://yanuariwan.wordpress.com/


*so sorry to hear that, kawan.. hihi



Kamis, 14 Oktober 2010

(FF lagiiiiiii) Patah hati



Lelaki di hadapanku tak henti-hentinya tersenyum. Wajahnya sumringah. Sepanjang jalan pagi ini dia bersenandung tak henti. Aku yang melihatnya ikut merasa bahagia. Langit cinta sedang menaungi hatinya. Dan sekuntum mawar merah yang menjadi saksinya.

Tiba-tiba saja lelaki muda itu grogi. Salah tingkah. Keringat dingin. Aku ikut berdebar-debar melihatnya.

“ Mmm…. Rie..aku sayang kamu. Maukah kau menjadi kekasihku?”


Hening
.
.
.
.
.
.
.
.

“ Aku tak suka kamu!!”


Braakk!!!

Mawar itu dilemparnya ke tepi jalan. Lalu sang gadis pergi meninggalkan lelaki muda yang kini pias wajahnya, tak dapat menyembunyikan keterkejutan.

Dan aku sang mawar, ikut menangis di tepi rerumputan. Di kubangan, bekas hujan tadi malam....










*terinspirasi dari FFnya mbak laras (kalau tidak salah). Lagi nyari linknya



Rabu, 13 Oktober 2010

(Latihan bikin FF lagi) Cemburu

Latihannya gagaaaaallll
Nggak bisa memangkas kalimat, huhuu..
tapi, dibuang juga sayang
yasudahlah, dipublish aja sekalian

***






Aku memandangmu lekat-lekat. Suamiku sayang, suami paling tampan sedunia. Kubelai wajahmu. Kapan pertama kali kita bertemu ya, Ayah? Mm… sebelas tahun yang lalu. Saat pertama kali aku masuk kantor. Saat itu kita berkenalan. Saat itu juga aku begitu terkesan denganmu.

Kuusap alismu, kukecup keningmu. Kau tidak pernah berubah Ayah, masih tetap gagah seperti dulu. Aku ingat betapa dulu para gadis tergila-gila padamu. Tapi kenapa kau memilihku yang biasa-biasa saja ini untuk jadi pendampingmu?

Wajahmu begitu tenang.. tidurmu pulas sekali, Ayah. Apa kau mimpi indah di sana?


Aku masih membelai wajahmu. Tidak pernah ingin kebersamaan ini berlalu cepat-cepat.

“Ayaaah…. Hiks! Hiks!”

Aku melotot pada sosok mungil yang meringkuk di sudut kamar.

“Ssssstttt!! Diam sayang. Ayah sedang tidur! Jangan berisik!”

Ayah…. dulu kau sangat mencintaiku. Tiap hari aku dimanja, tiap hari aku disayang. Setiap hari, Ayah. Tapi kenapa kau berubah??? Apa aku sudah tidak cantik lagi?? Kenapa??

Aku mengkeret. Menjauh dari tubuh itu. Teringat bagaimana kemarin. Kau, yang sangat kusayang, tersenyum di depan pintu rumah kita kepada seorang wanita cantik. Siapa dia, ayah? Kenapa kau mengijinkan seorang wanita masuk ke rumah kita sementara aku tidak ada di rumah? Kenapa, sayangku??? Badanku bergetar hebat. Tanganku semakin kuat menancapkan pisau itu di dadamu. Darah semakin mengucur deras, membasahi seprai putih ini.

***

“ Ssst.. kasihan Ibu itu. Katanya, dia membunuh suaminya karena cemburu”

“ Masa sih? Ibu itu, yang cantik?”

“ Iya. Katanya sih, dia cemburu sama guru les anaknya sendiri. Anaknya tiba-tiba sakit di tempat les, lalu dianter pulang sama gurunya. Eh, Ibu itu ngira suaminya selingkuh sama sang guru tadi. Sang ayah dibunuh di depan anaknya.. dan sekarang, Ibunya jadi kayak gitu deh. Stress!”

“Kasihan ya? Ckckck”

Aku memandangi dua orang suster tadi dengan galak. Apa liat-liat???!! Naksir dengan suamiku juga??

Sayang suster-suster muda itu segera berlalu begitu melihatku memandang galak ke arah mereka. Hihii… rasainnn! Makanya, jangan naksir suami orang!! Iya kan sayang? Kataku sambil mengecup foto di pigura yang selama beberapa minggu ini tak pernah lepas dari genggamanku. Di sana suamiku tersayang terlihat tampan sekali.

Senin, 11 Oktober 2010

Pemanasan-Latihan Bikin FF (bukan untuk lomba)

Drrrtt….drrrttt..

Panggilan masuk dari Mas Irfan, suamiku

“Assalamualaikum…?”

“Walaikumsalam. Dek, kamu dimana?”

“Kantor Mas. Kenapa?”

“Kamu ke Rumah Sakit Pelita Harapan bisa? sekarang?”

Lututku lemas

“Kenapa Mas?”

“Ibu jatuh di kamar mandi. Sekarang ada di UGD. Ke rumah sakit ya sekarang?”

Klik. Telepon ditutup.



Aku berucap istighfar berulang kali. Kumasukkan barang-barangku ke dalam tas, lalu menghadap Pak Boss. Minta ijin pulang awal.



Di dalam taksi

Drrrrtt… Drrrttt….

1 message received dari mas Irfan

Smpe mn Dek? Mas udh mw nyampe

Br naik taksi mas



Aku setengah berlari menuju ruang gawat darurat. Tak sabar ingin melihat keadaan Ibu mertuaku. Ya Allah..semoga Ibu tidak apa-apa.

Di depan UGD, kulihat Bapak mertua dan dua saudara iparku berkumpul. Adik iparku tersedu begitu melihatku. Aku mendekati bapak.

Bagaimana kondisi Ibu, Pak?

Ibu nggak kenapa-napa Nak. Sudah agak baikan,” jawab Bapak sambil menghela napas panjang.

Syukurlah. Mas Irfan dimana Pak? Tadi katanya dia sudah hampir sampai,” tanyaku.

Bapak menatapku. Dua adik iparku semakin tersedu.


Nak, yang sabar ya…

aku memandang penuh rasa ingin tahu

Mas Irfan…mengalami kecelakaan di jalan.”

seluruh persendianku lemas

“Mobilnya ditabrak truk…

mataku berkunang-kunang

Sabar ya Nak….”

Dua adik iparku mendekapku, tangis mereka meledak.
Aku jatuh tak sadarkan diri


Rabu, 06 Oktober 2010

Andai ada pintu ke mana saja........




Mungkin aku sudah menuju ke tempat kau sekarang berada...







*tulisan iseng.ditulis karena tergelitik melihat gambar di atas :p

GREAT decision, GREAT thinking



Hal pertama yang sangat ingin saya lakukan di kantor pagi ini adalah menulis. Oleh karena itu, setiba di meja, dan setelah menyelesaikan sisa pekerjaan kemarin sore-sementara orang-orang baru mulai berdatangan ke kantor-saya segera duduk manis di depan komputer.

Berawal dari pertanyaan suami tadi malam: “Kita, sampai kapan ya tinggal di Jakarta?”

Saya hanya menoleh dan menampilkan wajah ingin tau. Dia kembali berbicara, Kamu nggak bisa pindah ya?”

“Bisa. Tapi, nggak tau deh,” kata saya penuh ketidakyakinan. “Mungkin, sepuluh tahun lagi?” saya berkata lagi sambil menoleh ke arahnya.

“Bosen. Jakarta macet banget,” katanya sambil menghembuskan napas. Dan perbincangan kami mengenai Jakarta pun berakhir.

Ternyata, tadi pagi sebelum berangkat ke kantor, suami saya melanjutkan pembicaraan mengenai hal itu lagi.

“ Kemarin itu, dapat tawaran buat pindah ke Semarang,” katanya.
“ Oooh… terus?” tanya saya.
“ Sebenernya, kalau di swasta, tawaran pindah ke daerah itu kesempatan emas.”
Suami saya memang bukan PNS. Dia pegawai salah satu bank swasta dan bekerja di kantor pusat.
“ Itu kesempatan untuk masuk ke level manajerial.”
Dulu, sebelum menikah, suami saya pernah mendapat tawaran untuk pindah ke Bogor. Tapi dia menolaknya karena rencana pernikahan itu. Dan kemarin, dia mendapat tawaran lagi. Pindah ke Semarang. Saya hanya diam. Sungguhpun, saya tidak berniat menghalang-halangi kalau dia ingin mengejar karirnya.

“ Tapi ini yang terbaik dari Allah ya?” katanya. “Lagian, aku kan masih kuliah. Sayang, masak ditinggal begitu aja. Trus, kalau kamu nanti ditinggal, bisa-bisa nangis terus.” Saya hanya memonyongkan bibir.

“ Mungkin, nanti bisa dipertimbangkan lagi ya, kalau udah selesai kuliahnya?” katanya lagi.

“ Iya,” jawab saya sambil tersenyum.

Suami saya, insya Allah, kalau lancar dan tidak ada halangan, lulus pertengahan tahun depan. Mau tidak mau, saya berpikir. Andai dia memang berniat pindah, lantas apa yang akan saya lakukan?

Pertama, saya bisa keluar (???) dari PNS-yang mungkin baru saja saya dapatkan SKnya pada saat itu-dan mengikutinya pindah. Mungkin saya bisa melanjutkan kuliah saya sementara dia bekerja. Lalu setelah lulus, saya bisa melamar pekerjaan lagi di suatu tempat entah dimana. Tapi, hei? Tidakkah saya sayang? Saya keluar dari pekerjaan  ini begitu saja, sementara beribu-ribu orang berlomba-lomba mendapatkan apa yang saya dapat sekarang?

Atau, yang kedua, saya tetap tinggal di Jakarta, sementara suami tinggal di daerah. Long Distance Marriage?? Saya miris membayangkannya. Ditinggal pergi ke Jogja (mulai hari ini) selama lima hari saja membuat saya hampir mewek tadi pagi (lebay yah??). Apalagi hubungan jarak jauh?

Opsi yang ketiga adalah pindah instansi. Dan ini yang paling menenangkan di antara semua pilihan sebelumnya. Tapi, bisakah? Dan kalaupun bisa, tidakkah memakan waktu yang lama dengan prosedur yang berbelit-belit??

Dan entah kenapa, walaupun itu hanya perbincangan sekilas sebelum memulai aktivitas, saya terus-menerus memikirkannya. Bagaimana kalau benar-benar pindah? Pasti akan jadi hal yang sangat mengharukan kalau tiba saatnya saya berpisah dengan teman-teman kantor. Ah, saya benci perpisahan. Apalagi saya mulai mencintai tempat ini.

Setidaknya, saya masih punya cukup waktu untuk memikirkannya lagi. Dan semoga, kalau saat itu benar-benar datang, saya bisa memberikan keputusan terbaik.



*gambar dari sini

Selasa, 05 Oktober 2010

Puisi Rindu (bukan untuk lomba :p)



Kukata rindu
..

Seperti sebaris sempurna lengkung pelangi
Yang sabar menanti hujan di penghujung hari
Sehingga kau merona, menyemburat merah di pipi

Kukata rindu..

Seperti bilah-bilah cahaya mentari
Yang jatuh berderap-derap di balik jendela tiap pagi
Sehingga kau tersenyum cerah menyongsong mimpi

Kukata rindu..

Mungkin juga seperti rintik hujan yang turun menyapa bumi
Memercik, mengalir
Membuat kau tersedu di sudut sepi


Kukata rindu..
Walau diam tak bersuara

Kukata rindu ..
Walau hening tak bicara

Kukata rindu..
Walau tiada rasa bermuara

dan…
 
Lirih syahdu
Meranggas membisu, sampai lidah ini kelu
Kukata rindu..








































Mungkinkah kau tau?

 


...

Senin, 04 Oktober 2010

Tips Istri Agar Menjadi Pusat Perhatian Suami

*tak sengaja waktu buka-buka fb, kepentok judul note yang menarik.setelah ditelusur, sampailah pada artikel di bawah ini.silakan menikmati.semoga bermanfaat :)
  





Seorang psikoterapis Doris Helmering menuturkan, “Wanita biasanya memiliki teman wanita yang akrab. Teman terdekat laki-laki umumnya adalah istrinya. Ini berarti, relasi harmonis dalam kehidupan rumah tangga sangat penting bagi laki-laki.”

Suatu hal yang telah cukup dikenal –baik dari sisi sosiologi maupun psikologi— semakin bertambah kedekatan seorang istri dengan suaminya, maka kebahagiaan keduanya akan semakin bertambah. Disebutkan bahwa, menurut para suami, faktor kebahagiaan rumah tangga adalah istri yang menjadi pendamping terbaik bagi mereka.

Dalam bukunya Menyelami Hati Wanita, Abdul Mun’im Qindil menyatakan bahwa untuk menjadi pendamping terbaik bagi suami, berarti istri harus berusaha menjadi pusat perhatian suaminya, dengan senyum manis senantiasa terkembang, pandangannya hangat penuh cinta dan tutur kata lembut penuh kemanjaan.

Dia harus selalu berusaha menjadi seorang bidadari di rumahnya. Tubuhnya harum mewangi, wajahnya cerah, perilakunya lembut, dan tutur katanya mendatangkan kedamaian di hati, sehingga suami benar-benar merasa bahwa rumahnya adalah surga yang penuh kenikmatan dan kesenangan.

Dia bagaikan bunga yang segar dan menyejukkan mata. Hatinya bening sebening mata air pegunungan. Senyumannya manis semanis telaga madu. Wajahnya terang secerah bulan purnama. Jika suaminya sakit, dia menjadi dokter pribadinya yang senantiasa setia menemaninya. Jika dunia gelap di matanya, dia menjadi pelita yang siap menerangi jalannya. Jika suami kehausan, dia menjadi pelepas dahaga yang menyejukkan. Pokoknya, apa pun yang dilakukannya selalu menebarkan pesona di mata suaminya. Kelemahlembutannya dalam memperlakukan suaminya sama dengan perlakuannya terhadap teman-teman dekatnya, penuh keakraban dan senda gurau.

    …Untuk menjadi pendamping terbaik bagi suami, istri harus berusaha menjadi pusat perhatian suaminya. Dia harus selalu berusaha menjadi seorang bidadari di rumahnya…

Jadi, bagaimanakah caranya agar Anda menjadi pendamping terbaik suami? Di bawah ini adalah beberapa tips penting agar Anda bisa menjadi pusat perhatian suami, sebagaimana dinyatakan Muhammad Kamil Abdul Shamad dalam bukunya Haqa`iq Taghfulu ‘Anha Az-Zaujat:

1.  MENJAGA PERASAAN SUAMI

Peduli terhadap kebahagiaan suami dan mampu memperlihatkan serta menghormati cintanya merupakan fondasi keharmonisan sejati. Psikolog Marlin Roman menyatakan, “Manusia menyenangi orang yang bisa menjadikannya senang. Inilah yang harus diperhatikan dalam pendidikan dan pelatihan.”

Ketika Anda merasa tidak nyaman dan membenci teman Anda, maka Anda bisa saja menghentikan interaksi dengannya, sampai rasa benci itu hilang. Namun dengan suami, Anda tidak bisa menghentikan interaksi Anda dengannya. Sebesar apa pun kebencian Anda kepada suami, hanya karena dia mengabaikan beberapa hal yang sepele, maka Anda harus tetap berada di sisinya. Anda harus bersamanya ketika makan, bersenda-gurau dengannya, dan lain sebagainya.

2.  BERSABARLAH

Keberadaan Anda sebagai partner suami menuntut Anda untuk bersabar dalam segala hal. Rasulullah bersabda, “Orang muslim jika dia bergaul dengan manusia dan bersabar atas gangguannya, maka dia lebih baik daripada orang muslim yang tidak mau bergaul dengan manusia dan tidak bersabar atas gangguannya.” (HR. At-Tirmidzi: 2431, dishahihkan oleh Al-Albani. Lihat: Shahih Al-Jami’: 6651)

Ada sebuah kisah menarik tentang hal ini.

Pada zaman Khalifah Al-Manshur, salah seorang menterinya, Al-Ashma'i, melakukan perburuan. Karena terlalu asyik mengejar hewan buruan, dia terpisah dari kelompoknya dan tersesat di tengah padang sahara.

Ketika rasa haus mulai mencekiknya, di kejauhan dia melihat sebuah kemah. Terasing dan sendirian. Dia memacu kudanya ke arah sana dan mendapati seorang penghuni wanita muda dan jelita. Dia meminta air. Wanita itu berkata, “Ada air sedikit, tetapi aku persiapkan hanya untuk suamiku. Ada sisa minumanku. Kalau engkau mau, ambillah.”

Tiba-tiba wajah wanita itu tampak siaga. Dia memandang kepulan debu dari kejauhan. “Suamiku datang,” katanya. Wanita itu kemudian menyiapkan air minum dan kain pembersih. Lelaki yang datang itu lebih pas jika disebut “bekas manusia”. Seorang tua yang jelek dan menakutkan. Mulutnya tidak henti-hentinya menghardik istrinya. Tidak satu pun perkataan keluar dari mulut perempuan itu. Dia membersihkan kaki suaminya, menyerahkan minuman dengan khidmat, dan menuntunnya dengan mesra masuk ke kemah.

Sebelum pergi, Al-Ashma'i bertanya kepada wanita itu, “Engkau muda, cantik, dan setia. Kombinasi yang jarang sekali terjadi. Mengapa engkau korbankan dirimu untuk melayani lelaki tua yang berakhlak buruk?”

    …Rasulullah bersabda bahwa agama itu terdiri dari dua bagian: syukur dan sabar…

Jawaban wanita itu mengejutkan Al-Ashma'i. Perempuan tersebut berkata, “Rasulullah bersabda bahwa agama itu terdiri dari dua bagian: syukur dan sabar. Aku bersyukur karena Allah telah menganugerahkan kepadaku usia muda, kecantikan, dan perlindungan. Dia membimbingku untuk berakhlak baik. Aku telah melaksanakan setengah agamaku. Karena itu, aku ingin melengkapi agamaku dengan setengahnya lagi, yakni bersabar.”

3.  PELAJARI BAHASA SUAMI

Laki-laki akan tetap berbicara tentang dirinya saat menceritakan pekerjaannya. Berbeda dengan keyakinan yang membudaya, bahwa laki-laki bicara mengenai dirinya melalui obrolan mengenai pekerjaannya. Istri harus paham ketika suaminya bercerita tentang pekerjaannya, maka sebenarnya dia juga sedang berbicara mengenai masalah-masalah pribadi yang sangat dalam.

Suami, misalnya, pulang ke rumah sambil marah-marah karena pimpinannya di kantor kurang menghargai kerja keras yang dilakukannya. Penyebab yang sebenarnya dia bersikap seperti itu mungkin karena dia takut pekerjaannya belum optimal. Jika Anda langsung menimpalinya dengan menyaranka agar dia siap menghadapinya, bisa menimbulkan reaksi yang tidak Anda harapkan dari dia, yaitu dia malah tidak mau bicara.

Maka sebaiknya Anda tidak bersikap seperti itu, tetapi ciptakanlah suasana lembut yang membuatnya lebih siap untuk menceritakan permasalahannya itu. Artinya, yang perlu Anda lakukan adalah diam mendengarkan ucapannya penuh konsentrasi. Karena pilar pertama relasi adalah mau mendengarkan.

    …Islam telah menjadikan ketulusan seorang istri terhadap suaminya setara dengan jihad fi sabilillah dalam hal ganjarannya…

4.  JANGAN MENAMBAH MASALAH

Terkadang, ketika teman Anda menghadapi masalah, mungkin Anda bisa menghadirkan kelembutan dan rasa simpati. Dengan demikian Anda telah membantu mengurai benang kusut permasalahan yang dihadapinya. Namun, tatkala suami Anda berada dalam kesulitan, Anda justru berbuat kebodohan yang menambah dia gelisah dengan menyampaikan pertanyaan-pertanyaan yang membebani, seperti: “Mengapa itu terjadi?”, “Apa yang akan engkau perbuat?”, dan lain sebagainya. Anda menyampaikan pertanyaan tersebut karena mengira cara itu adalah bentuk kepedulian kepada suami.

Namun sejatinya, dengan pertanyaan itu, Anda menuntut suami agar meyakinkan Anda bahwa segala sesuatu akan berjalan sesuai yang diinginkan. Hal ini menyebabkan dia menyesal telah memberi kepercayaan kepada Anda.

Suami selalu mengatakan, “Saya tidak suka menceritakan urusan pekerjaan kepada istri saya. Jika saya melakukannya, justru saya tidak dapat menuntaskan masalah yang saya hadapi.” Oleh karena itu, alangkah baiknya jika Anda mau menahan perasaan. Benar, cinta Anda begitu besar kepada suami, tetapi Anda gagal menjadi pendamping terbaiknya, karena cinta saja tidaklah cukup. Relasi harmonis sejati akan mendatangkan keintiman yang penuh dengan dinamika. Inilah yang membuat pernikahan menjadi sesuatu yang agung.

Istri muslimah yang shalehah hidup dengan suaminya sepenuh hati, sepenuh perasaan, sepenuh jiwa dan raganya. Perasaan dan pikirannya tidak pernah lepas dari pasangannya. Bukankah Islam telah menjadikan ketulusan seorang istri terhadap suaminya setara dengan jihad fi sabilillah dalam hal ganjarannya? Seorang istri bisa menadapatkan pahala ash-shiddiqin (orang-orang jujur dan tulus) jika selalu jujur dalam tindakan dan ucapannya. Dia juga bisa mendapatkan pahala al-abrar (ahli kebajikan) jika mampu memenuhi semua kewajiban terhadap suaminya. Dia juga bisa mendapatkan pahala asy-syuhada jika ia mampu melewati kesulitan dalam mengurus suami dan anak-anaknya.

    …Rumah tangga yang baik bukanlah yang dipenuhi dengan perabotan mewah dan modern. Tapi rumah tangga kebahagiaan yang mampu menyatukan banyak hati yang disinari cinta dan kasih sayang, keserasian, kesetian, dan ketulusan untuk hidup berbagi suka dan duka dalam segala suasana…

Wanita memiliki kemampuan luar biasa dalam menciptakan kehidupan yang baik. Jika dia memiliki impian untuk menyulap rumahnya menjadi kebun surga yang indah, pasti dia mampu melakukannya dengan sedikit biaya. Rumah tangga yang baik bukanlah rumah yang selalu dipenuhi dengan perabotan mewah dan modern. Tapi rumah kebahagiaan adalah yang mampu menyatukan banyak hati yang disinari cinta dan kasih sayang, keserasian, kesetian, dan ketulusan untuk hidup berbagi suka dan duka dalam segala suasana. Betapa besar perhatian Islam dalam urusan cinta! [ganna pryadha/voa-islam.com/dbs]



*artikel di atas dapat dilihat di sini

Sabtu, 02 Oktober 2010

Becak Jember

Becak di jember modelnya sedikit berbeda dengan becak di purbalingga. Lebih terbuka, dan tanpa penutup muka di bagian depan.
Jadi, kalau naik, rasanya pemandangan terbuka lebar di depan mata.

Semalam, seusai kondangan di tempat salah seorang saudari, saya dan suami hendak pulang ke penginapan. Menunggu angkot tak kunjung dtg. Menanti taksi tak ada yg lewat.

"Mau nggak, kalo naik becak?" tawar ayah sang mempelai.
Saya langsung pasang tampang sumringah.
"Dia tadi pas di jalan lihat becak juga katanya mau naik becak," kata suami sambil melihat saya yg kegirangan.

Asiiik!

Akhirnya, kami naik becak. Dg dandanan rapi jali ala orang mau kondangan, kami ketawa-ketiwi di atas becak.
Becak melaju di jalanan kota Jember menuju alun-alun. Dan saya terheran2. Kota ini sungguh amat sangat ramai sekali. Jalanan2, alun-alun. Padahal sdg tidak ada event apapun. Tapi orang2 seakan-akan tumplek blek di pusat kota. Ada yg olahraga, makan (semmmuuaa pusat jajanan ramai oleh manusia), nongkrong2 ga jelas, dan banyak juga yg pacaran (anak kecil boo, berderet dpinggir alun2 sambil slg berpeluk pinggang.hiiy)

Puas muterin alun2, kami pulang ke penginapan. Lagi2, naik becak lagi. Romantis euy! Haha.. ;)

Jumat, 01 Oktober 2010

Nasehat Ibunda






























Malam akhir pekan kemarin , sebelum pulang kembali ke Purbalingga setelah mengantarkan anak sulungnya memasuki kehidupan baru di Jakarta, saya dan Ibu sempat berbincang. Percakapan singkat antara Ibu dan anak.

Ibu: "Yang hati-hati ya di Jakarta.. Ibu ngeliat Jakarta ini kok... serem.. ish.."

Anaknda: "Serem kenapa?"

Ibu: "Glamour.."

Ananknda: "Maksudnya?"

Ibu: "Kalau liat mobil-mobil di jalanan itu lho.. Ya Allah..jalanan kok kayak gitu.."

Anaknda: (masih bingung) "Trus emang kenapa?"

Ibu: "Ya kayak gitu itu. Orang-orang di jalanan sibuk mengejar dunia.."

Ananknda: (diam)

Ibu: "Kayak kamu juga itu kemaren sama Mas Ut, sampe nggak sempet sholat. Sholatnya di pom bensin.." (hari sebelumnya kami memang sempat pergi ke rumah saudara)

Anaknda: (diam sambil mengangguk-angguk)

Ibu: "Hati-hati bener yaa?"

Anaknda: (mengangguk-angguk)


Ibuu.... huhu.... Doakan anakmu di sini T_T




*gambar dari google

Kamis, 30 September 2010

Mau tubuh ramping???


KOMPAS.com
- Konsistensi untuk menjalani pola makan sehat memengaruhi program diet Anda. Displin diri menjadi tolok ukur keberhasilannya. Untuk memudahkan Anda menjalani diet, ubah kebiasaan di rumah, terutama di dapur, agar Anda lebih sering bertemu dengan makanan sehat daripada makanan yang merusak diet.

1. Letakkan sayur dan buah paling depan
Pilih posisi paling mudah dilihat untuk meletakkan buah dan sayur. Apakah di meja makan, atau lemari es, selalu pastikan buah dan sayur yang akan Anda temui pertama kali.

"Makanan yang diletakkan terdepan itulah yang akan Anda pilih untuk dikonsumsi," kata Brian Wansink, PhD, direktur Food & Brand Lab, Cornell University, Ithaca, New York.

Diet Anda akan sukses dengan selalu menempatkan sayuran di bagian tengah lemari es di rumah. Jadi saat Anda membuka pintu lemari es, makanan sehat inilah yang pertama kali terlihat. Pilih buah atau sayur yang mudah dimakan, seperti wortel atau berbagai jenis berry.

2. Beli makanan dalam jumlah kecil
Membeli makanan dalam porsi besar memang memungkinkan Anda mendapat diskon atau harga yang lebih murah. Cara ini boleh jadi mengurangi pengeluaran Anda, namun sangat bisa menambah asupan kalori. Karena menurut studi yang diadakan Wansink, orang cenderung akan mengonsumsi makanan lebih banyak dengan persediaan melimpah. Sedangkan dengan stok makanan yang sedikit, orang cenderung mengurangi jumlah konsumsinya. Ini artinya, membeli makanan dalam porsi kecil sama dengan mengurangi asupan kalori dalam tubuh.

3. Gunakan alat makan berukuran kecil
Orang cenderung menyesuaikan porsi makan dengan perangkat makannya. Jika Anda menggunakan piring berukuran besar, semakin banyak pilihan makanan yang Anda ambil dan semuanya habis dikonsumsi. Semakin kecil ukurannya, Anda pun mengurangi porsi makan dari biasanya.

4. Jangan sajikan semua makanan di atas meja
Model hidangan seperti restoran padang yang menyajikan semua lauk di atas meja, sangat menggoda. Bagi yang tak disiplin dengan dirinya, setiap lauk yang mengundang selera akan diambilnya. Cara ini jelas merusak aturan pola makan Anda untuk mendapatkan tubuh ideal.

Wansink, dalam penelitian pendahuluannya, menunjukkan perempuan makan lebih sedikit dengan satu piring makan berisi lauk daripada gaya makan dengan semua lauk tersaji di meja.

5. Tambahkan bunga di atas meja makan
Aroma bunga mengalihkan selera makan Anda. Menghirup aroma bunga yang mengalahkan aroma masakan mengurangi selera makan, demikian menurut hasil sebuah penelitian. Lilin beraroma juga bisa menjadi alternatif pengganti bunga untuk mengurangi nafsu makan Anda.

6. Buat cahaya temaram
Cahaya terang mendorong Anda makan cepat. Anda mudah lapar dengan cara makan yang cepat, bukan? Sebaiknya ganti lampu di meja makan Anda dengan cahaya yang lebih redup.

link: http://female.kompas.com/read/xml/2010/10/01/09145283/Kebiasaan.di.Rumah.yang.Bikin.Tubuh.Ramping-12


*lama ga posting blog..sementara, copas2 dulu deh :p

Kamis, 02 September 2010

The Story of Invitation



Undangan Andiah-Uut

Akhirnyaa... kemarin yang dinanti-nanti datang juga. Berawal dengan sapaan Pak Pos yang melongokkan kepala ke dalam ruangan kantor, diikuti dengan pandangan penasaran seorang gadis manis *itu saya, itu saya!!* melihat paket yang dibawa pak Pos.

Laluu... "Ibu Andiah di sini?"

dan paket pun segera berpindah tangan. 
Dan setiap kali ada orang melihat bungkusan kardus itu, kata-kata yang keluar adalah: " Waah, apa tuh??!" Ada yang bilang seperangkat alat sholat-lah, ada yang bilang mas kawin-lah, ada yang bilang baju pengantin-lah, dan ada juga yang menebak dengan benar: undangan. Tapi saya mematahkan semua tebakan asal-asalan itu dengan tertawa manis dan sebuah pernyataan: "Yee.. orang isinya makanan kok!" Ups, boong deh! Tapi boong becanda jadi ga pa pa kan? Lagian saya juga lagi ga puasa *dwooohh..

Oya, kisah selanjutnya adalah mengenai perjuangan saya membawa paket yang sudah dinanti-nantikan itu pulang ke kosan. Di tengah hujan deras, di antara deru bajaj yang saya naiki, seorang pengendara motor dengan santainya ngebut di sebelah kiri bajaj. Dan yang terjadi adalah.... BYUUUURRR!!! Bayangkan! Padahal saya naik bajaj! Naik bajaj, saudara-saudara! Tapi kenapa saya masih kuyup kena cipratan air dari pengguna jalan raya yang tidak berperasaan ngebut saat hari hujan??? Kenapa, oh kenapa??!! Nilai moralnya adalah: jangan naik bajaj saat hujan deras *piss buat para tukang bajaj

Dan karena sudah telanjur basah, jadilah saya hujan-hujanan sekalian. Setelah naik bajaj, saya ngojek. Maklum, jalan masuk gang sempit, jauh, dan tangan saya tidak muat membawa barang-barang itu:  tas tangan, kardus, dan sepaket cokelat buat lebaran. Sampai di depan pintu kos, disambut oleh mbak asisten rumah tangga Ibu kos yang histeris melihat saya kuyup dari atas sampai bawah. "Kenapa nggak minta dijemput  di depan gang aja Mbak??" Hihi...

Masih dalam kondisi basah-basahan, saya dengan tidak sabar membuka bungkusan yang sudah sukses bikin saya penasaran setengah harian itu. Dan taraaa.... segepok undangan berwarna keemasan pun ada di pelukan saya *cieeh

Overall, lumayan puas dengan undangannya. Sederhana. Sangat biasa. Sebenernya si saya pengennya undangan yang hardcover, tapi Mas itu dan Ibu bilang nggak usah. Nggak boleh malah katanya. Mahal-mahal buat apa? Ya sudah, saya manut saja. Sempat membanding-bandingkan dengan undangan-undangan yang masih bertebaran di kosan. Bagus-bagus. Melihat ke undangan sendiri. Ini juga bagus kok, dan hemat *mencoba berpikir efisien. Uangnya bisa dipakai untuk yang lain-lain. Buat apa bikin undangan mahal-mahal?

Selanjutnya, mencetak list nama dan menyebarnya wiken ini. Momennya sedikit kurang pas. Saya yakin sudah banyak yang mudik. Tapi nggak papa, harus tetep semangat!

H-15


*postingan blog tertanggal 2 September 2010

Rabu, 01 September 2010

Menunggu yang tak pasti

Yep. Menunggu itu salah satu pekerjaan yang tak menyenangkan bukan? Dan itu yang sedang saya lakukan beberapa hari ini. Menunggu paket kiriman pos. Paket yang sangat penting. Yang akan menentukan kelangsungan masa depan saya *lebaiiiiii.... Paket itu adalah......... paket undangan pernikahan!!! *nah loh, penting kan??!!

Oke, let us see.. H- berapakah ini?? kalo dihitung secara penanggalan kalender si, ini adalah H-17. 17 hari lagi!! Well, dan undangan masih berada di tempat antah berantah antara Purbalingga-Jakarta *Ya Allah, semoga paket itu sampai dengan selamat.. aamiin...

Dan kesibukan selanjutnya akan menyusul setibanya paket itu sampai di tangan: melabeli dan mengirimnya. Semangat, semangat! Paket, cepatlah kau datang. Penasaran sama fisik undangannya =P


*bukan undangan sebenarnya



*postingan blog tertanggal 1 September 2010

Rabu, 25 Agustus 2010

(Lomba FF) Paskibraka




Ada genangan kristal sebening embun kulihat di kedua mata tuanya yang tak henti-henti menatap layar kaca.

"Pengibaran Bendera Merah Putih"

Suara protocol upacara pengibaran bendera di Istana Negara terdengar merdu menggelegar

Barisan paskibraka berderap maju. Gagah sekali.

“Sstt.. Anaknya yang mana?” Mas Rian berbisik di telingaku. Aku menggeleng sambil menaikkan jari telunjuk ke bibir, “Jangan berisik!”

Dulu aku pernah bermimpi, menjadi salah satu yang berdiri dengan bangga di dalam barisan itu. Berderap-derap maju di hadapan Presiden, para menteri, dan tamu kenegaraan. Tapi ada daya, mimpi tinggallah mimpi. Seleksi paskibra saat SMA saja tidak lolos. Huufh.. aku menghela nafas.

Kami melanjutkan menonton televisi. Lelaki tua itu tak sedikitpun bersuara. Hanya mulutnya yang menyunggingkan senyum tipis. Kedua tangannya erat memegang ujung celana pendeknya yang lusuh.


 ***


“Terima kasih ya Bu.. saya sudah diijinkan ikut menonton di sini, “ senyumnya lebar sekali saat mengatakan itu. Aku dan mas Rian mengangguk.

“Ini Pak, ongkos naik becaknya,” kataku sambil mengangsurkan selembar dua puluh ribuan.

“Oh..nggak usah Bu, nggak usah!” lelaki tua itu mengibas-ngibaskan kedua tangannya.

“Tapi Pak…”

“Nggak usah, Bu, Pak,”

“Saya terima kasih sekali sudah diijinkan nonton TV di sini. Jadi saya bisa melihat anak saya mengibarkan bendera di istana, “ katanya kemudian.

Kami memandangnya saat lelaki tua itu mengayuh becaknya perlahan-lahan. Mendung menggelayut. Semoga tidak hujan, pikirku. Tiba-tiba lelaki itu berhenti. Dia berpaling kepada kami, “ Putri saya tadi cantik sekali,” katanya.

Kupikir, matakulah yang mulai gerimis.



*jumlah kata+judul = 235
*ditulis dalam rangka menyemarakkan lomba FF
*FF yang lain:
- tema Ramadhan
- teman Ayah dan Anak

(Lomba FF) Abah


“Baaah.. Telornya gimana ini??!! Meletus, meletus!!”
Abah bergegas menemui putri sulungnya di dapur. Membalik telur di atas teflon, lalu memandang Ita yang menjauh dari wajan.

“ Ckckck..baru bikin telor ceplok aja udah nyerah,” kata Abah sambil tersenyum. Ita manyun.

“Baahh…. Komputernya nge-hang! Tugasku belom seleseee..!!” giliran Icha yang ribut dari dalam kamarnya. Abah masuk kamar dan segera membereskannya dalam 2 menit.

“Baaaaaahhhh….!!!” Kini Faisal yang merengek.

“Kenapa Nak?”

“Mobil-mobilan Ical nggak bisa jalaaan,”  Abah mengambil remote control di tangan Faisal, membuka tutup baterai, dan membenarkan posisi baterai di dalamnya.

“Asiiikkk mobilnya jalan lagii,”

Tok-tok-tok!!

“Assalamualaikum….”

”Waalaikumsalaaam…”

Seraut wajah muncul dari balik pintu. “Pak Haji, sudah ditunggu dari tadi. Pengajiannya belum mulai karena nunggu Bapak,” Bang Kosim, tukang gado-gado depan rumah yang datang mengabarkan.

“Astaghfirullah…. Saya lupa!! Tunggu sebentar Bang.”

Abah berlari ke kamar, mengambil sarung dan peci, lalu bergegas keluar rumah. Aku menangis kencang di box bayiku.

“Itaa..Ichaa..Icaall.. tolong urus adik kalian sebentaar. Abah pergi dulu yaa. 10 menit lagi Ummi pulang. Assalamualaikuum… “

Tangisku tambah kencang demi mendengar suara pintu ditutup. Aku juga mau abaaaaahhhh…!!


*jumlah kata+judul : 179
d*alam rangka menyemarakkan lomba FF

*FF yang lain
- FF dengan tema Ramadhan
- FF dengan tema 17 Agustus

Minggu, 22 Agustus 2010

(Lomba FF) Kuburan

Somad sesak memandang sekeliling. Gelap. Pekat. Tanpa cahaya. Berkali-kali dia menutup mata dan membukanya hanya untuk memastikan keberadaannya. Ruangan di sekelilingnya asing.

Menyeramkan!

Sebuah suara tiba-tiba menggelegar di ruang sempit itu.

“Siapa Tuhanmu??!!"

Somad terbata.

“Siapa nabimu??!!”

“Apa agamamu??!”

Somad ingin menjawab. Allah Tuhanku, Muhammad nabiku, Islam agamaku. Tapi dia tak sanggup mengeluarkan sepatah kata pun. Keringat mengalir deras di dahinya.

Apa ini?? Apa dia telah mati? Apa ini kuburannya?? Somad menggigil.

Seingatnya, dia rajin sholat berjamaah. Seingatnya, dia rajin membaca Quran. Seingatnya, dia rajin sholat tahajud. Seingatnya, biarpun hidupnya pas-pasan, dia tak pernah lupa membayar zakat. Tapi kenapa dia tidak bisa menjawab pertanyaan barusan?

Somad tiba-tiba mendengar suara. Tangisan? Bukan! Erangan? Bukan. Jeritan? Ya! Dia mendengar jeritan. Suara yang dikenalnya. Suara yang sangat akrab di telinganya. Suara yang sehari-hari membangunkannya sahur. Suara ibunya.

Suara itu begitu menyayat hati. Melengking, memekakkan telinga.

Somad ingin memanggil. Tapi dia tak bisa berkata-kata. Somad ingin mendekat. Tapi di sekelilingnya pekat. Somad menangis. Menangis. Tak tahan dia mendengar suara penuh kesakitan itu.

“Ya Allah…..ampuni dosa Ibu hamba ya Allah.. lapangkan kuburnya... Astaghfirullah’adzim…” sesenggukan Somad berdoa sambil berulang kali istighfar.

Tiba-tiba jeritan itu berhenti. Pekikan itu tidak terdengar lagi. Somad menyusut air mata di pipi. Heran.

“Mat!! Mat!! Ya Allah…ngapain sahur-sahur di kuburan gini??”  segerombolan orang tiba-tiba tampak di hadapannya.

“Ikhlas Mat…ikhlas.. sabar..”

“Semoga Ibu lo tenang di alam sana. Lo jangan kayak gini. Kasihan Ibu lo..”


Somad tergugu. Dia memandangi gundukan tanah merah di depannya. Siti Aminah binti Rosyid. Wafat 22-08-2010.


*jumlah kata+judul : 248
*dalam rangka menyemarakkan lomba FF

*FF yang lain:
-FF dengan tema Ayah dan Anak
-FF dengan tema 17 Agustus

Rabu, 18 Agustus 2010

Please Be Careful With My Heart

Rating:
Category:Music
Genre: Other
Artist:Christian Bautista feat Sarah Geronimo

If you love me like you tell me please be careful with my heart
you can take it just don't break it or my world will fall apart
you are my first romance and i'm willing to take a chance
that 'til life is through i'll still be loving you
I will be true to you just a promise from you will do
from the very start please be careful with my heart

I love you and you know I do there'll be no one else for me
promise i'll be always true for the world and all to see
Love has heard some lies softly spoken
and I have had my heart badly broken
i've been burned and i've been hurt before
So I know just how you feel trust my love is real for you
i'll be gentle with your heart i'll caress it like the morning dew
i'll be right beside you forever I won't let your world fall apart
from the very start i'll be careful with your heart

you are my first *and you are my last* romance
and i'm willing to take a chance *i've learned from the past*
that 'til life is through i'll still be loving you
I will be true to you *only to you*
just a promise from you will do
from the very start *from the very start*
from the very start *from the very start*
from the very start please be careful with *i'll be careful with* (*my your
heart*)

Minggu, 15 Agustus 2010

UNDANGAN :)



Assalamualaikum wr.wb
.


Bismillahirrohmanirrohim…


Maha Suci Allah, segala puji hanya bagiMu
Tiada yang berkuasa di langit dan di bumi kecuali Engkau, Dzat Yang Maha Perkasa
Ya Rabbul Izzati perkenankanlah putera-puteri kami


Andiah Zahroh (Andiah)
Putri pertama Bpk. Taslim Mulmuttaqin dan Ibu Amiroh
(Purbalingga)


dengan


Prasetyo Utomo (Uut)
Putra kedua Bpk. Rawat dan Ibu Trimah
(Temanggung)



Menunaikan sunnah RasulMu
dengan mengikatkan tali suci dalam rangka menggenapkan separuh Dien pada:

Akad Nikah
Sabtu, 18 September 2010
pukul 09.30 WIB s.d. selesai

dan

Walimatul ‘ursy
Sabtu, 18 September 2010
Pukul 11.00 s.d. 13.00 WIB

Bertempat di kediaman mempelai wanita
Ds. Mewek, RT 01/RW 01
Purbalingga, Jawa Tengah


Merupakan suatu kehormatan bagi kami, sekiranya Bapak/Ibu/Saudara/i berkenan hadir dan memberikan doa bagi keberkahan kedua mempelai



Wassalamualaikum wr.wb.