
Saya begitu shock, saat kemarin dengan tidak sengaja menemukan kenyataan bahwa salah satu sahabat dekat saya, sebut saja namanya X, menikah. Awalnya, saya cuma iseng baca-baca status facebook salah seorang teman semasa sma. Dan sahabat saya, si X itu disebut-sebut namanya dalam percakapan.
Seketika saya menelpon sahabat saya yang dulu-bisa dibilang-se-geng dengan saya dan X saat SMA. Heboh saya bertanya ini itu tentang kabar pernikahan X. dan ternyata dia juga tidak tahu-menahu. Memang, sudah agak lama pula si X ini hilang kabar, nomer-nomer telepon dia yang saya punya tak ada satupun yang aktif. Hanya dari Fb kami mendengar keberadaannya.
Setelah heboh-hebohan, saya telepon sahabat saya yang lain lagi. Dan dia pun shock mendengar kabar dari saya. Terutama yang membuat kami sangat terkejut adalah bahwa X tidak menikah dengan orang yang kami pikir akan menjadi suaminya nanti: kakak kelas yang sudah 4 tahun menjalin hubungan dengan X. Padahal, selama ini sudah nyata sekali semua orang tahu bahwa X serius menjalin hubungan dengan kakak kelas itu. Dan dia pun sudah sangat dekat dengan keluarga sang pacar. Tapi nyatanya, dia akhirnya menikah dengan orang yang bahkan di antara kami, para sahabatnya, tidak pernah dengar namanya. Tanpa ada angin tanpa ada hujan. Seandainya saya tidak kurang kerjaan membaca komen-komen di status teman sma itu, mungkin kami tidak akan pernah tahu.
Tiba-tiba saja saya merasa betapa saya bukan seorang sahabat yang baik. Sibuk dengan urusan sendiri, tidak perhatian, lupa menyapa sahabat jauh, hingga akhirnya tertinggal berita sepenting itu. Meskipun teman-teman yang lain juga tidak ada satu pun yang diberitahu mengenai kabar tersbut.
Sahabat saya yang satu ini memang punya cerita yang sedikit berbeda dengan sahabat saya yang lain. Saya pertama kali bertemu dengannya saat masuk SMA. Kami satu kelas kala itu. Di antara teman-teman baru, dia terlihat menonjol. Seorang gadis manis, berambut panjang lebat sepunggung, dan aktif. X terlihat berbeda terutama karena dia pindahan dari daerah lain yang bahasanya sedikit berbeda dengan kami.
Pada saat kelas 1 SMA itu, sahabat saya yang cantik dan berbakat ini kehilangan ibunya yang memang sudah sakit-sakitan. Sang ibu tinggal di kampung halamannya di kota asal, sementara sahabat saya tinggal di Purbalingga bersama ayah dan mama tirinya (ayah X ini punya 2 isteri). Semenjak saat itulah, dia menjadi seorang piatu. Meskipun demikian, dia masih punya ayah, mama (yang keduanya sudah beranjak sepuh), dan banyak saudara, baik kandung maupun tiri.
Ketika kami kelas 3 SMA, sahabat saya kembali kehilangan orang yang sangat berarti dalam hidupnya. Ayahnya meninggal dunia, membuatnya menjadi anak yatim-piatu. Semenjak saat itu, dia tinggal dengan mama tirinya, sementara kakak-kakaknya yang lain sudah berkeluarga dan ada pula yang kuliah di luar kota.
Kami dekat. Dia sering datang ke rumah saya.
“ Bapak dan ibunya Andiah udah aku anggap kayak bapak dan ibuku sendiri…” katanya suatu saat. Tapi, karena saya harus kuliah di luar kota, kamipun menjadi jarang bertemu. Paling sesekali waktu saat saya pulang kampung dan kebetulan ada kesempatan untuk berkumpul dengan teman-teman. Dan itu adalah hal yang sulit direncanakan, karena saat itu kami sudah punya aktivitas dan jadwal masing-masing.
Sekarang saya kehilangan kontak dengan X.
“ Dulu, pas aku pulang dari Semarang, aku liat di depan rumahnya dipasang tulisan DIJUAL,” kata sahabat saya kemarin saat kami bertelepon ria. Saya juga ingat, lamaaa sebelumnya X pernah bercerita kalau mama tirinya sudah tidak tinggal di Purbalingga lagi. Beliau ikut salah satu anaknya di Bandung.
Jadi, dimana X sekarang? Dari Fb, kami tahu kalau X ingin segera menyusul suaminya-yang kami tidak tahu siapa itu- ke Padang dalam waktu dekat ini.
Sediihhh sekali kalau ingat tidak ada satu pun di antara kami yang tahu keberadaan dan kabar X sekarang. Besok weekend saya berencana akan pulang. Dan saya ingin sekali bisa menemukan X dengan bersama dengan sahabat yang lain. Alamat bakal seperti
Termehek-mehek petualangan kami nanti. Semoga dalam waktu yang singkat itu, saya bisa bertemu dengan dia….
