Minggu, 27 Juni 2010

Temukan Cintamu

Tulisan ini terinsipirasi dari note salah seorang teman di facebook

Dalam majalah Auditoria keluaran Inspektorat Jenderal Depkeu terbaru, ada kumpulan kisah-kisah inspiratif. Salah satunya berjudul “Temukan Cinta Anda”

Di sana ada kalimat seperti ini,” Jika Anda tak mencintai pekerjaan Anda, maka cintailah orang-orang yang bekerja di sana. Rasakan kegembiraan dari pertemanan itu. Dan, pekerjaan pun jadi menggembirakan. Jika Anda tak bisa mencintai rekan-rekan kerja Anda, maka cintailah suasana dan gedung kantor Anda. Ini mendorong Anda untuk bergairah berangkat kerja dan melakukan tugas-tugas dengan lebih baik lagi. Bila toh Anda juga tidak bisa melakukannya, cintai setiap pengalaman pulang pergi dari dan ke tempat kerja Anda. Perjalanan yang menyenangkan menjadikan tujuan tampak menyenangkan juga. Namun, bila Anda tak menemukan kesenangan di sana, maka cintai apapun yang bisa Anda cintai dari kerja Anda: tanaman penghias meja, cicak di atas dinding, atau gumpalan awan dari balik jendela”

Kata-kata di atas menyadarkan saya, bahwa di balik semua perasaan terpaksa karena waktu yang saya habiskan di kantor, rasa lelah yang saya rasakan setiap hari, ataupun materi pekerjaan yang kadang membuat saya merasa tidak puas, ada banyak hal yang bisa saya cintai dari apa yang saya lakukan sekarang ini.

Mari kita lihat:

Yang pertama
Banyak orang yang kesulitan mencari pekerjaan di luar sana. Mulai dari lulusan SD sampai para sarjana lulusan universitas ternama. Mereka berlomba-lomba, melamar sana-sini, ikut berjubel di antrian bersama ribuan orang lainnya yang juga ingin mendapatkan pekerjaan, mengikuti serangkaian tes demi menghapus gelar pengangguran, tak kenal lelah, tak kenal putus asa, demikian gigih berjuang. Sementara saya. Apa yang saya lakukan kemarin? Tak ada. Hanya ongkang-ongkang kaki di rumah. Bermalas-malasan menggemukkan diri, sebelum akhirnya dipanggil untuk penempatan.

Saya lulus langsung kerja. Betapa mudahnya, betapa enaknya. Saya mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang lebih dari cukup untuk membiayai diri sendiri. Saya ditempatkan di tempat yang nyaman. Jakarta tidak jauh dari kampung saya di Purbalingga, dan di sini  sangat kecil kemungkinan saya akan dimutasi ke daerah lain. Alhamdulillah wa syukurillah.. Terima kasih ya Allah atas semua kemudahan yang Kau berikan ini.

Yang kedua, coba saya lihat, apa lagi yang bisa saya cintai dari kegiatan saya sehari-hari.
Perjalanan pulang-pergi kos-kantor. Setiap pagi, saya dan dua orang teman saya berangkat ‘sedikit’ tergesa pada jam 7 pagi (atau mungkin, hanya saya yang tergesa, karena dalam waktu 15 menit pun kami sudah bisa sampai kantor). Perjalanan dimulai dari gerbang depan kos. Persis menghadap gerbang kos kami pintu rumah Ibu Ketua RT. Salah satu penghuni di sana adalah seorang balita perempuan kecil berusia sekitar 1 tahunan, cucu Ibu RT. Kadang, jika kami beruntung, kami akan mendapati dia di depan pintu rumahnya, merangkak sambil disuapi makan. Dan begitu kami membuka gerbang, mata besarnya akan mengikuti kami, sambil dia mengeluarkan ocehan, “Eeeh…” menyapa kami. Lucu sekali.

Lalu saya dan teman-teman akan menyeberang jalan besar, di mana kendaraan melaju dengan kecepatan kencang di pagi hari. Dan ini adalah tantangan tersendiri, khususnya untuk saya. Jembatan penyeberangan jauh, dan kami harus menyeberang di lampu merah, menyusuri jalan busway, sambil sesekali harus minggir kalau-kalau ada bis trans lewat. Teman saya pernah hampir terserempet motor saat menyeberang. Motor memang lebih menyusahkan dibandingkan mobil. Mereka bisa menyelip-nyelip sehingga susah diprediksi arahnya kalau menyeberang. Saat itu, teman saya ragu-ragu antara maju atau mundur. Untung saya masih sempat menarik tangannya beberapa detik sebelum motor berkecepatan tinggi itu melaju di belakang tubuh kami. Fiuuhh…  Nyaris saja.

Yang ketiga
Sesampainya di kantor. Hal yang pertama-tama saya perhatikan adalah: ramai atau tidaknya halaman kantor. Kalau ada mobil berderet-deret dengan para satpam dan ajudan di depan kantor, atau ramai wartawan berkerumun di lobby, alamat saya bakal naik tangga, karena lift disediakan khusus untuk mereka yang penting. Dan saya akan tergesa-gesa setengah berlari, mengejar 1,25% gaji saya supaya tidak melayang (absen.red) . Bagaimanapun, walau hal ini lebih banyak menyebalkan untuk saya, saya cukup menikmatinya juga.

Yang keempat, yang paling saya sukai dari pekerjaan saya adalah, orang-orang yang membersamai saya (bahasa gue, haha). I just love them. Walaupun saya  anak baru, walaupun mereka sering meledek saya (seringkali menganiaya saya), tapi hampir dapat dipastikan kalau saya akan merasa kesepian jika tidak ada orang-orang itu. Semuanya baik, semuanya menyenangkan, mulai dari yang seumuran sampai yang seusia bapak-ibu saya. Walaupun hampir semuanya ikut-ikutan meledek saya -_-“

Sebagai anak bungsu, saya merasa diperhatikan. Dan saya “rela” saja mereka meledek saya terus-terusan, bahkan kadang berantem dengan saya (saya pernah mendiamkan 2 orang seharian, supaya mereka jera terus-terusan menjadikan saya bulan-bulanan, tapi toh nyatanya mereka tidak kapok juga, hahaa..) Bagi saya, itu  berarti mereka peduli dengan saya. Saya memilih bergaul dengan cara itu daripada saya kesepian di kantor :D

Yang kelima, saya pikir ada di perjalanan pulang. Saat turun lift dan menemui lobby kantor sepi. Saat berjalan di halaman kantor sambil memandang bulan separo di langit yang tenang. Saat duduk di angkot dan menikmati pemandangan di jalanan. Saat menunggu setengah jam sendirian di dalam angkot yang sedang ngetem. Hahaa…. Mana bisa saya dapatkan kalau bukan di sini?


See?
Ternyata saya menemukan banyak hal yang menarik yang bisa saya jadikan sebagai pembangkit semangat. Saya sadar, seringkali saya jenuh, bosan, kelelahan dengan semua ini. Sepertinya saya berpikir: bukan ini yang kuinginkan. Tapi, semangat itu memang harus terus-menerus diperbaharui bukan?? Kuncinya bagi saya hanya ada 2: syukur dan ikhlas. Dan ini adalah hidup saya. Jadi, saya harus melakukan yang terbaik di sini. Semangat! 




NB: barusan saya menemukan lagi apa yang saya sukai dari pekerjaan ini ---> halaman kantor yang luaass dan hijau menyenangkan, dan intertnet kantor ^___^



Rabu, 09 Juni 2010

BANTUIN JUALAAAAANN.... *Check this out!!! ^_~




Deskripsi masing-masing baju ada di gambar. Klik gambar untuk memperjelas.
Satu gambar stok berdasarkan warna dan ukuran cuma ada satu yaaa, kecuali disebutkan lain..

Untuk pemesanan tahap2nya:
1. Langsung di page ini, atau PM ke MP saya
2. SMS ke nomor yang tertera pada gambar
3. Konfirmasi lagi ke MP ini kalau sudah SMS
*soalnya nomer yang ada di gambar itu bukan nomer saya, hehehe....


Untuk informasi lebih lanjut bisa PM ke Andiah
Selamat berbelanjaaa...

Oiya, ada info penting!
Diskon Rp 10.000,00 untuk tiap item. Oke kan?? hehehe

Senin, 07 Juni 2010

Pernikahan di Mata Pria

*no comment deh yaaa, kenapa posting kayak ginian.. wkwkwk...


Pernikahan di Mata Pria





KOMPAS.com - Pria dan perempuan memiliki pandangan yang berbeda tentang pernikahan. Dalam bayangan kita, pernikahan adalah hari-hari penuh kebersamaan. Mulai dari sarapan pagi dan berakhir dengan makan malam romantis di sudut ruangan rumah. Mengerjakan sesuatu bersama, dan berbagai hal yang biasa dilihat di film-film dongeng ala Cinderella. Sayangnya, hal-hal seperti ini jauh dari bayangan pria tentang pernikahan. Kepala mereka lebih banyak diisi oleh bayangan-bayangan ini:

Takut Salah Memilih Pasangan
Siapa sih yang tidak takut berakhir dengan pasangan yang salah? Semua orang pasti memiliki ketakutan yang sama. Apalagi bila hubungan pacaran terhitung singkat. Persoalannya, perempuan lebih mudah mengikis kekhawatiran ini ketimbang pria. Tapi sebenarnya ketakutan pria masih dalam batas wajar. Apa yang paling ditakutkan? Dia sangat takut seseorang yang di masa pacaran dianggapnya sebagai putri yang baik hati, ternyata menjadi seorang "nenek sihir" ketika menikah. Mungkin karena itu, dia terkesan santai dan tidak buru-buru menentukan target. Bukan karena tidak berminat terhadap pernikahan, dia hanya ingin benar-benar mengenal dan menyeleksi perempuan yang akan menjadi calon istrinya.

Siap Bertanggung Jawab
Tanggung jawab, itulah yang ada di kepala pria mendengar kata pernikahan. Segala hal yang berkaitan dengan pasangan resmi menjadi tanggung jawabnya ketika dia menikah. Itu berarti dia harus menjadi nahkoda dan memberikan materi yang cukup, bahkan berlebih untuk keluarganya. Dengan alasan ini, banyak pria mengaku memilih mengejar karier lebih dulu, mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya sebelum memutuskan menikah.

Takut Bosan
"Menikah? Duuh, ketemunya dia lagi, dia lagi dong, bosan aah." Ya, inilah yang terlintas di kepala pria tentang pernikahan. Membayangkan bahwa dia akan menghabiskan sisa hidupnya dengan orang yang sama, seringkali membuat hatinya gentar. Tapi Anda tak perlu khawatir, tidak semua pria memiliki bayangan seperti ini. Biasanya, yang bisa mengatasi kecemasan ini adalah pria yang merasa telah menemukan belahan jiwa yang bisa dia cintai selamanya. Dia juga berharap, perempuan yang akan dinikahinya tak sekadar menjadi istri tapi juga teman yang menyenangkan. Sssst, diam-diam pria juga memiliki ketakutan pasangannya merasa jenuh dan memilih berselingkuh.

Menjadi Ayah
Status yang berubah dari lajang menjadi ayah, menjadi perhatian pria. Ada yang merasa takut membayangkan bakal ada mahluk mungil yang memanggilnya "ayah". Namun, bagi yang merasa telah siap, bayangan tentang ini sangat menyenangkan. Sama seperti Anda, pria juga menanti kehadiran teman baru dalam hidupnya. Tak sabar untuk mengajak anak prianya bermain bola atau membelikan anak perempuannya sebuah boneka cantik. Dan dia selalu ingin menjadi ayah yang bisa dibanggakan oleh anak-anaknya.

Hidup Sehat dan Terawat
Menikah berarti ada yang merawat dan mengurus semua kebutuhannya di rumah. Ada yang menyediakan makanan, menyiapkan makanan, pakaian kerja, hingga merawatnya saat sakit. Bagi pria, bayangan ini akan terasa sempurna, ketika yang melakukannya adalah orang yang ia cintai. Hmm, enggak heran ya, kalau banyak pria yang berat badannya bertambah setelah menikah.

Dapat Teman Hidup
Bagi pria, menikah berarti memiliki teman hidup yang siap berbagi saat senang dan sedih. Pria berharap, pasangannya dapat menjadi seseorang yang bisa memberikan dukungan dalam segala kondisi. Serta bisa menerima segala kekurangan dan kelebihannya. Tenang, ia takkan menuntut Anda untuk membantunya menyelesaikan pekerjaan kantor yang sangat banyak. Ia hanya membutuhkan Anda sebagai teman untuk berkeluh kesah dan berdiskusi. Perempuan seperti apa yang ia butuhkan? Yang pasti perempuan yang bisa diajak bicara, sekaligus mau mendengarkan.

(Bestari Kumala Dewi/Majalah Chic)
link

Toilet kantor *bukan tempat foto-foto


Sejak saat masih PKL, toilet adalah salah satu tempat pelarian favorit saya di kantor. Hehehe...
Kalau bosan berada di ruangan, sering saya menuju ke toilet..
Ngapain? Nggak ngapa-ngapain siy...iseng aja

Sekarang pun, kalau boleh dibilang, toilet masih jadi tempat pelarian favorit
Kalau kedinginan di ruangan, saya ke toilet (di toilet nggak ada AC boo..)
Kalau kebetulan lagi ngantuuuuuuukkk berat tak tertahankan, saya lari ke toilet dan mengambil posisi di kursi yang entah mengapa disediakan di toilet ini

Toilet juga merupakan salah satu tempat berinteraksi dan membangun koneksi di kantor (cieeeh..bahasa gw). Sering di toilet saya bertemu dengan mbak-mbak dari bagian lain, atau dengan Ibu Kabag dari lantai atas, atau dengan mbak-mbak seruangan dan bisa lebih bebas menggosip sambil bebas hahahihi di toilet..

Beberapa hari yang lalu saya benci toilet terutama kalau hari sudah mulai gelap. Soalnya 2 biji lampu toilet mati Jadi, setiap kali saya mau ambil wudlu buat sholat maghrib, (kalau maghriban di kantor) harus gelap-gelapan. Hiiyy....

Tapi, sejujurnya toilet bukan tempat foto-foto favorit saya, haha..Cuma buat melengkapi tulisan ini saja saya tadi iseng foto-foto di toilet


Rabu, 02 Juni 2010

Mau boikot, tapi..........

Seruan boikot ini sudah ada dari jaman duluuu kala..
Tapi seperti iman yang fluktuatif, keteguhan untuk boikot pun naik-turun
Semangat-semangatnya ketika ada kejadian yang ramai diekspos media seperti sekarang..


Mau ikut boikot, tapi...


HP saya Nokia..

Produk yang saya pakai sehari-hari produk boikot..

Masih sesekali makan di tempat-tempat yang ikut kena boikot itu...

Masih suka ngefbi juga..


Masih belum bisa sepenuhnya ikut boikot...





Untuk barcode yang seperti ini,



Kode negara untuk Israel adalah "729" seperti yang tampak di bawah ini




Mari kita bertindak dengan lebih bijaksana..

Semangat!!!






Selasa, 01 Juni 2010

Tik...tik...tik....




Perjalanan pulang kampung kemarin sempat diwarnai hujan...
Iseng-iseng aja jeprat-jepret dari dalem bis. Ademnyaaa....

Beruntung, ujan deresnya udah mulai reda waktu bisnya sampai ^_^