Senin, 26 Juli 2010

Karena perasaan wanita itu sangat sensitif....

Temanku mengetuk pintu itu dengan hati-hati, liriiihh. Hening. Tidak ada jawaban.

“Coba buka pintunya lagi, siapa tau nggak dikunci,” kataku

Dia mendorong pintu kaca itu, lalu menggeleng-geleng. Tetap tidak bergeming. Ruangan di dalamnya pun terdengar senyap.

“ Kita coba pencet bel lagi deh,”

Aku sudah jenuh menunggu di ruangan luas, sepi, dan beraura seperti rumah sakit ini. hanya untuk meminta surat keterangan dokter. Kami akhirnya memencet bel yang digantung di depan kaca berlubang bertuliskan: LOKET untuk kedua kalinya. Beberapa saat kemudian, muncul petugas berseragam putih.

“ Maaf Bu, kami mau minta surat keterangan dokter,”

“Itu ketok-ketok aja pintu dokter ini,” kata petugas itu. Lalu tanpa memberikan keterangan lebih lanjut dia langsung masuk ke dalam ruangan lagi. Kami hanya berpandang-pandangan. Memang mungkin harus lebih keras lagi usahanya.

Temanku mengetuk pintu itu sekali lagi. Lebih keras. Lagi dan lagi. Aku hanya memperhatikan sambil beradu pandang dengannya. Lama kemudian, muncul seorang ibu bermukena di depan pintu. Dan belum sempat kami bernapas lega.

“ Ada apa ketok-ketok?”

“ Kami mau minta surat keterangan sehat Bu,” jawabku dan temanku

“ Kalian itu ganggu orang lagi sholat. Dari tadi ketok-ketok, berulang-kali, saya ini lagi sholat.”
Aku dan temanku hanya tertegun.

“ Lain kali, kalau mau ketemu, minta tolong petugasnya. Kan ada tuh petugas. Minta diliat dulu, dokternya lagi apa? Jangan kayak gini, ketok-ketok pintu dari tadi. Saya yang lagi sholat jadi terganggu.”

Aku dan temanku terlalu shock. Kami hanya mampu berucap, “maaf” dan “iya, Bu” berkali-kali.

“ Lagian di sini kan ada dokter lain. Itu, di sebelah ada dokter. Di sebelahnya lagi ada. Nggak harus ke saya. Sholat saya jadi keganggu dari tadi,”

Aku dan temanku masih meminta maaf. Setelah “menasehati” kami, dokter itu menutup pintu dan meninggalkan kami termangu di sana. Kami kesal? Iya. Sakit hati? Mungkin. Entahlah. Mungkin kami memang salah karena telah mengganggu dokter itu, tapi mana kami tau?? Kami hanya disuruh untuk ‘mengetuk pintu’.

Aku dan temanku lantas beranjak dari depan pintu kaca itu. Ingin menangis rasanya. Dimarahi orang tidak dikenal di saat tidak siap dan karena alasan yang sepertinya tidak tepat. Tidak terima.


***


Tetapi setelah beberapa hari kemudian, saya coba untuk berpositif thinking atas apa yang telah berlalu. Mungkin saja ibu itu sedang banyak pikrian. Mungkin beliau sedang kelelahan sehingga tanpa sadar melakukan tindakan kurang menyenangkan. Atau mungkin, beliau sedang badmood.

Saya ingin berbicara mengenai etika kerja, tapi saya sendiri tidak punya ilmu tentang itu. Saya pikir, kita harus bertindak professional dalam melakukan pekerjaan apapun itu. Bekerja dengan baik dan penuh rasa tanggung jawab, tidak mementingkan kepentingan sendiri, tidak terbawa perasaan dan tetap berusaha dengan sebaik mungkin bagaimanapun buruknya kondisi hati dan pikiran kita kala itu.

Saya tau, saya sendiri pun masih terus belajar untuk hal ini. Amat sulit memang menjadi seseorang yang tangguh, yang dapat membagi mana urusan pribadi dan mana urusan kantor.

Suasana hati jujur sangat mempengaruhi aktivitas saya. Suasana hati yang buruk membuat saya malas dan enggan bekerja. Dan parahnya lagi, saya  kehilangan konsentrasi, sehingga cukup sering saya ditegur hanya karena hal-hal sepele yang luput dari perhatian.

Mungkin tidak begitu terasa dampaknya kalau hanya saya yang sedang badmood. Tapi, bisa jadi lebih besar lagi efeknya kalau yang badmood adalah atasan di kantor-beliau  yang mempunyai anak buah. Saya telah melihatnya. Bagaimana ketika seorang atasan sedang dalam kondisi yang tidak bagus, lantas berpengaruh pada perlakuannya terhadap anak buah. Sensitive sekali. dan itu menurun ke level-level di bawahnya. Seperti pyramid effect. Dan hasil akhirnya, kualitas kerja para pegawai pun menurun.

Back to the topic *topicnya ini sebenarnya tentang kejadian saya dimarahmarahi itu, hehehehe…

Akhirnya, dengan ikhlas saya katakan sekarang kalau saya sudah tidak sakit hati lagi. Sudah ikhlas dan memaafkan hal yang mungkin tidak sengaja dokter itu lakukan pada kami.. Ini juga jadi pelajaran berharga bagi saya. Agar saya harus senantiasa menjaga tingkah laku saya, dimana pun saya berada. Karena ternyata diperlakukan tidak baik itu sungguh tidak enak rasanya. Saya tidak ingin orang lain tersakiti hatinya karena apa yang saya lakukan.




Jumat, 23 Juli 2010

27 Penyimpangan ESQ Ary Ginanjar (its up to your opinion)

27 Penyimpangan ESQ Ary Ginanjar versi nahimunkar.com

KRISIS multi dimensi yang menimpa bangsa tercinta, bangsa Indonesia yang belum kunjung reda, dan bahkan makin melilit kuat menjerat rakyat kecil tanpa ada rasa belas kasih, serta membuat angka kemiskinan anak bangsa makin membesar, adalah akibat ulah tangan para pengelola yang tidak bertanggung-jawab. Keseimbangan yang merupakan ciri khas hukum penciptaan Allah diobrak-abrik oleh para pengelola bangsa yang buta mata hatinya.

Berbagai upaya dilakukan oleh berbagai komponen bangsa, baik secara kolektif, krusial dan rumit.

Di antara sekian upaya yang dilakukan itu adalah apa yang dilakukan oleh Ary Ginanjar Agustian dengan ESQ Model-nya yang fenomenal. ESQ Model ini sudah tidak asing bagi masyarakat kita, bahkan buku monumental Ary yang berjudul “Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual” sudah terjual lebih dari 150.000 eksemplar dan sudah dicetak lebih dari 20 kali!

…Di balik berbagai kebaikan yang terdapat pada ESQ Model, terdapat pula sisi negatifnya…

Sisi kebaikan yang terdapat di dalam ESQ Model ini, di antaranya adalah:

1. Menumbuhkan kesadaran akan eksistensi para peserta di muka bumi ini sebagai Khalifah (wakil Allah).

2. ESQ mampu menggugah nurani para peserta training dan mengenalkan wujud Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada mereka, kebesaran, keagungan, keperkasaan dan kemahapemurahan-Nya.

3. ESQ mampu menghidupkan kembali cahaya nurani para peserta training yang selama ini padam.

4. ESQ mampu mengasah spiritualitas para peserta.

Hal itu tampak jelas dari pengakuan banyak mantan peserta training yang selama ini merasa hati (spiritualitas)nya kering kerontang.

Namun, di balik berbagai kebaikan yang terdapat pada ESQ Model, terdapat pula sisi negatifnya, bahkan boleh dikata sudah menyangkut permasalahan yang sangat prinsip.

Di antara sisi negatif yang harus segera dihindari itu adalah sebagai berikut:

1. Ary Ginanjar yang mencetuskan model ESQ Training ini tidak mau mengatakan kalau ESQ Model yang diasuhnya sebagai lembaga dakwah atau sebagai kegiatan dakwah, padahal training yang diselenggarakan tidak lepas dari ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi Shallallahu alaihi wasallam, bahkan ada kutipan-kutipan perkataan shahabat nabi Shallallahu alaihi wasallam. Kenyataan ini ternyata berlawanan dengan yang tertera di dalam buku saku ESQ Model yang dibagikan kepada peserta secara gratis, sebagai berikut “Tiada hari tanpa dakwah” yang kemudian dikutip pula ayat al-Qur’an 125 dari Surat al-Nahl.

Di sela-sela trainingnya di hadapan para peserta dan pada saat emosi dan spiritual para peserta tersentuh Ary mengatakan ‘ini bukan sekedar training!’. Ia ucapkan lebih dari sekali.

Namun hal ini tidak masalah, apakah ESQ Model itu disebut lembaga dakwah atau bukan, akan tetapi jujur itu lebih baik ! Atau memang ada sesuatu hal yang terselubung di balik ESQ Model ini. Wallahu a‘lam.

2. Setiap suasana emosi dan ektasi, dzikir dan doa selalu diiringi dengan lantunan musik lembut, dengan maksud agar bisa mencapai pada titik alpha, tutur Ary. Bahkan dentuman suara musik yang selalu mengawali acara training pun sampai membuat jantung terasa sakit, sehingga tidak mungkin acara-acara seperti ini diselenggarakan di masjid-masjid. Ia memang pantas kalau diselenggarakan di hotel-hotel? Cara-cara seperti ini merupakan kebiasaan dan sunnah kaum Nasrani yang kita dilarang oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mengikutinya.

Dalam kaidah ushul disebutkan: “tujuan tidak boleh menghalalkan segala cara.”

3. Bershalawat sambil nyanyi pun dilakukan, bahkan Haddad Alawi yang berfaham Syi’ah yang sangat anti bershalawat kepada para shahabat Nabi menjadi bintang tamu. Dalam shalawatnya Alwi tidak pernah menyebut para shahabat Nabi.

4. Shalawat sambil menyanyi pun dianggap sebagai pengamalan terhadap perintah bershalawat kepada nabi yang tertera di dalam surah Al-Ahzab.

5. Shalawat kepada nabi Shallallahu alaihi wasallam itu artinya memohon kepada Allah, berdoa kepada- Nya agar rahmat, kedudukan yang mulia di sisi- Nya dianugerahkan kepada Nabi Muhammad, Shallallahu alaihi wasallam. Oleh karena shalawat adalah doa, maka doa harus dilakukan sebagai mana doa lainnya, bukan dengan bernyanyi…..! Para sahabat Nabi Shallallahu alaihi wasallam, para tabi‘in dan para pemuka imam Mazhab yang empat yang sudah tidak diragukan kecintaan mereka kepada nabi Shallallahu alaihi wasallam tidak pernah bershalawat dengan cara bernyanyi.

6. Nuansa sufistik pun sangat kental dalam training ESQ ini, zikir Lâ ilâha illalloh bersama sambil geleng-geleng kepala dengan suara nyaring pun dilakukan dan dipimpin oleh Ary sendiri.

7. Tafsir batiniy terhadap rukun iman dan rukun Islam pun sangat kental, terutama dalam menafsirkan surat al-Fatihah dan ritual haji, sebagaimana akan disebutkan di bawah.

8. Ketika peserta sudah berada dalam kondisi tersentuh spiritualitasnya mereka disuruh sujud dan minta ampun dan ada juga yang bertakbir histeris. Sujud apa ini? Tidak jelas, sehabis sujud kadang diselingi dengan teriyakan yel-yel ESQ, Mars ESQ atau senam erobic atau lainnya.

9. Untuk menambah suasana histeris, petugas menghampiri peserta yang histeris menangis dan memperdengarkannya kepada khalayak melalui pengeras suara! Harus seperti inikah melatih dan mengasah ESQ para peserta?

10. Tafsir sufi (batiniy, isyaariy) terhadap surat Al-Fatihah pun terjadi, seperti ihdinas shirâthal mustaqîm (Ihdinâs dengan H besar, yang harus dibunyikan dari dalam perut diartikan “menunjukkan kesungguhan dalam beraksi” dan ayat-ayat sebelum dan sesudahnya diartikan secara paksa agar sesuai dengan jiwa managemen perusahaan.

11. Demikian pula tafsir terhadap ritual haji. Bahkan tiga hari pertama dari training terkesan diartikan sebagai prosesi wuquf, yang dalam ESQ training berwujud ZMP, sedangkan hari keempat sebagai prosesi thawaf dan sa‘i. Thawaf dan Sa‘i diartikan sebagai simbol kerja keras (total action).

Yang lebih nyeleneh lagi adalah pada hari keempat ada simulasi sa‘i dan thawaf yang tidak hanya sekedar simulasi, melainkan benar-benar harus dirasakan seperti melontar jumroh, sa‘i dan thawaf di Ka‘bah yang harus dilakukan dengan ikhlas dan dengan niat yang sebenarnya .

Melontar diartikan membuang sifat-sifat buruk yang ada pada diri, dan yang dilempari pun adalah gambar makhluk yang menyeramkan (setan) yang telah disediakan panitia, berikut batu kerikil imitasinya. Sa‘i dan thawaf diartikan sebagai simbol kerja keras (total action). Seusai Sa’i di tempat training, maka peserta harus melakukan thawaf di tempat yang sama dengan mengelilingi Ka‘bah buatan. Ini benar-benar ajaran sufi yang menyimpang.

12. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam tidak pernah mengajarkan hal-hal seperti itu kepada para shahabatnya. Bahkan, Umar bin Khatthab, Radhiyallahu anhu (yang selalu mendapat ilham) pada saat melaksanakan ibadah haji di masa ke-Khalifah-annya tidak pernah mempunyai pemahaman seperti itu. Malah saat beliau akan mengecup Hajar Aswad beliau berkata: Hai Hajar Aswad, aku tahu bahwa kamu tidak bisa memberi manfaat dan tidak pula dapat mendatangkan madharat. Kalau saja bukan karena aku telah melihat Rasulullah mengecupmu niscaya aku tidak akan mengecupmu.

13. Sebelum mereka melakukan ibadah haji pun sudah “total action”, bahkan mengerahkan semua kemampuan dalam beramal dengan semangat ikhlas dan ihsan sudah mereka sadari sebagai tuntutan tauhid dan ketulusan mengabdi kepada Allah SWT, jauh sebelum mereka mengenal ibadah haji.

14. Dengan empat hari itu terkesan bahwa ajaran Islam sudah lengkap dan sempurna, maka ayat 3 surat Al-Ma’idah pun dibacakan sebagai tanda sempurnanya ajarannya. Dengan demikian ESQ Training mengesankan bahwa Islam ala ESQ itulah cerminan Islam sejati. Kesan ini pun lebih nampak lagi dengan dibuatnya kartu alumni bagi para peserta yang telah mengikuti training selama 4 hari, yang dengan kartu itu peserta dapat mengechas kembali iman mereka, sekalipun beberapa alumni sedang ‘ngechas’ yang kami wawancarai mengatakan “kami tidak menangis seperti waktu dulu saat training, karena tidak ada yang baru lagi bagi kami”.

15. Bagi Ary, sumber utama kebenaran adalah suara hati. Kebenaran ‘Suara hati’ bagi Ary di atas kebenaran al-Qur’an dan hadits Nabi Shallallahu alaihi wasallam. Berikut ungkapnya: “Pergunakanlah suara hati anda yang terdalam sebagai sumber kebenaran, …..” Lebih lanjut ia mengatakan: “…., dan ayat-ayat Al Qur’an sebagai dasar berpijak (legitimasi). Dan yang terpenting adalah legitimasi suara hati anda sendiri, sebagai nara sumber kebenaran sejati” (Lihat: Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual, hal. Liv).

Suara hati dalam bahasa kaum sufi sering disebut dengan Dzauq (rasa hati) yang pada prinsipnya sama, yaitu sumber kebenaran sejati. Maka tidak heran kalau dari mulut mereka kita dengar ungkapan “haddatsanii robbii ‘an nafsii” (Tuhan ku menginformasikan kepada ku melalui jiwa ku). Juga ungkapan: “kalian belajar kepada orang yang sudah mati, sedangkan kami belajar langsung kepada Yang Maha Hidup”.

16. Keyakinan Ary yang lebih rancu dan sangat berbahaya lagi adalah ungkapannya bahwa Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam dalam kepribadiannya sebagai Rasul yang sekaligus sebagai pemimpin abadi sangat mengandalkan logika dan suara hati. Berikut ungkapannya: “Itulah

tanda bahwa Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam merupakan nabi penutup, atau yang terakhir, yang begitu mengandalkan logika dan suara hati,…….” (Lihat buku Rahasia Sukses …. ESQ, hal. 100).

Padahal kita kaum muslimin meyakini bahwa Nabi Shallallahu alaihi wasallam selalu bersandar kepada wahyu ilahi yang diturunkan melalui Jibril. Wahyu ilahi bukan suara hati!

17. Bisakah Ary membedakan mana suara Tuhan dan mana suara syetan! Saya khawatir akan muncul Mirza Ghulam Ahmad abad 21 dan Lia Aminuddin baru lagi! Apa lagi Ary mulai dan sering mengutarakan hal-hal ganjil, seperti melihat cahaya yang ia yakini Allah, dan merasa ada hantaman angin di wajahnya sehabis memberikan materi trainingnya, yang ia yakini hembusan angin malaikat! Subhanallah!!

18. Misteri Graha 165. Adalah graha yang dirancang untuk pusat Training ESQ. Setelah uji kelayakan tanah, ternyata tanah ini serupa kwalitasnya dengan tanah di Mekkah, maka Graha ESQ merupakan satu- satunya bangunan pencakar langit di Ibu kota yang dibangun tidak menggunakan pondasi pancang. Hal ini dianggap sebagai ‘karomah’ bagi Ary dan ESQ-nya.

Sample tanahnya pun dibuat cindera mata yang dipersembahkan kepada salah seorang tokoh di antar peserta training.

Graha ini pun dalam rencananya dilengkapi dengan satu ruang samedi (pertapaan) khusus bagi para alumni ESQ yang terletak di paling puncak bangunan. Ia bukan mushalla dan bukan juga masjid. Sebab mushalla sudah di sediakan di lantai bawah. Hal ini diungkapkan oleh Ary sendiri pada saat mengenalkan program pembangunan Graha 165 guna mendapatkan dukungan dana dari para peserta.

Dalam Islam tidak ada semedi atau pertapaan. Bahkan, apa yang pernah dilakukan Nabi Shallallahu alaihi wasallam di gua Hira’ sebelum diangkat menjadi Nabi, beliau tidak pernah menganjurkannya kepada umatnya dan tidak pernah pula dilakukan oleh seorang pun di antara shahabatnya. Islam hanya mengajarkan i‘tikaf yang hanya bisa dilakukan di masjid-masjid.

19. Ayat-ayat al-Qur’an sering diartikan tidak pada tempat atau maksud yang sesungguhnya, hal ini banyak terdapat di dalam buku monumentalnya. Seperti ayat QS 40 Surat al-Mu’minun, ayat 17, “Hari ini setiap orang mendapat balasan menurut usahanya. Hari ini tiada kezaliman. Allah sungguh cepat membuat perhitungan.”

Ary jadikan ayat ini sebagai legitimasi terhadap hadiah yang diberikan kepada seorang karyawan berinisial “DS” oleh atasannya yang di luar dugaan sebelumnya, karena telah melakukan suatu pekerjaan tanpa mengharapkan sesuatu apapun. (Lihat kisahnya pada halaman 52 dari buku ESQ). Padahal ayat di atas berkenaan dengan pembalasan Allah di hari akhirat kelak, yaitu pada yaumul hisab.

20. Model ESQ yang dicetus oleh Ary nampaknya menganut faham pluralisme agama. Hal itu tampak dari ungkapan salah seorang Profesor UI yang menjadi salah satu petinggi ESQ dalam sambutannya pada acara penutupan training. Bahkan, Prof Dr Komaruddin Hidayat yang menganut faham pluralis pun digandeng dan ditetapkan sebagai salah satu anggota sidang redaksi Majalah Nebula-nya ESQ yang dipimpin oleh Ary.

Faham pluralisme agama sudah difatwakan haram oleh majlis Ulama Indonesia tahun lalu, bahkan para ulama-ulama Islam sebelumnya menegaskan bahwa orang yang meyakini agama selain Islam benar adalah murtad.

21. Bagi para peserta yang selama ini belum pernah menangis karena takut kepada Allah, dan belum pernah merenungkan ayat-ayat al Qur’an dan ayat-ayat kauniyah, ESQ Training adalah segala-galanya. Bahkan akan berkesimpulan “ESQ Training” adalah jalan hidupnya. Dan bagi yang sudah pergi haji bersama group “ESQ Training” pun akan timbul rasa bahwa tidak sempurna bila tidak beribadah haji bersama group “ESQ Training”.

Tidak begitu halnya bagi orang yang sudah biasa dekat kepada Allah dan mengenal keagungan, kebesaran dan rahmat-Nya, ESQ Training itu biasa-biasa saja. Bahkan, bagi orang yang pernah tafaqquh fiddin dengan benar yang bersumber kepada al-Qur’an dan Sunnah secara komprehensif dan integral, ESQ Training perlu diluruskan.

22. Pengkultusan terhadap Ary dan ESQ-nya kini mulai kental terasa, dan jika tidak segera diwaspadai dan Ary tidak siap diberi nasihat dan selalu bersikap ZMP yang didengungkannya, maka tidak mustahil kalau “ESQ Training” akan menjadi agama baru bagi bangsa Indonesia. Apa lagi Ary dengan ESQ-nya mendapat respon dari pemerintah, bahkan mereka yang ikut dalam training pun bukan sembarang orang, melainkan para petinggi negara!

23. Dalam mengartikan al-Asma’ul Husna dan dalam upaya merefleksikannya di dalam dunia bisnis dan leadership banyak disalahartikan dan dipaksakan agar sesuai dengan keinginan Ary.

Seperti nama “al-aakhir” diartikan Allah bersifat visioner, dan akhlaq yang harus diambil adalah manusia harus memiliki visi.

Al-jaami’ yang berarti Maha Penghimpun, Ary merefleksikannya dalam arti keharusan “kerjasama”. Dan masih banyak lagi nama-nama Allah lainnya yang disalahartikan. Di dalam menanamkan asma’ul Husna ini Ary mengutip hadits palsu yang sering dipakai oleh kaum sufi untuk menanamkan ajarannya, yaitu: takhallquu biakhlaaqil-llah (berakhlaqlah dengan akhlaq-akhlaq Allah).

Al-Matin: akhlaq yang harus diambil adalah sikap selalu berdisiplin. Kalau al-mutakkabbir yang ditiru atau diambil apanya ? Atau diartikan Yang Maha Pembesar, lalu kita berupaya ingin menjadi orang- orang pembesar?

Kalau al-hamiid apa direfleksikan kepada upaya keras agar kita menjadi orang terpuji seperti Dia, sehingga pujian mengarah kepada kita? Lalu kalau Allah adalah al-Khaliq, maka yang ditiru adalah sifat berkreasinya! Sehingga ketika memahami al-asma’ul husna terdapat pemahaman yang kontradiksi antara merefleksikan nama-nama Allah tersebut pada diri kita, sehingga kita berbuat (bersikap dan bertindak) seperti Allah (sebagai subject), dengan merefleksikannya pada diri kita sehingga kita menjadi object. Seperti pada al-jaami‘ dan al-Khaliq. Sebaiknya saudara Ary tidak memaksakan ayat, hadits atau pun nama Allah agar bisa sesuai dengan kehendak dirinya. Bacalah buku-buku para ulama berkenaan dengan masalah ini, lalu hayatilah!

Dalam masalah ini, kadang apa yang ditulis oleh Ary dalam bukunya, berbeda dengan yang ia sampaikan saat training.

24. Rukun iman juga mengalami tafsiran pemaksaan dari Ary, agar ESQ Training nya bisa dikatakan berdasarkan rukun iman (Mental Building). Untuk itu, rukun iman hanya dipahami dengan pemahaman-pemahaman yang bisa diarahkan menjadi sebagai prinsip-prinsip leadership, tidak komprehensif. Demikian pula rukun Islam yang diartikan sebagai landasan ketangguhan pribadi. Syahadat rasul terkesan hanya shalawat nya sebagai bukti cinta kepada Rasul, bukan bagaimana menjadikan sunnahnya sebagai pegangan dan pedoman. Yang diambil hanya yang berkaitan dengan keleadershipannya saja.

25. Rujukan dan sandaran Ary dalam penulisan bukunya adalah buku-buku yang bermasalah, seperti buku Sejarah Kehidupan Nabi yang ditulis oleh M. Haikal, juga tulisan Ali Syariati yang menganut faham syi‘ah.

26. Hadits-hadits palsu yang biasa menjadi rujukan kaum sufi pun dijadikan sandaran ESQ Model-nya Ary, baik dalam buku yang pertama maupun dalam buku yang kedua. Sebut saja misalnya hadits palsu: Apabila engkau mengenal siapa dirimu, maka engkau mengenal siapa tuhannya, yang dalam terjemah letterlijknya sebagai berikut: Barangsiapa mengenal dirinya, maka ia telah mengenal tuhannya.

Hadits palsu ini telah menyeret kepada faham manunggaling kawulo gusti (ittihaad, menyatu dengan Tuhan) dalam kalangan kaum sufi, dan ini pun terjadi dalam faham Ary. Setelah ia mengutip tulisan Ali Syari‘ati yang mengandung faham ittihad, Ary kemudian menyempurnakannya dengan apa yang ia sebut “untaian kata mutiara Syamsi Thabriz” yang berbunyi sebagai berikut: “Ka‘bah adalah pusat dunia. Semua wajah menghadap ke Ka‘bah. Tengoklah. Lihat! Setiap orang menyembah jiwa masing-masing”.

Faham sesat inilah yang dianut oleh al-Hallaj dan Syeikh Siti Jenar, yang aromanya sangat kental di dalam ESQ Model-nya Ary.

27. Begitu pula atsar-atsar palsu banyak dimuat dalam bukunya, seperti atsar (ucapan shahabat nabi atau tabi‘in), seperti atsar yang dinisbatkannya kepada Umar bin Khatthab, Radhiyallahu anhu berikut: Hatiku telah melihat Tuhanku karena hijab (tirai) telah terangkat oleh taqwa. Barangsiapa yang telah terangkat hijab (tirai) antara dirinya dengan Allah, maka jadi jelaslah di dalam hatinya akan gambaran kerajaan bumi dan kerajaan langit”. (Lihat Buku Saku ESQ).

Dalam kutipan-kutipan seperti ini Ary sama sekali tidak bersandar kepada rujukan-rujukan primer, melainkan mengekor kepada tokoh-tokoh sufi dan orang-orang yang tidak jelas keislamannya.

Maklum, Ary bukan seorang pakar dalam ilmu Agama, melainkan seorang pebisnis tulen. Tetapi ia berani berbicara tentang masalah agama, bahkan dalam hal-hal yang sangat prinsip dalam agama. Semoga Allah memberi hidayah kepada kita semua. Amin.

Masih banyak lagi catatan-catatan yang seharusnya dituangkan di sini untuk dijadikan bahan kajian dan kritikan yang membangun, bukan untuk menyudutkan atau mencemarkan nama baik Ary Ginanjar.

Buku “Rahasia Sukses…… ESQ” karya Ary yang diberi pengantar oleh sejumlah tokoh itu banyak memuat kejanggalan dan hadits-hadits palsu, menempatkan ayat-ayat al-Qur’an bukan pada tempatnya, harus dikaji ulang dan dikritisi secara objektif, sebagai wujud tawaashaw bil haqq.

Sebaiknya, setiap para alumni Training ESQ Model-nya Ary jangan menutup diri untuk belajar Islam lebih jauh, dan jangan mengultuskan ESQ Model-nya Ary. Anda hendaknya tahu dan menyadari bahwa kelezatan spiritual yang anda rasakan dalam training ESQ itu sama sekali tidak menunjukkan kebenaran ESQ Model, sebab hal seperti bisa anda temukan di semua kelompok faham, bahkan di semua agama dan berbagai aliran kepercayaan!

Nabi Muhammad, Shallallahu alaihi wasallam dan para sahabatnya telah menghayati sedalam-dalamnya ajaran Islam, sampai pada tingkat ihsan yang paling tinggi, maka bercerminlah kepada mereka, dan cermin itu ada di dalam sunnah Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wasallam. [taz]


link terkait: Jawaban Ary Ginanjar

Jawaban Ary Ginanjar tentang ESQ training



Sepekan lebih, ESQ menjadi sorotan berbagai media massa baik di Indonesia maupun Malaysia terkait dengan fatwa pelarangan ESQ di salah satu provinsi di Malaysia. Selama isu itu beredar, Ary Ginanjar Agustian, pendiri sekaligus pimpinan ESQ Leadership Center, tidak muncul memberikan tanggapan secara langsung di media cetak. Sebagaimana ditulis berbagai media, di saat mencuatnya pemberitaan tersebut, Ary Ginanjar justru sedang berada di Australia.

Berikut adalah wawancara dengan Ary Ginanjar sebelum dan saat jumpa pers di kantor Pusat PP Muhamadiyah yang membahas seputar fatwa yang dituduhkan kepadanya, setelah jumpa pers di hadapan berbagai media massa di kantor ESQ LC pada Sabtu (17/7).

Bagaimana perasaan Anda dengan mencuatnya kontroversi ESQ?

Secara spiritual, kasus ini membuat saya berusaha untuk selalu tawadhu dan melakukan introspeksi diri. Dengan adanya isu ini membuat saya makin mendekatkan diri pada Allah SWT dan meningkatkan ibadah.

Secara emosional, sebagai warganegara Indonesia saya harus menjaga kehormatan bangsa dan negara. Sedangkan sebagai ketua umum Forum Komunikasi Alumni, secara intelektual, saya juga harus mempertanggungjawabkan atas apa yang saya sampaikan di dalam training ESQ kepada hampir satu juta alumni di Indonesia dan di negara-negara lainnya. Mereka semua tentu mempertanyakan hal ini, dan perlu saya jelaskan.

Saat kasus ini mencuat, Anda sedang berada di luar negeri, mengapa Anda tidak segera pulang?

Sesungguhnya saya sudah mengetahui pada tanggal 16 Juni 2010 Jawatankuasa Fatwa Kebangsaan Malaysia telah menyatakan ESQ tidak menyimpang secara aqidah dan syariah, sehingga training ESQ dapat terus dilaksanakan di Malaysia. Fatwa Kebangsaan yang menyatakan ESQ tidak dilarang tersebut bersifat nasional, tidak terkecuali di wilayah tertentu. Jadi jika tanggal 17 Juni 2010, mufti di sebuah provinsi menyatakan ESQ menyimpang, tentunya saya heran karena bertentangan dengan fatwa nasional sehari sebelumnya yang sudah disepakati seluruh mufti di berbagai wilayah Malaysia.

Jadi ketika isu ini merebak, saya tidak terburu-buru pulang karena semuanya sudah jelas. Di Malaysia ESQ diikuti banyak ulama, bahkan 8 dari 14 orang mufti sudah mengikuti training ESQ. Saya yakin mereka tidak akan tinggal diam mereka akan memberikan penilaian. Hal itu terbukti bahwa selama saya pergi, mufti-mufti lain mendukung dengan mengeluarkan surat rekomendasi. Bahkan salah satu mufti senior yaitu mufti Perak sangat lantang membela ESQ.

Kasus ini muncul tanggal 7 Juli 2010, sehari setelah saya berangkat ke Australia. Kemudian sehari sebelum saya pulang yaitu tanggal 14 Juli, Ketua Majelis Jawatankuasa Fatwa Malaysia dalam konferensi pers menegaskan dan klarifikasi kembali tentang keputusan tanggal 16 Juni 2010 yang menyatakan bahwa ESQ tidak menyimpang dan dapat diteruskan di Malaysia, kecuali di daerah mufti tersebut.

Bagaimana menurut pendapat Anda tentang tudingan bahwa ESQ sesat?

Kriteria sesat yaitu apabila mengubah, menambah, atau mengurangi Rukun Islam dan Rukun Iman. Di ESQ tidak ada perubahan sama sekali akan hal itu. Justru banyak orang yang tidak membaca syahadat, jadi bersyahadat. Yang tadinya tidak shalat dan puasa, jadi rajin shalat dan puasa. Yang mampu jadi rajin membayar zakat dan pergi haji.

Shalat wajibnya tetap lima waktu, menghadapnya tetap kiblat, puasa wajibnya tetap di bulan Ramadhan, hajinya tetap pergi ke Mekkah. Semua sesuai aqidah dan syariah Islam. Iman dan kecintaan pada Allah justru makin kuat. Begitu juga dengan keimanan dan kecintaan pada Rasulullah yang makin tinggi. Membaca Al Qurannya juga makin sering.

Guru saya, Bapak HS Habib Adnan adalah ulama yang hafidz Al Quran dan sangat dihormati di Indonesia. Beliau penasihat MUI Pusat bersama KH Ali Yafie, dan lebih dari 25 tahun menjadi Ketua MUI di Bali.

Kita harus mampu membedakan isi substansi dan metode. Substansi ESQ sangat sesuai dengan kaidah dan syariah Islam. Dari sisi metodologinya memang baru. Karena ini training sumber daya manusia dan mana-jemen, saya menggunakan teknologi tinggi seperti komputer, multimedia dan alat canggih lainnya. Jadi, harus dibedakan antara isi dan metode.

Bagaimana sikap Anda terhadap Mufti Wilayah Persekutuan yang mengeluarkan fatwa pelarangan ESQ dan apa kira-kira latar belakangnya?

Saya menghargai mufti wilayah Persekutuan, Datuk Haji Wan Zahidi Bin Wan Teh, yang mengeluarkan fatwa pelarangan ESQ di wilayah tersebut. Berbeda pendapat itu merupakan hak setiap manusia. Tapi saya juga menghargai keputusan mufti-mufti lainnya yang bukan saja membolehkan bahkan mendukung ESQ. Saya maklum kalau mufti wilayah Persekutuan mengeluarkan fatwa larangan terhadap ESQ, karena beliau tidak per-nah ikut training ESQ sebagaimana delapan mufti lainnya. Beliau juga belum pernah berdialog langsung dengan saya menanyakan hal-hal yang dianggap meragukan. Saya memaklumi sebagai manusia biasa beliau belum memahami apa yang diajarkan ESQ karena memang tidak meminta penjelasan dulu sebelum membuat fatwa.

Pak Ary mohon dijelaskan sebenarnya ESQ itu seperti apa, dan apa latarbelakangnya?

ESQ Leadership Center adalah lembaga training sumber daya manusia yang bertujuan membentuk karakter, melalui penggabungan 3 potensi manusia yaitu kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. Selama ini, saya sudah mengikuti berbagai pelatihan sumber daya manusia dan kepemimpinan dari berbagai negara, namun umumnya pelatihan tersebut bersumber dari teori-teori Barat yang hanya bertumpu pada kecerdasan in-telektual dan kecerdasan emosi. Saya pun merasakan ada sesuatu yang kosong, karena kering dari nilai-nilai spiritual. Lalu kita bisa lihat bagaimana kerusakan moral yang luar biasa terjadi. Karena itu dalam buku ESQ yang kemudian dikembangkan menjadi training, saya memasukan nilai-nilai spiritual berlandaskan pada Al Quran dan al hadits.

Saya kira apa yang saya lakukan baru sedikit, yaitu membawa nilai-nilai Al Quran pada dunia manajemen dan sumberdaya manusia. Masih banyak bidang lain yang juga perlu sentuhan dan nilai Quran seperti ilmu ekonomi, hukum, sosial, politik, kedokteran, dan lain-lainnya. Selama ini, sudah terlalu lama nilai-nilai Al Quran dipisahkan dari kehidupan nyata, dari dunia usaha, perkantoran, industri.

Tuduhan pertama dari mufti wilayah Persekutuan menyatakan bahwa ESQ mendukung faham liberalisme dan pluralism, bagaimana menurut pendapat Anda?

ESQ sama sekali bukan aliran liberal maupun plural. ESQ justru mengajarkan tauhid yang sangat kuat berdasarkan rukun islam, rukun iman, dan ihsan. Di Indonesia banyak orang yang shalat dan pergi haji, tapi mi-skin dari nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, disiplin. Karena itu ESQ mengembangkan pendidikan karakter yang berdasarkan akhlaq mulia yang dinamakan 7 Budi Utama yaitu jujur, tanggungjawab, visioner, disiplin, kerjasama, adil, dan peduli.

ESQ sebagai lembaga training bisa dimanfaatkan untuk seluruh bangsa Indonesia bukan hanya untuk kalangan umat Islam. Tapi hal itu bukan berarti ESQ juga mengajarkan semua agama sama. Training ESQ terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar. Hal itu sebagaimana dianjurkan dalam Al Quran bahwa Islam rahmatan lil alamin menjadi rahmat bagi semesta alam.

Di Indonesia ESQ sudah berlangsung selama 10 tahun dengan hampir 1 juta alumni dan diikuti oleh para ulama maupun masyarakat dari berbagai kalangan. Kalau memang ada hal yang sesat dan menyimpang, tentu sudah sejak dulu ulama dan masyarakat bereaksi.

Di Malaysia ESQ memiliki panel syariah dan aqidah yang menjamin bahwa ESQ tidak keluar dari aqidah dan syariah. Panel syariah terdiri dari lima orang ulama terkemuka yang diantaranya adalah mantan ketua Jawatan Kemajuan Islam Malaysia(JAKIM setingkat MUI di Indonesia, Red), 3 orang mantan mufti dan dekan fakultas pengajian Al Qur’an dan As-Sunnah University Sains Islam Malaysia. Panel Syariah ini berlaku juga untuk menjaga training ESQ di seluruh dunia.

Bagaimana dengan tuduhan kedua dari fatwa tersebut bahwa ESQ mengajarkan bahwa para Nabi mencapai kebenaran melalui pengalaman dan pencarian?

Kenabian dan kerasulan mutlak pilihan Allah SWT. Pencarian yang dilakukan para nabi seperti Nabi Muhammad saw, Nabi Musa as, dan Nabi Ibrahim as, adalah pencarian yang berdasarkan bimbingan Allah. Nabi Muhammad mendapat wahyu di usia 40 tahun, tapi sebelumnya Nabi Muhammad tidak duduk diam di Mekkah, namun bolak-balik ke Gua Hira. Kepergian Nabi Muhammad ke Gua Hira atas bimbingan Allah, dorongan pencarian itu dari Allah, sehingga akhirnya beliau mendapatkan wahyu. Perjalanan para Nabi itu dikisahkan dalam Al Quran, dan itu kita ambil hikmahnya bahwa untuk mencapai keyakinan itu harus diusahakan, tidak bisa tinggal diam.

Dalam tuduhan ketiga fatwa tersebut dikatakan bahwa ESQ mencampuradukkan ajaran kerohanian bukan Islam dengan ajaran Islam?

Sebagaimana kita ketahui bahwa umumnya ilmuwan Barat tidak mengakui keberadaan Tuhan sebagai Pencipta. Penemuan VS Ramachandran seorang pakar neurology, direktur Center for Brain and Cognition, Profes-sor neurosains di Universitas California dan dikenal juga sebagai Marcopolo of Neurology, menemukan secara ilmiah bahwa manusia selalu mencari dan ingin bertuhan. Penemuan tersebut mendasari Danah Zohar untuk merumuskan SQ atau kecerdasan spiritual pada diri manusia. Kedua hal itu membuktikan secara empiris bahwa Al Quran benar bahwa manusia senantiasa mengabdi pada Allah, sebagaimana yang dikatakan dalam surat Adz-Dzariyat: 56, “Tidak Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk mengabdi kepada-Ku.”

Bagaimana dengan tuduhan keempat fatwa tersebut yang mengatakan bahwa ESQ menekankan konsep `suara hati’ atau conscience sebagai sumber rujukan utama?

Konsep suara hati dalam psikologi disebut conscience atau dalam manajemen disebut inner value. Suara hati itu diajarkan dalam Al Quran dan Hadits. Saya menyampaikan tentang suara hati karena justru berpegang pada Al-Quran dan Hadits dan menjadikan Al Quran dan Hadits sebagai rujukan utama.

Dalam hadits Riwayat Bukhari dan Muslim dikatakan bahwa di dalam jasad ada segumpal daging, jika ia baik, maka baiklah seluruh jasadnya dan jika rusak, maka rusaklah seluruh jasadnya. Segumpal daging itu ialah hati. Lalu dari hadits Imam Nawawi dikatakan: “Mintalah fatwa pada hatimu.”

Bagaimana dengan tuduhan kelima yang mengatakan bahwa Pak Ary menjadikan logika sebagai sumber rujukan utama?

ESQ tidak menjadikan logika sebagai sumber utama. Dalam buku dan pelaksaanaan latihan ESQ, rujukan utama adalah al-Quran dan al-Hadits. Dalam ajaran Islam, logika diperlukan untuk berpikir dan memahami kebenaran. Dalam Al Quran surat pertama diperintahkan untuk iqra’, membaca dan menggunakan pikiran. Begitu pula banyak disebutkan dalam Al Quran kalimat, “Apakah kamu tidak berfikir?”

Dalam tuduhan keenam dari fatwa tersebut dikatakan bahwa Anda mengingkari mukjizat dan menganggapnya tidak dapat diterima oleh akal serta tidak sesuai dengan zaman.

Saya tidak pernah mengingkari mukjizat baik dalam buku maupun training ESQ. Justru dalam training saya mencoba menunjukkan berbagai fenomena supaya peserta meyakini mukjizat Allah. Saya percaya akan adanya mukjizat yang dikurniakan oleh Allah kepada para Rasul-Nya. Dalam training juga digambarkan tentang teori penciptaan alam semesta, tentang lempeng bumi yang senantiasa bergerak (continental drift) yang telah ditunjukkan dalam Al Quran sejak 1400 tahun yang lalu, sebagai mukjizat yang kebenarannya telah terbukti oleh ilmu pengetahuan.

Berdasarkan tuduhan ketujuh, Anda menggunakan kode 19 buatan Rasyad Khalifah untuk mentafsirkan al Qur’an, bukankah Rasyad Khalifa mengaku dirinya sebagai rasul dan membawa agama baru yang dinamakan `submission’?

Tentang angka 19 saya ingin menunjukkan Al Quran sebagai mukjizat. Dengan menggunakan referensi buku “Membumikan Al Quran”, saya hanya mengutip buku tersebut tentang keajaiban Al Quran. Di sana dikatakan bahwa kata Allah, Ar Rahman, dan Ar Rahim memiliki jumlah yang habis dibagi 19. Ism Allah ditulis 2.698 9 kali (2.698:19=142) Ar Rahman 57 kali (57:19=3), dan Ar Rahim 114 kali (114:19=6) .

Dengan kutipan tersebut saya hanya ingin menunjukkan bahwa Al Quran sebagai mukjizat dibuat sedemikian rupa oleh Allah dengan penuh perhitungan, sehingga tak mungkin manusia mampu membuatnya. Tetapi saya sendiri tidak pernah mengenal dan membaca buku Rasyad Khalifah, hal tersebut hanya saya kutip dari buku “Membumikan Al Qur’an”.

Dalam Al Quran dikatakan, “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Quran, dan kamilah yang memelihara dan menjaganya” (Surah Al Hijr : 9) Al-Quran adalah satu mukjizat bagi Rasulullah saw yang kekal sampai hari kiamat. Mukjizat ini tidak mampu ditolak oleh saintis maupun ahli matematik.

Pada tuduhan kedelapan fatwa tersebut, Anda menyamakan bacaan al-Fatihah sebanyak  17 kali sehari dengan Bushido orang Jepang yang berlandaskan ajaran Buddha, apakah demikian?

Saya mempelajari bagaimana bangsa Jepang membangun karakter masyarakatnya. Ternyata salah satu caranya adalah dengan mengucapkan Bushido yaitu jujur, loyal, disiplin, berani, dll secara berulang setiap hari. Ternyata metoda pengulangan tersebut berhasil membentuk karakter masyarakat Jepang. Fakta tersebut dapat memberi gambaran mengapa saat shalat kita harus mengulang-ulang bacaan al-Fatihah sebanyak 17 kali sehari, agar nilai-nilai dalam ayat tersebut menjadi karakter dan mendarah daging pada umat Islam.

Dalam tuduhan kesembilan dari fatwa tersebut dikatakan bahwa Anda menganggap kekuatan luar biasa seperti mukjizat nabi berlaku melalui rumus Zero Mind Process (ZMP)?

Saya tidak pernah menyatakan bahwa kekuatan luar biasa seperti mukjizat kepada para Rasul dapat terjadi pada manusia biasa melalui rumus ZMP. Saya mengangkat kisah Kapten Rozak adalah untuk menunjukkan bahwa ketika kita hanya berpasrah pada Allah dan menzerokan ilah-ilah selain Allah, saat itulah pertolongan Allah SWT datang. Ini bukan berarti manusia memiliki mukjizat namun menanamkan ketauhidan pada Allah dengan hanya meminta pertolongan padaNya.

Pada tuduhan kesepuluh tertulis bahwa Anda menafsirkan makna kalimah syahadah dengan `triple one’, bukankah ‘triple one’ digunakan oleh Kristian untuk menguraikan konsep “Trinitas”?

Ha.. ha.. ha.. Ini menggelikan, ‘triple one’ yang ditulis di buku ESQ itu nomor HP GSM saya yaitu berakhiran 2111 hadiah dari Bapak Garuda Sugardo atas prestasi saya. Menurut saya nomor ini cantik karena berakhiran triple one (111) yang mengingatkan ucapan Bilal saat ditindih batu ia hanya mengatakan Ahad…Ahad…Ahad... yang artinya satu, satu, satu... Ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan trinitas. Inilah akibatnya jika tidak bertanya atau berdialog secara langsung, pengertiannya jadi sangat jauh berbeda.

Pak Ary bagaimana dengan statement dari Pak Amin Djamaluddin yang mengatakan ESQ menyimpang?

Saya menghargai dan berterima kasih pada Pak Amin Djamaluddin yang telah memberikan masukan secara langsung. Saya bertemu beliau di Lembaga Penelitian & Pengkajian Islam (LPII) pada tanggal 17 Juli 2010. Yang dikritisi oleh Pak Amin adalah buku ESQ bukan training ESQ.

Dalam penulisan buku, saya terbuka terhadap kritik dan saran. Saya berharap jangan karena ada kesalahan di bagian tertentu, lalu semuanya dianggap salah dan sesat. Untuk perbaikan, saya selalu terbuka pada semua kritik dan masukan dari siapapun.

Bapak Amin Djamaluddin telah menunjukkan beberapa hal yang menurut beliau meyimpang dari buku itu, dan kami akan melakukan perbaikan pada edisi yang akan datang. Masukan dari Pak Amin adalah: arti surat Al Furqan ayat 57 ‘mencari Allah’ diganti dengan ‘menuju Allah’; ‘zakat sanubari’ diganti dengan ‘shodaqah sanubari’; arti shiratal mustaqiim yaitu ‘jalan yang lurus dan luas’ diganti dengan ‘jalan yang lurus’, penulisan ‘hati nurani Allah’ diganti dengan ‘kehendak Allah’; dalam tabel akhir tentang Asmaul Husna, kata ‘acuan’ diganti dengan ‘dzikir’, serta saran untuk memasukkan hadits secara jelas sumbernya.

Kami juga menerima masukan empat poin dari Majelis Mujahidin Indonesia, di antaranya:

1.Hal. viii, alinea 1, berubah menjadi:
Saya melihat bahwa sesungguhnya pencarian itu juga dicontohkan dalam kitab suci Al-Qur’an, ketika proses tiga Nabi besar dipilih Allah menjadi Nabi dan Rasul.

2.Hal. 18, alinea 3, berubah menjadi:
....Setelah saya memperdalam teori-teori kontemporer dan bukti-bukti empiris sejarah Rasulullah Saw dan Al Qur’an sebagai referensi utama. Kemudian saya mencoba memadukan logika serta suara hati secara sungguh-sungguh yang merupakan referensi pemberian Allah SWT.

3.Hal. 47, alinea 3, berubah menjadi:
....Bukti adanya perjanjian ini, menurut Muhammad Abduh ialah adanya fitrah iman dalam diri manusia. Hal ini ternyata juga disampaikan oleh Prof DR N Dryarkara SJ, seorang pakar filsafat yang bukan beragama Is-lam, berpendapat tentang adanya suara hati manusia yang beliau istilahkan sebagai suara Tuhan yang terekam dalam diri manusia. Hal ini membuktikan kebenaran firman Allah di atas, yang tidak bisa ditolak oleh agama apapun.

4.Hal. 280, alinea 3, berubah menjadi:
.... Kita perlu relaksasi sejenak dengan melakukan shalat, mendengar kembali suara hati yang menjadi perantara ilham kebaikan dari Allah SWT.

Yang ramai dibicarakan saat ini adalah tentang pengertian Asmaul Husna Pak Ary yang dikatakan menyimpang. Penafsiran Asmaul Husna yang harus diikuti oleh manusia bukankah menandingi sifat Allah?

Saya merujuk pada Surat Al Qashash ayat 77 yang mengatakan bahwa berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu”. Allah memiliki sifat-sifat yang tercermin dalam Asmaul Husna, manusia harus menghormati sifat tersebut tapi bukan untuk menandingiNya. Allah memiliki sifat kasih sayang, manusia juga harus memiliki sifat kasih sayang pada sesama. Tapi kasih sayang manusia tidak akan sebanding dengan kasih sayang Allah. Allah Maha Adil, dan manusia juga harus bersifat adil pada sesama manusia.

Sekarang saya bertanya, apakah kita tidak boleh adil, karena itu adalah sifat Allah Al Adl? Apakah kita tidak boleh memiliki sifat kasih sayang, karena itu adalah sifat Allah Ar Rahmaan? Lalu kita harus belajar dari sifat siapa? Ini bukanlah menyaingi sifat Allah, karena Adil-nya Allah tak tertandingi, namun manusia harus adil kepada sesama, sebatas manusia.

Menurut saya, kecenderungan manusia untuk menyukai sifat-sifat kebaikan seperti kasih sayang, keadilan, kejujuran, tanggung jawab, keindahan, adalah bukti bahwa manusia telah melakukan perjanjian dengan Allah sebelum mereka dilahirkan sebagaimana ayat Al Quran QS. al-A’raf (7): 172.

Apa pesan Anda?

Saya menyarankan agar sebelum menyimpulkan, sebaiknya mengadakan dialog dulu dan jangan langsung memutuskan. Sekali lagi ESQ bukan aliran ataupun mahzab melainkan training SDM, kalau tidak ada yang substansial menyimpang tidak perlu difatwa sesat. Kalau ada yang dianggap meragukan sebaiknya tidak menghukum tetapi membimbing. Kalaupun ada kritik dan masukan, silakan saya sangat terbuka. Mari kita berlomba-lomba berbuat kebaikan, melakukan perbaikan dalam kehidupan umat.

***


Saya tidak hendak mendukung salah satu pihak, pro atau kontra. Sejujurnya karena saya sendiri belum pernah mengikuti training ESQ beliau.

Penilaian akhir diberikan kepada masing-masing individu Semoga kita senantiasa ditunjukkan mana yang benar, mana yang salah. Semoga..

^_^

oya, bagi yang ingin melihat arttikel mengenai alasan kenapa training Ary Ginanjar dikatakan menyimpang, bisa klik  link ini

Selasa, 20 Juli 2010

Namanya Humairo......

Iseng aja..


Udah lama banget nggak nyentuh laptop
Suatu hari nanti pengen beli yang warna merah.. kalau beli, kunamai Humairo :)

Senin, 19 Juli 2010

Jagalah Hati

Rating:★★★★
Category:Music
Genre: Other
Artist:Aa Gym
Jagalah hati jangan kau kotori
Jagalah hati lentera hidup ini
Jagalah hati jangan kau nodai
Jagalah hati cahaya Ilahi

Bila hati kian bersih
Pikiranpun akan jernih
Semangat hidup nan gigih
Prestasi mudah diraih

Namun bila hati keruh
Batin selalu gemuruh
Seakan dikejar musuh
Dengan Allah kian jauh

Bila hati kian suci
Tak ada yang tersakiti
Pribadi menawan hati
Ciri mukmin sejati

Namun bila hati busuk
Pikiran jahat merasuk
Akhlak kian terpuruk
Jadi makhluk terkutuk

Bila hati kian lapang
Hidup sempit terasa senang
Walau kesulitan datang
Dihadapi dengan tenang

Tapi bila hati sempit
Segalanya jadi rumit
Terasa terus menghimpit
Hidup makin terasa sakit

Jumat, 09 Juli 2010

Tentang Dismenore



Dismenore (dysmenorrhea) berasal dari bahasa Yunani, dari kata dys yang berarti sulit, nyeri, abnormal; meno yang berarti bulan; dan rrhea yang berarti aliran. Dismenore, atau biasa kita sebut nyeri haid adalah gejala yang seringkali dialami oleh kaum perempuan pada saat menstruasi. Intensitas rasa sakit yang dirasakan saat proses peluruhan dinding rahim ini berbeda-beda pada setiap yang mengalaminya. Dismenore bisa ditandai dengan pegal-pegal, mual, muntah, pusing, atau bahkan pingsan.

Terdapat dua macam dismenore, yaitu dismenore primer dan dismenore sekunder. Dismenore primer sering disebut sebagai dismenore sejati, intrinsik, esensial, atau fungsional. Biasanya terjadi pada bulan-bulan atau tahun-tahun pertama haid, pada kisaran usia 15 sampai 25 tahun, dan kemudian hilang pada usia akhir 20-an atau awal 30-an. Pada kasus ini tidak dijumpai adanya kelainan pada alat-alat kandungan. Dismenore sekunder dimulai pada usia dewasa, menyerang wanita yang semula bebas dari dismenore sekunder. Dismenore ini disebabkan oleh adanya kelainan alat-alat kandungan.

Dismenore Primer
Terjadi rasa nyeri pada perut bagian bawah, menjalar ke daerah pinggang dan paha. Kadang disertai mual, muntah, diare, sakit kepala, dan emosi yang labil. Nyeri biasanya timbul sebelum haid dan  berangsur hilang setelah darah haid keluar.

Nyeri haid ini timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu, tepatnya setelah stabilnya hormon tubuh atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan. Nyeri haid jenis ini normal, namun dapat berlebihan jika dipengaruhi oleh faktor psikis dan fisik, dan seperti stres, shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit yang menahun, kurang darah, dan kondisi tubuh yang menurun. Gejala tersebut tidak membahayakan kesehatan.

Dismenore Sekunder
Dismenore sekunder adalah nyeri haid yang disebabkan oleh penyakit, gangguan atau kelainan di dalam maupun di luar rahim. Gangguan ini biasanya baru muncul kemudian apabila ada penyakit atau kelainan yang menetap, seperti: infeksi rahim, kista atau polip, tumor sekitar kandungan, kelainan kedudukan rahim yang mengganggu organ dan jaringan di sekitarnya.

Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri perut sewaktu menstruasi, yaitu:
-    Mengompres bagian yang terasa kram (perut atau pinggang bagian belakang) dengan botol panas (hangat)
-    Tidur terlentang dengan kaki/lutut diganjal dengan bantal
-    Mandi air hangat, boleh menggunakan aroma terapi untuk menenangkan diri.
-    Minum minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi.
-    Mengosok-gosok perut atau pinggang yang sakit.
-    Mengambil posisi menungging sehingga rahim tergantung ke bawah. Hal tersebut dapat membantu relaksasi.
-    Melakukan olahraga ringan seperti senam, jalan kaki, atau bersepeda pada saat sebelum dan selama haid, hal tersebut dapat membuat aliran darah pada otot sekitar rahim menjadi lancar, sehingga rasa nyeri dapat teratasi atau berkurang.
-    Menarik nafas dalam-dalam secara perlahan untuk relaksasi.

Selain itu, penanganan untuk mengatasi rasa nyeri juga bisa menggunakan obat-obatan: analgetika (penghilang rasa sakit), hormonal, anti prostaglandin. Obat-obatan tersbut digunakan harus berdasarkan pengawasan dokter.


*dari berbagai sumber