Selasa, 28 Desember 2010

Ketika harus memilih...

Memilih bukan pekerjaan yang mudah ya? Absolutely YES! It is not easy

Beberapa hari ini suami dihadapkan pada beberapa pilihan berkaitan dengan masa depan pekerjaan. Ada beberapa tawaran, dan jelas tak mudah memutuskan. Jadi sebentar bilang mau ikut ini, mau ikut itu. Kalo ikut ini, kayak gini, kalo ikut itu kayak gitu.

Saya sebenarnya mendukung apa saja, apa saja asalkan itu benar-benar pilihannya. Toh, saya juga tak tahu menahu ada apa di sana.

Ada yang menawarkan posisi lebih tinggi, tapi dia takut merasa bosan di sana, tidak berkembang, dan akhirnya malah menurunkan kualitas kinerja. Ada yang menuntutnya harus sering2 keluar pulau. Ada yang ini ada yang itu.

dan tadi: "Mas pilih jadi auditor lapangan aja ya?"

Saya sudah siap tarik napas panjang lagi trus mewek, kalo dia bilang: harus sering keluar kota.
Tapi, "Pegang cabang2 di daerah Senen, biar ga keluar kota, biar bisa makan siang bareng isteri..hehehe "


terharuu......


Paket Cinta



Ini postingan telat banget sebenernya. Sudah ditulis beberapa hari yang lalu. Cuma, karena komputer kantor susaaaaaahhhh banget buat upload foto, jadinya ga dipublish-publish

Paket ini saya terima hari Senin minggu lalu, di hari pertama masuk kantor, setelah long weekend dan kepulangkampungan saya. Kadang, saya takjub dengan yang namanya persaudaraan dan kepercayaan. Bahwa orang yang belum pernah kenal sebelumnya, hanya karena interaksi di internet saja bisa demikian percaya. dan lalu, terbangunlah ikatan cinta di antaranya.

Seperti itu jugalah yang terjadi antara saya dan kak Rien. Belum pernah temu muka sekali pun, ataupun sekedar saling mndengarkan suara masing-masing. Hanya untaian kata dan kalimat saja yang sahut-menyahut di layar komputer. Namun, terasa sudah lama kami bersahabat.

Berawal dari QN, berawal dari janji di MP, akan membawakan oleh-oleh LN yang bukan cokelat atau gantungan kunci, kak Rien kemudian menanyakan alamat saya. Wah, saya cuma bercanda lho waktu itu, asli, suer! Tapi lantas, dia bilang, kalau tidak sempat memberi apa-apa sewaktu saya menikah, jadi anggaplah ini kado darinya.

dan kemarin, sampailah juga paket cinta itu:

tas mungil, gantungan kunci, dan cokelat

Sungguh, walaupun harganya tidak seberapa kata kak Rien, tapi paket itu memberikan nilai tersendiri.


dan mari kita dengarkan hadits berikut ini:

"Saling memberi hadiahlah, niscaya kamu akan saling mencintai" (HR Bukhari)

“Hendaknya kamu saling memberi hadiah. Sesungguhnya pemberian hadiah itu dapat melenyapkan kedengkian.” (HR. Tirmidzi dan dan Ahmad)


Minggu, 26 Desember 2010

(un)Romantic

Di dalam bis A-K-A-P

Suami: Kamu nggak bawa tissue?
Isteri: Enggak
Suami: Bukan cewek nih. Masa cewek ga bawa tissue. Cewek itu biasanya selalu bawa tissue
Isteri: =..=


Lain waktu di dalam bis juga

Suami: Waah, isteriku sekarang berubah. Bawa tas (tas cewek kayak ibu-ibu mau kondangan.red)
Isteri: =..=
Suami: Kamu itu cewek bukan si? Ga pernah bawa tissue, ga pernah dandan, ga pernah bawa tas
Isteri: :-O


Chatting dengan suami, di dalam ruangan kantor, pake komputer kantor

Suami: bla bla bla coy….
Isteri: bla bla bla bla broo..
Mas-mas kantor yang liat chattingan: Oooww..pantesan! sama suaminya aja bro-bro-an. Ckckck.. yang lain pada mesra-mesranan, ini malahh… *sambil geleng-geleng kepala trus ngeloyor pergi

Senin, 20 Desember 2010

Retorika

Jadi, apakah kau belum akan memalingkan wajahmu dari permainan bola bundar itu? Baiklah, mungkin ada baiknya aku membuat teh saja. Ada roti juga, dan aku sepertinya lapar. Membuat roti panggang akan menghabiskan waktuku.



Secangkir teh, sekotak biskuit, dan sepiring roti panggang.
Kau belum juga beranjak. Hey, dunia itu yang ada di depan matamu, bukan di dalam kotak persegi empat berukuran 60x40cm itu!



Di sini sepi. Memangnya, dunia tanpa suara itu menyenangkan?
Ah, hanya duniaku saja sepertinya yang tanpa suara. Duniamu penuh dengan sorak-sorai.



“Goooooollllll!!”
Yeah, sepertinya kau saja yang memasukkan bola ke gawang



Jadi, sebenarnya, apa kau peduli padaku?
Kenapa jiwa sentimentil ini harus keluar?
Aku benci
Diam



“Menaaaaannngg, sayang!”
Sebuah pelukan, dan kecupan di kening



“Makasih roti dan tehnya ya..”



Aku tak perlu jawaban lagi




*kisah hanya ilustrasi semata
dan saya telah mengikrarkan,
akan berdamai dengan bola

hahaa..

Rabu, 15 Desember 2010

Pasukan Berkuda



Setiap kali melintasi jalanan Jakarta, saya selalu beranggapan, betapa hebatnya (beraninya.red) para biker. Menyelip-nyelip di antara kendaraan, di tengah kemacetan, naik-naik ke trotoar, melintasi pembatas jalur busway, dll. Waah, pokoknya keren deh! Suami saya sendiri juga seorang biker, kemana-mana naik sepeda motor, kecuali kalo lagi minjem mobil kakaknya selama berhari-hari, qeqeqe (bermimpi suatu saat punya mobil sendiri)


Saya pernah ikut diajak naik-turun trotoar, kebut-kebutan, atau selip-selipan oleh dia, keren!! (aslinya sih megap-megap, sambil urut dada). Salah seorang temannya bahkan bersaksi kalau kepalanya pernah kepentok spion truk saat mbonceng si mas. Duuuhh.. Tapi saya yakin, dan selalu mengingatkan mas agar senantiasa berhati-hati saat berkendara.


Entah pada dasarnya memang taat aturan, atau hanya terlalu takut pada kejamnya jalanan, saya selalu cerewet tiap kali membonceng. Apalagi kalau sudah sampai di perempatan lampu merah. Motor-motor merangsek maju ke garis depan. Tidak jarang juga ada yang menerobos maju sebelum lampu merah berganti hijau. Apalagi kalau ada timer. Sekian detik sebelum lampu berganti warna, mereka sudah menggerung-gerungkan motor, layaknya peserta lomba lari yang diberi aba-aba “siaappp”. Dan begitu lampu berubah hijau, semua berhamburan maju.


Saya selalu mewanti-wanti mas bila di lampu merah “Tunggu dulu, sabar. Lampunya masih merah!” saking stressnya melihat banyak motor yang menerobos sepersekian detik sebelum lampu berubah hijau. Sementara di sisi lain jalan, banyak juga yang tidak mau kehilangan kesempatan menyeberang, padahal lampu sudah berwarna kuning, hendak merah. Detik-detik yang menegangkan (lebaaayyy, haha!)



Hal lain yang saya tekankan kepada mas adalah, “Hormati pejalan kaki”. Saya sering bilang, kalau ada orang menyeberang, mengalahlah dahulu, jangan memotong jalur jalannya. Bukan apa-apa, saya hanya membayangkan kalau mereka itu adalah saya. Bagaimanapun, saya juga pejalan kaki yang sering kesulitan bila dihadapkan pada urusan menyeberang jalan. saya pikir, kalau para pengendara bisa sedikit bertoleransi, itu akan memudahkan para pedestrian.


Satu hal lagi mengenai para biker. Saya suka menyebut mereka dengan “pasukan berkuda”, yang berada pada garis terdepan medan pertempuran. Bayangkan, dengan jumlah yang banyaaak (apalagi di perempatan lampu merah yang besar, mungkin jumlah mereka sekitar tiga puluh-lima puluhan) mereka mendesak maju, zig-zag di antara kendaraan-kendaraan lain untuk mendapatkan tempat terdepan. Lalu begitu lampu hijau menyala, brum-bruuummm-brruuuummmmm!!! SERAAAANNGG!!!






*gambar dari sini


Senin, 13 Desember 2010

MICROSOFT BLOGGERSHIP 2011: Be Active, Be Positive

Saya tahu mengenai lomba ini baru-baru ini, sangat baru malah, tanggal 13 Desember kemarin, setelah diberitahu oleh salah satu MP'er sekaligus blogger, mbak Yusnita Begitu meluncur ke halaman pestablogger, saya nyaris putus asa. Deadline lomba tertulis sebelum 15 Desember 2010. That’s too fast to make a proper article. Walaupun, saya akui, saya tidak pernah menulis artikel, atau apapun lah itu secara serius.



Saya mengenal internet, pertama kali saat saya kelas satu SMA, sekitar 6-7 tahun yang lalu (oh no, ternyata saya sudah tua!). Pada masa itu, pengalaman saya akan internet cuma sebatas browsing dan chatting saja. Yup! Sepertinya hanya itu saja.


Saya ingat. Duluu, waktu masih memakai seragam putih abu-abu, saya akan pergi ke warnet sepulang dari sekolah bersama teman-teman. Pada masa itu, warnet bukanlah hal yang mudah didapat di kota kecil seperti Purbalingga. Apa yang kami kerjakan di sana? Hanya bersenang-senang. Kala itu, diantara kami sedang booming chatting menggunakan mIRC. Setelah tahun berlalu, dan saya mulai kehilangan minat terhadap chatting, saya mulai memanfaatkan internet untuk kepentingan yang lebih serius: browsing dalam rangka melengkapi tugas dari sekolah. Hehe..


Lalu, mulailah saat masuk kuliah pada tahun 2006, saya intens menggunakan internet untuk berbagai keperluan. Dan akhirnya pada 12 Agustus 2008, saya resmi mempunyai sebuah blog-jejaring di multiply. Dan semenjak saat itu, saya aktif ngeblog sampai sekarang.


Apa yang saya tulis? Ah, entahlah, Saya bukanlah seorang yang terlalu kritis menyikapi kejadian yang terjadi di sekitar. Pun saya bukan tipe orang serius yang suka mengungkapkan pendapat. Blog saya hanya berisi sampah-sampah pribadi. Curhat, keluhan, ungkapan perasaan, segala yang berhubungan dengan cerita sehari-hari. Blogging, semacam pengalihan hobi saya, dari menulis buku harian, menjadi menulis catatan elektronik yang bisa dibaca semua orang dan dikomentari.


Saya tau, facebook sudah ada lamaaaa sebelum saya bergabung di dalamnya. Saya sendiri pada awalnya bertekad untuk tidak akan pernah membuat akun di facebook, tapi toh akhirnya saya luluh juga. Dan pada akhir tahun 2009, saya mulai terdaftar sebagai member dalam jejaring sosial itu.


Saya tidak hendak membuat sebuah visi yang besar berkaitan dengan hubungan saya selama ini dengan internet. Meskipun jujur, internet memberikan banyak kemudahan dan kebaikan. Komunikasi yang mudah, hubungan silaturahmi yang kembali tersambung, jual-beli yang praktis, penyampaian informasi dan pengetahuan yang cepat. Dan masih banyak lagi.


Hanya saja, saya sedikit mengamati, bahwa orang jaman sekarang, terutama remaja, para generasi muda, belum sepenuhnya sadar tentang pemanfaatan internet ini. Saya tidak mengatakan seluruhnya, karena toh banyak di antara mereka yang telah menorehkan prestasi gemilang dengan berkarya dan berkreasi dengan internet.


Sebenarnya, apa sih, esensi dari facebook, twitter, blogspot, multiply, dan macam-macam jejaring itu? Membangun jaringan? Ya! Itu benar. Bisnis? Itu juga benar. Akan tetapi, saya melihat, banyak di antara penggunanya yang menggunakan mereka  hanya sebagai sarana untuk membuang sampah pribadi. Saya masih menerima kalau sebatas keluhan, tapi saya tidak bisa menoleransi kalau internet digunakan sebagai sarana untuk mengumpat. Ah, saya pun mungkin tidak pantas berkata seperti ini. Saya sendiri, harus diakui sering menjadikan internet sebagai tempat sampah pribadi. Tapi, semenjak beberapa waktu belakangan sampai sekarang, saya-sedang-sangat-berusaha-keras untuk mengurangi keluhan-keluhan tidak penting saya. Dan visi saya, yang sangat sederhana, adalah membebaskan diri saya dari mengeluh di internet.


Hal yang sepele dan sangat kecil memang. Tetapi, mengurangi keluhan dan umpatan di internet, bukankah juga suatu bentuk efisiensi dari penggunaan internet itu sendiri? Gunakanlah internet seperlunya. Manfaatkan sebaik-baiknya. Jangan biarkan suasana hati kita memperburuk suasana hati orang lain. Bukankah ada banyak contoh mereka yang sukses dari internet? Para online seller misalnya, yang berbisnis  cerdas dengan memanfaaatkan internet. Bukankah juga, banyak penulis menginspirasi yang lahir dari sebuah dunia bernama internet? Blogger-blogger yang akhirnya membukukan tulisan-tulisan iseng mereka. Sejujurnya, saya pun ingin seperti mereka. Tapi sepertinya mimpi itu masih jauh lagi untuk saya raih


Hanya visi kecil, ya. Tapi, saya benar-benar ingin menjadikan internet sebagai tempat pembelajaran. Dimana saya bisa berbagi ide-ide, cerita-cerita, atau motivasi kepada banyak orang. Kalau ditanya, kontribusi apa yang bisa kamu berikan kepada diri sendiri, masyarakat, bahkan negara, dengan bantuan teknologi? Rasanya, tidak ada sesuatu yang BESAR, yang bisa saya berikan dalam waktu dekat, meskipun banyak mimpi yang saya punya di dalam kepala. Saya hanya ingin menyebarkan energi positif kepada banyak orang, kepada mereka yang membaca tulisan saya. Itu saja, bukan yang lain. Bukankah ada sebuah pepatah yang mengatakan, kalau ingin mengubah sesuatu, mulailah dari hal yang kecil, mulai dari sekarang, dan mulai dari diri sendiri?


Tulisan ini, sekaligus sebagai cambuk bagi saya pribadi untuk lebih sehat menggunakan internet. Kemajuan teknologi ini, sudah sepantasnya kita apresiasi dengan baik. Ada yang mau ikut dengan saya?





*gambar diambil dari sini




Kamis, 09 Desember 2010

Menu makan siang suamiku siang ini




Berhubung selama seminggu ini my hubby sedang cuti-dalam rangka menghabiskan jatah cuti kantor yang katanya masih banyak, sehingga sayang kalau dibiarkan begitu saja, sekaligus juga untuk menyambut ujian kuliahnya (cuti buat belajar di rumah)-jadi sepanjang siang, kerjaannya hanya guling-guling di rumah, ngerjain paper, belajar, nonton film, tidur, dan makan. Lalu sore hari, sebelum saya sempat sampai di rumah, dia sudah ngibrit berangkat ke kampus. Sammaa ajaa, ketemu pagi dan melem doang, haha..



Nah, tadi pagi. Saya memasak sarapan dengan terburu-buru. Jam 6 ternyata kurang pagi untuk menyiapkan sarapan, heheheh..*sebelumnya malah males2an, nonton TV 


Nasi di magiccom habis dibuat nasi goreng. Sementara bikin nasgor, kompor sebelah saya berdayakan untuk membuat pancake-beli yang instan, tinggal campur2 adonan aja. Ternyata ribet yah, apalagi belum propesional. Alhasil, saya kelabakan dan terburu waktu.


Selesai masak, langsung siap-siap ngantor. Dianter suami, yang barusan sarapan dengan nasi goreng yang cuma sepiring..


Siang ini, seperti biasa chit-chat, tanya2 lagi ngapain. Laper katanya. Di rumah nggak ada nasi, nggak ada lauk juga. Pas dia bilang mau bikin mie goreng, saya langsung tolak: jangan bikin mi! Soalnya kemaren-kemaren udah makan mie ayam.. gak bagus kalo banyak-banyak makan mi.




Dia bilang, kalo gitu mau masak nasi






Beberapa saat kemudian....








chat dari suami: liat email












dan taraaaaaaaa!!!!





"nggak makan mie, hweek"






Jadi, menu makan siangnya: nasi, telor dadar, nugget, yang ditata dengan hiasan saos. Sangat artistik



Owalah maaas, mas, mesakke reeekk....!!

Rabu, 08 Desember 2010

(Masak suka-suka) Aneka French Toast



Tergelitik oleh quicknote haya najma a.k.a berry89 tentang french toast, saya jadi penasaran untuk googling dan mencari lebih banyak resep snack berbahan dasar roti tawar ini. Selama ini, roti tawar biasanya saya jadikan roti panggang-cokelat, keju, selai-atau kalau lagi agak rajin sedikit, dibuat pizza-pizzaan.

Kebetulan saya belum pernah bikin french toast ini. Jadi, antusias sekali saat tau resepnya. Bisa dijadikan alternatif olahan roti tawar-yang biasanya bersisa dan jamuran karena saya bingung mau diapakan lagi.

Setelah gugling, saya mendapatkan beberapa resep. Pada intinya, semua terserah kita. Kalau kata saya, suka-suka aja deh bahannya, yang penting enak. Heheheheh...

And here they are ;)

Bahan Utama:
Roti Tawar

Adonan: (ini hanya hasil gugling. Kreasi sendiri juga boleh)
1. Telur, susu cokelat, gula pasir
2. Telur, susu UHT, gula pasir, keju
3. Telur, pala bubuk, brown sugar, susu cair
4. Telur, susu cair, tepung terigu, gula pasir, ekstrak vanili, garam
Pada intinya, adonan untuk mencelup roti tawar intinya adalah telur dan susu cair. Ada juga yang ditambah dengan tepung terigu

Cara Memasak:
1. Celupkan roti tawar ke dalam adonan. Rotinya boleh bentuk segiempat, boleh dipotong dulu diagonal menjadi bentuk segitiga, boleh bentuk lingkaran. Apa aja deh, namanya juga suka-suka, hihiihii..
2. Panaskan mentega dalam teflon
3  Panggang roti sampai berwarna kecokelatan

Finishing:
Atur roti yang telah dipanggang di atas wadah, lalu hias suka-suka. Bisa ditaburi gula pasir, gula halus, brown sugar. Atau dituang dengan madu, cokelat juga boleeeh. Pokoknya suka-suka deeehh.


note: karena ini resep suka-suka, jadi tanpa takaran, qeqeqe


Sometimes, men is just like a kid :)



Tiba-tiba teringat my hubby, yang semalam dengan penuh antusiasnya menunjukkan wallpaper baru hpnya

"Eh, aku punya wallpaper baru lho, sini liat"

dan saya pun mendekat, melihat ke layar BBnya. Terpampang gambar tim kesebelasan Indonesia dalam piala AFF yang sedang jadi sorotan banyak orang, lantaran telah menorehkan prestasi yang gemilang dalam pertandingan beberapa hari belakangan ini

"Sini deh. Orang-orangnya ini jadi menu-menunya," katanya lagi sambil menggeser-geser trackball.

"Irfan Bachdim jadi Message, Bambang Pamungkas jadi Blekberi Messanger, Firman Utina jadi ini, Christian Gonzales, bla bla, Okto, bla bla bla bla..."

"Lucu yah?"



***


remembering him :)