2 buah sms dengan kalimat Innalillahi sore ini membuat saya, untuk kesekian kalinya berusaha memaknai apa arti kehidupan, juga kematian di dunia ini
2 buah sms, dengan isi sama persis
Mengabarkan kondisi salah seorang sahabat, saudara, adik, apapun itu sebutannya. Tidak terlalu akrab dan dekat memang, hanya saja kami pernah satu kepanitiaan dulu saat di kampus. Sms yang mengabarkan bahwa dia, telah divonis menderita suatu penyakit yang mematikan, dan sekarang sedang dalam terapi di salah satu rumah sakit di Jogja.
Mematikan?? Siapa yang telah menyematkan sebutan demikian pada penyakit yang satu itu?? Padahal, tidak ada seorang pun yang tau dan berhak atas kehidupan dan kematian di muka bumi ini. Padahal, jika Allah berkehendak, sakit seberat apapun akan dengan mudah ditiadakanNya. Tapi agaknya, saya telah terpengaruh orang banyak, sehingga berani menjudgenya mematikan.
Dan tiba-tiba, ingatan saya melayang pada seorang kawan lain, yang saya kenal sebagai seorang pribadi yang tangguh. Teman yang mulai saya kenal saat kami sekelas dalam prajab. dia yang selalu vokal dalam setiap diskusi. Yang selalu berapi-api dalam setiap menyampaikan pendapat, tiba-tiba suatu hari dikabarkan telah berpulang kembali ke sisiNya.
Innalillahi wa inna ilaihi rojiun….
Tanpa peringatan sebelumnya. Tanpa sakit yang berarti. Dia diketemukan tak sadarkan diri, pagi hari, di areal kampus. Teman-teman, berdasarkan kabar juga, bilang bahwa dia terkena serangan jantung saat sedang lari pagi.
Ya Robb..
Maka siapa kini yang berhak mengukur hidup seseorang? Saat kematian itu begitu dekatnya. Dia datang tiba-tiba tak terduga.
Ya Robb..
Maka siapa kini yang berhak mengatakan bahwa nyawa seseorang itu tinggal sebentar lagi? Kau yang menyambung, Kau pula yang memutus garis hidup kami di atas bumi.
Saya kembali merenung, akankah kematian datang dengan peringatan kepada saya? Ataukah dia datang secara tiba-tiba?
Dan saya, mencoba menyelami apa yang dirasakan oleh sang sahabat yang sedang sakit di sana, meskipun saya tidak akan pernah bisa benar-benar mengerti perasaannya. Mungkin, kalaulah saya tidak punya rasa percaya diri, saya akan menganggap bahwa itu semacam travel warning dariNya. Peringatan, bahwa jatah hidup yang bisa dihabiskan di dunia ini tinggal sedikit lagi. Apakah saya akan frustasi? Ataukah saya akan semakin mendekatkan diri padaNya? Menangisi dosa-dosa yang pernah diperbuat, memperbanyak ibadah, mendekat dan terus mendekat pada Rabb sang penguasa alam.
Tapi, bukankah itu jika dirasa hidup di dunia ini sudah tidak akan lama lagi? Bagaimana jika kematian menjemputku tiba-tiba ya Rabb, sementara diri ini masih belum bertaubat? Masih sering lupa kepadaMu? Masih belum layak menuai pahala dari ibadah-ibadah selama ini?
Rabbku…
Jika saat itu tiba, maka matikanlah hambaMu ini dalam ketaatan padaMu… ketaatan padaMu, bukan kesesaatan yang menjauhkanku dari pintu syurga…
*teriring doa untuk sahabat, adik yang jauh di sana, semoga senantiasa diberi kekuatan untuk menghadapi setiap ketentuanNya.. terus berjuang! Semoga, Allah berkenan memberikan kesehatan dan kesembuhan kembali.. Percaya, jika Dia sudah berkehendak, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini..
2 buah sms, dengan isi sama persis
Mengabarkan kondisi salah seorang sahabat, saudara, adik, apapun itu sebutannya. Tidak terlalu akrab dan dekat memang, hanya saja kami pernah satu kepanitiaan dulu saat di kampus. Sms yang mengabarkan bahwa dia, telah divonis menderita suatu penyakit yang mematikan, dan sekarang sedang dalam terapi di salah satu rumah sakit di Jogja.
Mematikan?? Siapa yang telah menyematkan sebutan demikian pada penyakit yang satu itu?? Padahal, tidak ada seorang pun yang tau dan berhak atas kehidupan dan kematian di muka bumi ini. Padahal, jika Allah berkehendak, sakit seberat apapun akan dengan mudah ditiadakanNya. Tapi agaknya, saya telah terpengaruh orang banyak, sehingga berani menjudgenya mematikan.
Dan tiba-tiba, ingatan saya melayang pada seorang kawan lain, yang saya kenal sebagai seorang pribadi yang tangguh. Teman yang mulai saya kenal saat kami sekelas dalam prajab. dia yang selalu vokal dalam setiap diskusi. Yang selalu berapi-api dalam setiap menyampaikan pendapat, tiba-tiba suatu hari dikabarkan telah berpulang kembali ke sisiNya.
Innalillahi wa inna ilaihi rojiun….
Tanpa peringatan sebelumnya. Tanpa sakit yang berarti. Dia diketemukan tak sadarkan diri, pagi hari, di areal kampus. Teman-teman, berdasarkan kabar juga, bilang bahwa dia terkena serangan jantung saat sedang lari pagi.
Ya Robb..
Maka siapa kini yang berhak mengukur hidup seseorang? Saat kematian itu begitu dekatnya. Dia datang tiba-tiba tak terduga.
Ya Robb..
Maka siapa kini yang berhak mengatakan bahwa nyawa seseorang itu tinggal sebentar lagi? Kau yang menyambung, Kau pula yang memutus garis hidup kami di atas bumi.
Saya kembali merenung, akankah kematian datang dengan peringatan kepada saya? Ataukah dia datang secara tiba-tiba?
Dan saya, mencoba menyelami apa yang dirasakan oleh sang sahabat yang sedang sakit di sana, meskipun saya tidak akan pernah bisa benar-benar mengerti perasaannya. Mungkin, kalaulah saya tidak punya rasa percaya diri, saya akan menganggap bahwa itu semacam travel warning dariNya. Peringatan, bahwa jatah hidup yang bisa dihabiskan di dunia ini tinggal sedikit lagi. Apakah saya akan frustasi? Ataukah saya akan semakin mendekatkan diri padaNya? Menangisi dosa-dosa yang pernah diperbuat, memperbanyak ibadah, mendekat dan terus mendekat pada Rabb sang penguasa alam.
Tapi, bukankah itu jika dirasa hidup di dunia ini sudah tidak akan lama lagi? Bagaimana jika kematian menjemputku tiba-tiba ya Rabb, sementara diri ini masih belum bertaubat? Masih sering lupa kepadaMu? Masih belum layak menuai pahala dari ibadah-ibadah selama ini?
Rabbku…
Jika saat itu tiba, maka matikanlah hambaMu ini dalam ketaatan padaMu… ketaatan padaMu, bukan kesesaatan yang menjauhkanku dari pintu syurga…
*teriring doa untuk sahabat, adik yang jauh di sana, semoga senantiasa diberi kekuatan untuk menghadapi setiap ketentuanNya.. terus berjuang! Semoga, Allah berkenan memberikan kesehatan dan kesembuhan kembali.. Percaya, jika Dia sudah berkehendak, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini..