Senin, 31 Januari 2011

Mungkin musibah, mungkin juga berkah... *sebuah muhasabah

2 buah sms dengan kalimat Innalillahi sore ini membuat saya, untuk kesekian kalinya berusaha memaknai apa arti kehidupan, juga kematian di dunia ini


2 buah sms, dengan isi sama persis
Mengabarkan kondisi salah seorang sahabat, saudara, adik, apapun itu sebutannya. Tidak terlalu akrab dan dekat memang, hanya saja kami pernah satu kepanitiaan dulu saat di kampus. Sms yang mengabarkan bahwa dia, telah divonis menderita suatu penyakit yang mematikan, dan sekarang sedang dalam terapi di salah satu rumah sakit di Jogja.


Mematikan?? Siapa yang telah menyematkan sebutan demikian pada penyakit yang satu itu?? Padahal, tidak ada seorang pun yang tau dan berhak atas kehidupan dan kematian di muka bumi ini. Padahal, jika Allah berkehendak, sakit seberat apapun akan dengan mudah ditiadakanNya. Tapi agaknya, saya telah terpengaruh orang banyak, sehingga berani menjudgenya mematikan.

Dan tiba-tiba, ingatan saya melayang pada seorang kawan lain, yang saya kenal sebagai seorang pribadi yang tangguh. Teman yang mulai saya kenal saat kami sekelas dalam prajab. dia yang selalu vokal dalam setiap diskusi. Yang selalu berapi-api dalam setiap menyampaikan pendapat, tiba-tiba suatu hari dikabarkan telah berpulang kembali ke sisiNya.

Innalillahi wa inna ilaihi rojiun….

Tanpa peringatan sebelumnya. Tanpa sakit yang berarti. Dia diketemukan tak sadarkan diri, pagi hari, di areal kampus. Teman-teman, berdasarkan kabar juga, bilang bahwa dia terkena serangan jantung saat sedang lari pagi.

Ya Robb..
Maka siapa kini yang berhak mengukur hidup seseorang? Saat kematian itu begitu dekatnya. Dia datang tiba-tiba tak terduga.

Ya Robb..
Maka siapa kini yang berhak mengatakan bahwa nyawa seseorang itu tinggal sebentar lagi? Kau yang menyambung, Kau pula yang memutus garis hidup kami di atas bumi.

Saya kembali merenung, akankah  kematian datang dengan peringatan kepada saya? Ataukah dia datang secara tiba-tiba?

Dan saya, mencoba menyelami apa yang dirasakan oleh sang sahabat yang sedang sakit di sana, meskipun saya tidak akan pernah bisa benar-benar mengerti perasaannya. Mungkin, kalaulah saya tidak punya rasa percaya diri, saya akan menganggap bahwa itu semacam travel warning dariNya. Peringatan, bahwa jatah hidup yang bisa dihabiskan di dunia ini tinggal sedikit lagi. Apakah saya akan frustasi? Ataukah saya akan semakin mendekatkan diri padaNya? Menangisi dosa-dosa yang pernah diperbuat, memperbanyak ibadah, mendekat dan terus mendekat pada Rabb sang penguasa alam.

Tapi, bukankah itu jika dirasa hidup di dunia ini sudah tidak akan lama lagi? Bagaimana jika kematian menjemputku tiba-tiba ya Rabb, sementara diri ini masih belum bertaubat? Masih sering lupa kepadaMu? Masih belum layak menuai pahala dari ibadah-ibadah selama ini?

Rabbku…
Jika saat itu tiba, maka matikanlah hambaMu ini dalam ketaatan padaMu… ketaatan padaMu, bukan kesesaatan yang menjauhkanku dari pintu syurga…



*teriring doa untuk sahabat, adik yang jauh di sana, semoga senantiasa diberi kekuatan untuk menghadapi setiap ketentuanNya.. terus berjuang! Semoga, Allah berkenan memberikan kesehatan dan kesembuhan kembali.. Percaya, jika Dia sudah berkehendak, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini..

Selasa, 25 Januari 2011

Curhat: Menjilat ludah sendiri

Errr… jadi cerita berawal dari kebencian saya terhadap …., kita sebut saja dia X. Entah kenapa, saya anti banget sama X itu. Dia telah menjauhkan suami tercinta dari saya. Kalo si ayah (akhir-akhir ini manggilnya suami gitu, hwehee) udah ngelus-elus X, uhhh rasanya pengen banting dia aja. Huh, pokoknya benci deh benci!! Sedunia juga tau deh kalo saya nggak suka sama X itu.

Lalu, beberapa hari yang lalu, saya ngerasa udah nggak fren-an lagi sama pacar kedua saya, sebut saja namanya Y. Y itu suka ngambek. Saya akui Y cakep. Saya si cinta dan sayang sama dia, tapi ngambeknya itu lhoo bikin nggak tahan.

Terus, jadinya saya bilanglah ke suami. Mau ganti pacaaaarrr. Dan dia tiba-tiba menawarkan. Gimana kalo X aja jadi pacar saya?? Hah?? Errr… saya pikir-pikir, tawaran yang menarik. Eits, tapi saya kan no way banget sama dia?? Menjatuhkan harga diri gitu loh, kalo tiba-tiba saya malah pacaran sama X.

Tapi, suami juga masih terus nawarin, sampai pada tahap saya ragu-ragu. Maju mundur, iya tidak. Dan mulailah saya nanya-nanya. Emang, ada apa sih, sama X? Dan penjelasan  suami, membuat saya semakin tergiur. Errrr…….. lagian saya juga nggak rugi kok, kalo akhirnya jadian sama X. Suami yang urus semua. Saya tinggal terima jadi aja.

Si mas baik bener ya?? Ada apa ini? Ada apa ini? Kenapa dia sangat baik akhir-akhir ini? Jangan-jangan…...... Hahaha..bercanda. Tentu saja nggak tega berpikiran yang macam-macam, mengingat semua pengorbanan mas selama ini. Tsaaaaah..

Si X ya?? Hummm….

Kalo saya akhirnya jadi sama dia, berarti saya menjilat ludah sendiri dong?? Pan saya anti sama X. Tapi, setelah saya sempet bikin QN tadi pagi, katanya nggak masalah itu sama yang namanya menjilat ludah sendiri. Ludah sendiri kan? bukan ludah orang lain? Hiiiyy!!

Jadi, X jadi pacar baru saya???

Minggu, 23 Januari 2011

Maasss, I Love youuu!!

2 hari ini terharu sangat melihat si mas

Pertama, dia mau ikut diajakin kondangan ke temen kantor di Magelang, yang notabene tidak pernah dikenalnya. Udah jauh, barengannya jg temen2 kantor saya yg tidak satupun dikenalnya.

Setelah semalaman bareng 1 mobil dg 2 bapak kantor (mobil kami cuma ber4, tapi ada jg rombongan2 lain), akhirnya mas bisa mengakrabkan diri juga. Malah paginya ke rumah bapak-ibu Temanggung dulu sekitar 3 jam. Numpang istirahat, mandi, sama sarapan.

Yang kedua, karena mas ga kenal temen2 kantor, jadi di kondangan saya mengekorinya terus. Soalnya dia nggak ada temen, kasihan..

Yang ketiga, pas sesi foto-foto, mas jadi tukang foto dadakan. Soalnya pengennya semua orang kantor ada di foto, jadi deh mas yg motoin. Sampe salah satu mbak bilang: "Masmu kasihan tuh.."
Tapi, mas juga beberapa kali ikut foto bareng, dan banyak kali difotoin berdua.
Hikmahnya, orang2 kantor jadi pada kenal mas. Malah, saya sempat ditanyain salah satu bapak, "Ini mas Uut kan? Yang fotonya suka ada di eMPe?" Saya cuma bengong. Lah, si bapak suka baca eMPe saya??? Kok bisa??!

Keempat, mas tetep perhatian dan lucu biarpun lelah pastinya.

Dan kelima, dia tidak mengeluh sedikitpun.

Hiks!
Tiba-tiba terharuuu.. Peluuuuk!! *ups, tapi masih di mobil, lagi back to Jakarta
Cuma bisa memandangnya dg haru *_*

Maass, i love youuu!

Rabu, 19 Januari 2011

Seharusnya.... (full curhat, full keluhan, yang ga pengen liat orang ngeluh, minggir! :p)



Seharusnya,, kalau jam pulang kantornya jam 5 sore itu, lewat dari jam 5 kantor udah sepi. Seharusnya orang-orang sudah pada pulang, tak terkecuali para sekretaris.

Seharusnya, kalau ada orang yang belum menyelesaikan pekerjaannya, kerjakan dulu sendiri sampai selesai. Lalu, kalau ada sesuatu yang perlu disampaikan kepada pimpinan, sampaikanlah sendiri, karena itu tanggung jawabnya. Sampaikanlah sendiri, karena yang lain  termasuk sekretaris seharusnya sudah pulang, karena memang sudah waktunya pulang.

Tapi, yang namanya sekretaris kadang ga bisa pulang on time. Karena terkadang ada hal-hal penting yang harus disampaikan-dan kadang bersifat sangat segera-kepada pimpinan. Kadang tidak bisa pulang on time, untuk memastikan bahwa semua sudah beres, dan tidak ada yang bersisa.

Yah, setiap pekerjaan ada konsekuensinya. Dan yakin, bahwa pekerjaan sekecil apapun, pasti bermakna-hanya kadang tidak kita sadari-PASTI



*kedinginan di kantor. brrrr!!!

NB:
untung kontrakannya masih deket
untung belum punya baby, nanti kalo sudah ada dedek, nggak bakal pulang lepas maghrib, kecuali untuk hal-hal yang benar-benar urgent

Panggilan sayang..


Biar nggak bosen, panggilan sayang ke suami selalu berganti-ganti. Umumnya pake mas-dek. Tapi, nggak mesti juga, tergantung selera, hihihi..

Kadang, sayangku
sering juga, suamiku-isteriku
atau, hubby-wifi
atau lagi, ayah-bunda
yang terinspirasi dari lagu, ayang-ayang
yang agak romantis, kanda-dinda
yang agak gaul, bro-coy

hahaha

*postingan iseng kehabisan ide

Senin, 17 Januari 2011

kurusan (?)


pas pulang ke Purbalingga: "Kok tambah kurus"
waktu ke Temanggung: "Waah, mbak Andiah tambah kurus"
di kantor: "Kamu tambah kurus. Stress ya ngurus suami?"
di chat: "Mbak, mbak Andiah kurusan" me: "Masa si? Boong ah" "Beneran, langsing wes"

di rumah: "Kalo gitu, ayo gemukin lagi"


*jadi bingung, sebenernya kalo tambah kurus itu bagus apa enggak si??

Sabtu, 15 Januari 2011

Judulnya, bongkar belanjaan pasar :p


Di dompet ada sisa uang 9ribu. Bawa uang 50ribu, ditambah 50ribu dari dompet si mas

Dapetnya:
di tukang sayuran 1
- 1/4 kilo bawang merah
- 1 ons bawang putih
- 1 ons cabe merah keriting
- daun bawang+seledri
- 3 ikat kangkung
- beberapa ikat sawi
- 2 buah wortel gede

tukang sayur 2
- bumbu dapur: jahe, kunyit, daun salam, sereh
- 2 biji tomat gede
- bawang bombay 1

tukang daging
- ayam ukuran setengah (setengah badan maksudnya)
- 1 ati empela

tukang tahu tempe
- sepotong tempe ukuran sekitar 20cm
- 13 potong tahu kulit bentuk segitiga

kios
- 10 butir telur ayam

tukang pisang
- satu (apa yaa...) pisang

tukang bumbu
- seplastik bumbu ayam ungkep

habisnya 63ribu
errrr....
ga tau deh, mahal enggaknya


Rabu, 12 Januari 2011

Kala Cemburu Menyapa





Adakah seorang wanita di dunia ini yang tidak pernah merasakan cemburu sama sekali? Bohong namanya kalau belum pernah. Entah cemburu kepada siapa saja, tidak hanya kepada lawan jenis (pacar, suami, dst). Cemburu itu tanda cinta, jadi bersyukurlah bagi kita yang masih diberi perasaan cemburu, karena itu artinya kita masih peduli dan memiliki cinta.

Menurut Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-‘Asqalani, asal dari sifat cemburu bukanlah hasil usaha si wanita, namun wanita memang diciptakan dengan sifat tersebut. Namun, bila cemburu itu melampaui batas dari kadar yang semestinya, maka menjadi tercela.

Tidak ada yang melarang cemburu, kecuali bila rasa cemburu itu berlebihan dan tidak masuk akal. Bahkan, isteri-isteri nabi pun pernah merasakan cemburu, seperti yang diiriwayatkan dalam beberapa hadits di bawah ini:


Dari Aisyah, bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wassalam keluar dari rumahnya pada suatu malam.Aisyah menuturkan,

“Maka akupun menjadi cemburu kepada beliau sekiranya beliau mendatangi istri yang lain. Kemudian beliau kembali lagi dan melihat apa yang terjadi pada diriku.”apakah engkau sedang cemburu?” tanya beliau.”Apakah orang semacam aku ini tidak layak cemburu terhadap orang seperti engkau ?” “Rupanya syetan telah datang kepadamu”, sabda beliau”Apakah ada syetan besertaku?’ tanyaku “Tak seorangpun melainkan bersamanya ada syetan” jawab beliau.”Besertamu pula?” tanyaku. “Ya, hanya saja Allah menolongku untuk mengalahkannya sehingga aku selamat”, jawab beliau. (ditakrij Muslim dan Nasa’i)

Dari Aisyah, dia berkata,

“Aku tidak pernah melihat orang yang pandai masak seperti halnya Shafiyah. Suatu hari dia membuatkan makanan bagi Rasulullah shalallahu alaihi wassalam, yang ketika itu beliau di rumahku.Seketika itu badanku gemetar karena rasa cemburu yang menggelegak. Lalu aku memecahkan bejana Shafiyah. Akupun menjadi menyesal sendiri. Aku berkata,”Wahai Rasulullah, apa tebusan atas apa yang aku lakukan ini?” Beliau menjawab, “bejana harus diganti dengan bejana yang sama, makanan harus diganti dengan makanan yang sama” (ditakrij Abu Daud dan An-Nasa’i),

 Sedangkan dalam riwayat lain dari Anas bin Malikk radhiyallahu anhu, dia menceritakan,

Nabi shalallahu alaihi wassalam pernah berada disisi salah seorang istrinya. Kemudian seorang dari ummul mukminin mengirimkan satu mangkuk makanan. Lalu istri Nabi yang berada dirumahnya memukul tangan Rasulullah sehingga mangkuk itu jatuh dan pecah. Maka Nabi pun mengambil dan mengumpulkan makanan di dalamnya. Beliau berkata:”Ibumu cemburu, makanlah.” Maka merekapun segera memakannya. Sehingga beliau memberikan mangkuk yang masih utuh dari istri dimana beliau berada, dan meninggalkan mangkuk yang telah pecah tersebut di rumah istri yang memecahkannya. (HR.Bukhari, Ahmad, Nasai dan Ibnu Majah)

Hadits senada diatas dengan beberapa tambahan, yaitu di dalam Ash-Shahih, dari hadits Humaid dari Anas Radhiyallahu anhu, dia berkata,

” Ada diantara istri Nabi shalallahu alaihi wassalam yang menghadiahkan semangkuk roti dicampur kuah kepada beliau, selagi beliau berada di rumah istri beliau yang lain (Aisyah). Aisyah menepis tangan pembantu yang membawa mangkuk, sehingga mangkuk itu pun jatuh dan pecah. Nabi Shalallahu alaihi wassalam langsung memunguti roti itu dan meletakkan kembali diatas mangkuk, seraya berkata, “makanlah. Ibu kalian sedang cemburu.” setelah itu beliau menunggu mangkuk pengganti dan memberikan mangkuk yang pecah itu kepada Aisyah”.(diriwayatkan oleh Bukhari, Tirmidzi, Ahmad, Abu Daud dan Nasa’i).

Begitupula kecemburuan Aisyah terhadap Shafiyah. Tatkala Rasulullah tiba di Madinah bersama Shafiyah yang telah dinikahinya, dan beliau berbulan madu bersamanya ditengah jalan, maka Aisyah berkata,

“Aku menyamar lalu keluar untukmelihat. Namun beliau mengenaliku. Beliau hendak menghampiriku, namun aku berbalik dan mempercepat langkah kaki. Namun beliau dapat menyusul lalu merengkuhku, seraya bertanya,”Bagaimana pendapatmu tentang dia?” Aku menjawab, “Dia adalah wanita Yahudi di tengah para wanita yang menjadi tawanan” (ditakrij Ibnu Majah).

Aisyah Radhiyallahu anha pernah berkata,

Aku tidak pernah cemburu terhadap wanita seperti kecemburuanku terhadap Khadijah, karena Nabi Shalallahu alaihi wassalam seringkali menyebut namanya. Suatu hari beliau juga menyebut namanya, lalu aku berkata, “Apa yang engkau lakukan terhadap wanita tua yang merah kedua sudut mulutnya? Padahal Allah telah memberikan ganti yang lebih baik darinya kepadamu”. Beliau bersabda, “Demi Allah, Allah tidak memberikan ganti yang lebih baik darinya kepadaku” (Diriwayatkan Bukhari).



Cemburu itu manusiawi. Maka wajar apabila kita dihinggapi perasaan tersebut. Yang tidak wajar adalah apabila kita dihinggapi cemburu buta, cemburu tanpa alasan, apalagi jika selalu terbit prasangka yang tidak baik dalam pikiran kita.



-yang sedang belajar mengelola cemburu agar tidak menjadi hal yang sia-sia-




copas dari:
http://diarynadya.blogspot.com/2010/12/aisyah-yg-cemburu.html
http://akhwat.web.id/muslimah-salafiyah/munakahat-keluarga/saat-cemburu-menyapa/

Dari walimah sahabat, kupat tahu, sampai mantan-mantan (bagian 2)



Oke, setelah beristirahat, setelah tidur cukup nyenyak, setelah perut sedikit kenyang, mari kita lanjutkan cerita kita tadi (lihat cerita sebelumnya di sini)



.....

Singkat kata, setelah pulang dari walimah Ocha & Icha, kami pun melaju ke Temanggung. Berangkat dari Solo sekitar jam setengah dua siang, naik bis patas AC jurusan Magelang. Ngobrol, bercanda, diskusi, tidur, makan. Begitulah selama dalam perjalanan Solo-Magelang (via Jogja). Sore menjelang. Sekitar pukul 5, bis kami mulai tersendat di daerah Tempel, Magelang. Macet. Mirip seperti  jalanan di Jakarta. Berkilo-kilometer, bis berjalan seperti siput. Usut punya usut, ternyata daerah di depan adalah daerah yang terkena banjir lahar dingin. Rumah-rumah tertutup pasir setinggi atap, batu-batu besar bergelimpangan.  Tepi jalan raya sudah seperti tebing, kanan kiri pasir setinggi 2 meter.


suasana banjir lahar dingin, Magelang
*gambar dari Google


Gerimis kala itu, lama-lama menderas menjadi hujan. Alhamdulillah, kami sudah melewati daerah itu saat hujan deras turun, karena dari berita, malam hari itu banjir lahar dingin kembali terjadi, dan jalanan mulai tertutup lagi, bahkan ada bis yang terendam pasir..


Bis kami masuk terminal Magelang saat hujan deras turun. Belum sempat menarik napas, kami berdua berlari-lari mengejar bis kecil yang akan membawa ke Temanggung. Kata mas, bis ke Temanggung sudah habis kalau malam menjelang. Jadi ketika ada satu-satunya bis petang itu mulai berangkat, kami mengejarnya.

Sampai di kota Temanggung, jam setengah delapan malam. Kami dijemput dengan motor oleh bapak dan salah seorang saudara. Akhirnya, sekitar jam 8 malam, kami pun sampai di rumah.

2 hari di Temanggung, dan hp saya tidak kebagian sinyal sama sekali. Entahlah. Hp manja. Waktu di Purbalingga, nggak dapet sinyal, di Temanggung juga sama *ketok sayang hp

Malam Selasa, malam sebelum kepulangan, ngajakin keluar makan adek-adek sepupu cewek mas. Prima, Azkia, dan Dek Vina. Modus utamanya makan-makan, modus sampingannya, mas mau mendiskusikan masalah kelajutan kuliah Azkia yang sekarang sudah kelas 3 SMA. Pilihan kami, atas rekomendasi Dek Kia, jatuh ke rumah makan “Omah Kebon

Sesampai di sana, sueeepiiii reeekk! Pengunjungnya cuma kali berlima. Mungkin karena bukan hari libur. Secara tempat,  oke. Asik. Menyenangkan. Recommended deh. Suka konsepnya. Sayang, nggak difoto. Kalau secara makanan, menurut saya biasa saja. Yah, karena kami hanya berlima, di tempat seluas itu, jadi bebaaass. Serasa rumah makan pribadi, hahaha. Ngobrol ngalor ngidul, tanya ini-itu, diskusi, kadang ikut kasih nasehat, lalu pulanglah kita saat jarum jam menunjukkan angka 9.
 
Sepertinya, kali ini tidak ada agenda jalan-jalan. Maklum, hanya dua hari di sana. Kendaraan pun tak ada. Jadi, hanya bersantai di rumah saja. Dan kemarin sore, kami pun bersiap kembali ke Jakarta.

***

Sembari menunggu bis yang akan berangkat ke Jakarta, saya ngobrol dengan Prima, yang ikut mengantarkan kami ke pujasera sore kemarin. Tiba-tiba mata saya tertumbuk pada tulisan “KUPAT TAHU” di salah satu warung di sana. Dan tiba-tiba saya pun ingat: saya pengen kupat tahu!! Iyaa, saya kan pengen makan kupat tahu, sebelum sampai di Temanggung kemarin itu.

Seketika saya langsung menengok ke arah mas yang sedang duduk bareng bapak dan bilang, “Pengen kupat tahuu....” hahaha.. LOL. Pengen kupat tahu di saat-saat akhir. Lagipula warungnya ternyata tutup. Yo wes lah. Eh, tapi ternyata ada yang nawarin buat beliin kupat tahu, “Sini biar aku beliin aja mbak” kata Prima. Setelah ngobrol bla bla bla, bisnya kayaknya telat deh,  bla bla bla, akhirnya diputuskan Prima cari kupat tahu. Nanti kalau bisnya keburu berangkat, biar kupat tahunya dibawa pulang.

Kami pun melanjutkan mengobrol santai sambil menunggu pesanan kupat tahu dan bis Jakarta. Nasib ternyata kurang berpihak pada saya. Bis Jakarta datang tak lama kemudian, sementara kupat tahunya belum juga datang. Mulai harap-harap cemas. Bukan masalah kupat tahunya sekarang. Saya takut tidak sempat berpamitan dengan Prima, yang sedang sakit, tapi masih mau mengantar, plus beliin kupat tahu. Sampai akhirnya kami naik ke dalam bis, Prima belum juga kelihatan batang hidungnya.  

Bis melaju. Sampai di gerbang pujasera, bis memelankan lajunya, menyeberang ke lajur jalan depan, sedikit berbelok. Dari kejauhan, Prima dan motornya terlihat. Mendekat. Dan berhenti di sisi kanan bis. Sedikit terkejut melihat bis berangkat. Untung kami ada di sisi jendela yang tepat, jadi bisa dadah-dadah dari dalam bis. Bis menyeberang ke lajur kiri, dan gadis pengantar kupat tahu tertinggal di belakang.

Prima, gadis pengantar kupat tahu
*foto diambil dari fesbuk


***

Mulailah perjalanan kami. Kembali ke metropolitan city.

Cerita pun bergulir lagi, mas menunjukkan tempat-tempat tertentu. Sampai ke suatu wilayah, Parakan, kalau tidak salah. “Dulu waktu sma sering main ke sini nih sama temen-temen

Saya bilang,”Maen ke tempat cewek yang dikecengin ya???

Dan dia menjawab,”Enggaklah. SMA nggak suka gitu-gituan. Nggak suka cewek. Kalo yang suka mah banyak

Beeuuh! Mulai deh. Kalau lagi berdua aja, bisa ngomong kek gitu, coba kalau lagi rame-rame. Suaranya ilang nggak tau kemana.

Karena pancingan itu, saya jadi iseng-iseng bertanya tentang cerita masa lalunya. Selalu suka kalau mas sudah mulai cerita. Apa saja. Dan kali itu, saya menginterogasinya tentang mantan-mantannya. Setiap kali dia menyudahi cerita, saya minta cerita lagi. Siapa mantan ceweknya yang tercantik, siapa yang terpintar, siapa yang tercerewet, siapa yang ini, siapa yang itu. Sambil sesekali protes: “Loh, si A emang mantan mas?? Kan bukan? Orang nggak jadi cewek mas..” hahaha!

Nggak tau deh, saya suka mengorek-orek cerita masa lalu mas, hehehe.

Dan akhirnya,”Kalo aku, aku jadi yang ter-apa dong???!!”

Jawabnya,”Terakhir


Apaaa??! Cuma itu doanng??!!! Gggrrr..

Selasa, 11 Januari 2011

Dari walimah sahabat, kupat tahu, sampai mantan-mantan (bagian 1)



Weekend kemarin merupakan wiken panjang, wiken dimana saya untuk pertama kalinya (akhirnya) mengambil cuti tahunan, Yay!!

Kebetulan tanggal 9 Januari lalu merupakan hari bersejarah salah satu sahabat dekat, kawan karib, partner in crime, Rosaria Endah Meitasari, atau yang kita kenal sebagai ukhtikecil88. Yaaang melangsungkan walimahnya dengan teman seperjuangannya di BPKP Ariesca Kamajaya Suryaman, a.k.a ariescakamajaya.

Tidak ingin melewatkan hari spesial tersebut, saya pun jauh hari sudah memikirkan bagaimana cara untuk bisa datang ke Solo. Beruntung, ada mas yang selalu siap-sedia menemani kemanapun saya pergi. Setelah dulu ke Jember, menghadiri walimah juga, kemarin kami akhirnya ke Solo. Lagi-lagi hanya berbekal nama daerah tempat tinggal sahabat. Karena dua undangan (Jember maupun Solo)-yang pastinya ada denah tempat acara-tidak sampai ke tangan. Dan, masih akan setia menunggu sederet nama lagi yang acaranya akan saya datangi berdua dengan suami. Para sahabat dekat. Mereka yang namanya sudah dicatat: harus datang ke walimahnya. Dan karena saya merasa wajib datang, maka suami pun merasa wajib menemani, heuheu (Luv u dah!!). Cant wait for another travelling!



OK, jadi, mari kita mulai ceritanya (Loh,emang daritadi ngapain??)

Pertama-tama, kami berangkat dari kontrakan hari Sabtu, sekitar jam setengah delapan malam. Di tiket tertulis keberangkatan kereta Senja Utama Solo jam 20.15. Sesampainya di Stasiun Senen, kami sholat isya terlebih dahulu. Setelah itu, kami menunggu. Menunggu dan menunggu. Dan ternyata, keretanya terlambat. Oh, great! Jadi ingat waktu mau ke Jember, pesawat ke Surabaya juga delay. Dan saya sudah ketar-ketir takut tidak bisa melihat dua temanku bersanding di pelaminan.  Finally, setelah menunggu sekian lama, kereta pun datang sekitar jam 9 malam. Dan ya, kami pun berangkat ke Solo. Horeeeee...!!!

By the way, anyway, busway, karena belum tau rute perjalanannya, saya pun sms teman yang punya hajat. Diberitahulah kami rutenya. Katanya dalam sms:  “Dr stasiun solo balapan naik taksi ke terminal tirtonadi. Trs naik bis yg jurusan matesih (putra perkasa/gaya putra/handoyo), turun terminal matesih (trakhir). Trs naik ojek ke balai desa.”

Oooh, ya ampuun, saya bahkan baru tau kalau acaranya di balai desa, bukan di rumah -__-

Dan yah begitulah, kami pun sampai di Solo pagi harinya, sekitar jam 7 lebih. Keluar kereta langsung cari taksi. Wah, ada loket taksi. Pergilah kami ke sana. Solo balapan-terminal tirtonadi: 25.000. Hhmm...oke

Keluar stasiun, mata berputar-putar mencari sedan Limo (taksi.red), yang sejauh mata memandang tidak ada di sudut manapun. Tiba-tiba seorang bapak, rambutnya beruban, dengan seragam biru kucel menghampiri kami dan bilang, ”Saya supir taksinya” dan dibimbinglah kami menuju mobil...L300. Hah?? Jadi ini taksinya?? Saya dan suami berpandang-pandangan. Di dalam mobil saya bilang: “Waah, sayang banget ni mobil. Cuma isi dua orang” padahal, kalau mau diisi 10 orang juga bisa."

Solo balapan-terminal tirtonadi, 10menit (atau kurang), Rp. 25.000, dengan menggunakan taksi L300. Baiklah, hitung-hitung pengalaman (hey, pengalaman itu mahal, kawan )

Di terminal sarapan sebentar, bersih-bersih, dan siap menuju tempat walimah. Lagi-lagi kebingungan. Mencari-cari nama bis sesuai dengan yang disebutkan dalam sms. Nihil. Tanya ke pak polisi. Ditunjukkanlah tempat dimana kami seharusnya menunggu. Tapi bisnya sedang kosong. Dan oleh orang-orang di sana kami diberi tahu: “Oohh.. kalau mau ke sana, naik bis itu aja. Ini daritadi bis ke sana nggak ada. Mungkin masih lama. Jarang memang.”

Ya sudahlah, kami manut saja, daripada kelamaan.

Naik bis X, di belakang supir, sambil minta ditunjukkan jalan. Waktu sampai di suatu perempatan di karanganyar, supirnya bilang, “Mas, turun di sini, nanti naik bla bla bla

Turun lagi, tanya-tanya sebentar dengan orang yang ada di situ, dan segera naik bis lain yang lebih kecil. Dimulai perjalanan melewati daerah persawahan. Berkelak-kelok. Dan kami disuguhi pemandangan khas kampung di dalam bis kecil itu. Orang-orang saling mengenal! Padahal yang satu naik darimana, yang lain naik darimana, tapi kemudian bisa mengobrol akrab di dalam bis. Padahal bis itu berjalan berkilo-kilometer jauhnya! Coba bandingkan dengan saya di Jakarta sini. Kenal tetangga?? Paling cuma sebatas tahu saja..

Beberapa lama kemudian, masuk rombongan ibu-ibu dan simbah-simabh berpakaian rapi, berkebaya. Curi-curi dengar obrolan mereka, saya menyimpulkan: mereka juga mau datang ke nikahan sahabat saya. Horeeee, dapat titik terang!!

Dan akhirnya, setelah melewati gunung dan lembah, sampailah saya di BALAI DESA MATESIH.

Waaahh, sudah ramai sekali. Para penyambut tamu dari pihak keluarga, yang berseragam merah, berderet-deret di depan balai desa, menyalami satu-satu tamu yang masuk. Sebuah tenda besar disipakan di depan balai desa. Undangan-undangan berpakaian rapi. Mobil-mobil di parkiran.

Saya dan mas bingung. Tas ransel dan koper ini mau diapakan?? Masa masuk ke dalam bawa tas dan koper? Akhirnya kami minggir dulu, menepi ke parkiran. Dan tak disangka-sangka, sang manten sedang duduk di sana menanti saat dipanggil ke pelaminan. Huwaaaa!! Cipika-cipiki dulu sama manten perempuan yang cantiiiiiiikkkk. Tapi sayang, lupa buat foto

what a beautiful bride
*foto diambil dari fesbuk


Setelah kebingungan, akhirnya kami memutuskan untuk meninggalkan ransel dan koper kami di suatu tempat tersembunyi di parkiran itu. Benar-benar ditinggal. Yang dibawa hanya dompet.

Setelah memasukkan amplop *ups* kami mencari tempat duduk. Pilih yang di luar balai desa sajalah, yang di dalam sudah penuh. Maunya foto-foto, tapiiiiii hp saya mati, hp mas sakaratul maut, dan kamera yang sudah dibawa jauh-jauh mati kehabisan baterai. Hiiiiiikkkksssss!!!!!!  *nangis darah. Ya sudahlah, duduk tenang saja. Tapi, duduk tenangnya ternyata cuma sebentar. Karena saya melihat teman-teman saya kemudian. Ada yang dari Jakarta, ada yang dari Solo aja, ada yang dari Malang, ada yang jauh-jauh datang dari Balikpapan, si Phesona Elok a.k.a sebeningmentari, ada pasangan muhammadishak dan cepaka yang dipanggil-panggil tidak dengar *piss*, dan beberapa teman lain. Heboh ketemu, heboh cipika cipiki.

Acara selesai, dilanjutkan foto-foto, dan pulang deh! Untung, waktu pulang itu dapet tumpangan. Jadi, saya dan suami, juga beberapa teman lain, diantar ke terminal oleh si pemilik mobil yang baik hati.

Di terminal sholat dzuhur dulu, lalu langsung cari bis ke Temanggung, untuk liburan sementara waktu di rumah mertua..



bersambung



Ceritanya disambung lagi nanti ya?? Ternyata capek nulis banyak-banyak.. *ngos-ngosan

Rabu, 05 Januari 2011

Identitas Dunia Maya

Coretan ringan di sela makan siang


Let me think, sejak kapan ya, saya berkenalan dengan internet?? Sepertinya, saat saya SMA. Saat itu saya sering menggunakan fasilitas chat MiRC. ID yang sering saya pakai adalah: Aida, Annida, Allisha, atau Ai (hahaha, ternyata sekarang saya banyak menemui teman yang namanya seperti itu)

Kapan punya email pertama?
Errr...yang ini saya lupa. Tidak ingat sama sekali. Yang saya ingat cuma email yang saya pakai sekarang. Dua-duanya ber-id: andiahzahroh

Kapan punya blog pertama?
Blog pertama saya ada di Friendster Andiah Zahroh. Setelah itu, saya punya MP: andiahzahroh.mulitply.com dan blogspot: andiahzahroh.blogspot.com Sebenarnya, ada blog-blog lain, tapi saya sudah lupa apa alamat atau id-nya.

Punya Fb, sekitar akhir tahun 2009, namanya Andiah Zahroh juga. Lalu, punya twitter baru-baru ini, id-nya andiahzahroh

Saya pikir, kenapa ya saya tidak memakai id yang bukan nama saya?? Kenapa semuanya harus ANDIAH ZAHROH?? Sebenarnya, hanya karena alasan sepele. Saya tidak bisa menciptakan nama baru yang cantik. Banyak orang memakai unsur alam (biasanya yang cewek nih), atau sesuatu yang sepertinya keren. Kenapa orang-orang kreatif mengarang nama yang bagus dan unik, sementara saya tidak punya inspirasi untuk itu?

Tapi, selagi menulis blog ini, saya punya beberapa karangan id yang....emmm.... lumayan-lah, menurut saya:
secerahlangitbiru
bintangkejora
bungaditepijalan
padangilalang
lembayungpagi atau lembayungsenja
*udah ada yang punya id di atas?

hei, saya juga punya nama alay yang baru terpikirkan:
AndiaH chuantiXxx issterinyahh mAs Uut kiYuth

Mungkin suatu kali bisa coba dipakai di Fb, hahahaha *just kidding

Surat dari Suami

Pagi ini, entah kenapa hawa malas merasuki seluruh tubuh. Perut juga belum mau diajak berdamai, meskipun kondisinya lebih mendingan dibandingkan hari kemarin. Berniat mengerjakan sesuatu, saya malah menemukan tulisan ini di salah satu folder. Yah, baca dulu deh, biarpun dulu juga pernah baca. Dan karena saya udah lama ga nulis blog, saya copas aja ke sini yee... Kayaknya si tulisan ini sudah sering ada dimana-mana. Tapi ga papa, buat diingat aja. Dan yang belum pernah baca, silakan dinikmati :))


***



Suami saya adalah seorang insinyur, saya mencintai sifatnya yang alami dan saya menyukai perasaan hangat yang muncul di hati saya ketika saya bersandar di bahunya yang bidang. Tiga tahun dalam masa perkenalan, dan dua tahun dalam masa pernikahan, saya harus akui, bahwa saya mulai merasa lelah, alasan-alasan saya mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan.

Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar-2 sensitif serta berperasaan halus. Saya merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak yang menginginkan permen. Tetapi semua itu tidak pernah saya dapatkan. Suami saya jauh berbeda dari yang saya harapkan. Rasa sensitif-nya kurang. Dan ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahan kami telah mementahkan semua harapan saya akan cinta yang ideal.

Suatu hari, saya beranikan diri untuk mengatakan keputusan saya kepadanya, bahwa saya menginginkan perceraian.
"Mengapa?", dia bertanya dengan terkejut.
"Saya lelah, kamu tidak pernah bisa memberikan cinta yang saya inginkan"
Dia terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya, tampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak.

Kekecewaan saya semakin bertambah, seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang bisa saya harapkan darinya?
Dan akhirnya dia bertanya, "Apa yang dapat saya lakukan untuk merubah pikiranmu?".
Saya menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan pelan, "Saya punya pertanyaan, jika kau dapat menemukan jawabannya di dalam hati saya, saya akan merubah pikiran saya: Seandainya, saya menyukai setangkai bunga indah yang ada di tebing gunung dan kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu, kamu akan mati.  Apakah kamu akan melakukannya untuk saya?"

Dia termenung dan akhirnya berkata, "Saya akan memberikan jawabannya besok." Hati saya langsung gundah mendengar responnya.

Keesokan paginya, dia tidak ada dirumah, dan saya menemukan selembar kertas dengan oret-2an tangannya dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat yang bertuliskan....

"Sayang, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya." Kalimat pertama ini menghancurkan hati saya. Saya melanjutkan untuk membacanya.

"Kamu bisa mengetik di komputer dan selalu mengacaukan program di PC-nya dan akhirnya menangis di depan monitor, saya harus memberikan jari-2 saya supaya bisa membantumu dan memperbaiki programnya."

"Kamu selalu lupa membawa kunci rumah ketika kamu keluar rumah, dan saya harus  memberikan kaki saya supaya bisa mendobrak pintu, dan membukakan pintu untukmu ketika pulang.".

"Kamu suka jalan-2 ke luar kota tetapi selalu nyasar di tempat-tempat baru yang kamu kunjungi, saya harus menunggu di rumah agar bisa memberikan mata saya untuk mengarahkanmu."

"Kamu selalu pegal-2 pada waktu 'teman baikmu' datang setiap bulannya, dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kakimu yang pegal."

"Kamu senang diam di rumah, dan saya selalu kuatir kamu akan menjadi 'aneh'. Dan harus membelikan sesuatu yang dapat menghiburmu di rumah atau meminjamkan lidahku untuk menceritakan hal-hal lucu yang aku alami."

"Kamu selalu menatap komputermu, membaca buku dan itu tidak baik untuk kesehatan matamu, saya harus menjaga mata saya agar ketika kita tua nanti, saya masih dapat menolong mengguntingkan kukumu dan mencabuti ubanmu."

"Tanganku akan memegang tanganmu, membimbingmu menelusuri pantai, menikmati  matahari pagi dan pasir yang indah. Menceritakan warna-2 bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajahmu".

"Tetapi sayangku, saya tidak akan mengambil bunga itu untuk mati. Karena, saya tidak sanggup melihat air matamu mengalir menangisi kematianku."

"Sayangku, saya tahu, ada banyak orang yang bisa mencintaimu lebih dari saya mencintaimu."

"Untuk itu sayang, jika semua yang telah diberikan tanganku, kakiku, mataku tidak cukup bagimu, aku tidak bisa menahan dirimu mencari tangan, kaki, dan mata lain yang dapat membahagiakanmu."

Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur,  tetapi saya tetap berusaha untuk terus membacanya.

"Dan sekarang, sayangku, kamu telah selesai membaca jawaban saya. Jika kamu  puas dengan semua jawaban ini, dan tetap menginginkanku untuk tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang sedang berdiri disana menunggu jawabanmu."

"Jika kamu tidak puas, sayangku, biarkan aku masuk untuk membereskan barang-barangku, dan aku tidak akan mempersulit hidupmu. Percayalah, bahagiaku bila kau bahagia.".

Saya segera berlari membuka pintu dan melihatnya berdiri di depan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaanku.
Oh, kini saya tahu, tidak ada orang yang pernah mencintai saya lebih dari dia mencintaiku.
Itulah cinta, di saat kita merasa cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari hati kita karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan, maka cinta itu sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.



Let's your tear drop and feel the sense of love...!

Selasa, 04 Januari 2011

Nostalgia Buku Masa Lalu (part 1)

Terinspirasi dari postingan ukhtikecil88 tentang buku, saya merasa diajak untuk kembali bernostalgia ke masa SD. Awal dimana saya mulai mencintai buku.

Kisah cinta saya dengan buku dimulai pada masa-masa itu. Mungkin, kalau dipikir-pikir, bapak yang berprofesi sebagai guru SD lah yang paling berperan terhadap kecintaan saya terhadap buku. Ah, saya masih dengan jelas menyimpan memori-memori itu di dalam kepala. Betapa setiap hari, saya akan menunggui bapak pulang sekolah. Tiduran di kursi ruang tamu sambil asyik membaca buku. Dan begitu suara motor bapak terdengar, saya langsung lari ke depan rumah menyambutnya. Sering, bapak pulang sambil membawa beberapa buah buku perpustakaan. Buku-buku itu dikeluarkannya dari dalam bajunya. Begitu cara bapak membawa buku.

Ada bbuku-buku jaman SD yang jadi favorit saya, dan saya kenang sampai sekarang. Let me see. Siapa tau ada buku yang sama-sama pernah kita baca:

1. Si Bungsu

Bercerita tentang seorang anak bungsu dari (saya agak lupa) 25 bersaudara. Si Bungsu adalah anak yang dilupakan oleh saudara-saudaranya. Saat saudaranya bermain ke hutan, dia tidak diajak. Tetapi, dia mengikuti secara diam-diam rombongan kakak-kakaknya. Cerita berlanjut sampai rombongan itu menemukan telaga, yang berada di dekat jurang. Dan entah bagaimana ceritanya (karena saya lupa), mereka semua jatuh ke jurang. *akhirnya, mereka semua terselamatkan oleh selendang si Bungsu. Tapi, kenakalan mereka perlahan-lahan mulai memudar. Semakin besar, mereka semakin dewasa. Semakin lama pula, si Bungsu bertumbuh menjadi gadis yang cantik. Pokoknya, pada akhirnya, si Bungsu menikah dengan pangeran bernama pangeran Dadap.

Di dalam buku ini terdapat tiga cerita. Satu cerita mengenai gadis penderita kanker (yang kakinya membengkak seperti kaki gajah). Dan satu lagi cerita mengenai perjuangan isteri almarhum polisi-yang mati ditembak penjahat-bersama anak-anaknya yang masih kecil.

2. Si Ipul

Sejauh otak ini mengingat-ingat, saya tidak bisa dengan yakin mengatakan kalau buku itu berjudul si Ipul. Buku ini saya baca di rumah saudara, dan dia juga mengatakan, kalau judulnya sepertinya adalah si Ipul.
Saya sukaaaaaa sekali dengan cerita-cerita di dalam buku ini. Bukunya tebaal, dan berisi banyak bab, dengan sub judul yang berganti-ganti. Gambarnya pun lucu. Saya masih ingat, si Ipul punya 2 orang adik. Yang satu sudah agak besar, yang satu masih bayi. Saya ingat adiknya dipotong dengan gaya rambut batok kelapa oleh si kakaek. Saya ingat, adiknya yang masih bayi pernah dikira diculik hantu, tapi ternyata dia hanya terjatuh ke kolong tempat tidur. Saya ingat Ipul ke kota naik delman bersama ayah. Saya ingat, potongan cerita si adik mencari telur bebek di rerumputan belakang rumah. Atau cerita-cerita tentang cendawan musim hujan, tentang burung ayam-ayam, tentang kaleng tempat makan dan minum. Dan beberapa kisah lain

Aaahh...saya ingin sekali menemukan buku ini. Tapi sayangnya saya tidak punya :(

3. Cerita tentang meletusnya Gunung Galunggung, Tentang seorang anak laki-laki yang berlarian sepanjang menghindari letusan, sembari mencari-cari Ibunya di antara pengungsi.

4. Cerita tentang liburan ke Lembang (sebenarnya, kisah tentang liburan-liburan ini ada banyak, tapi saya ingatnya yang satu itu :D)

5. Cerita Bali tentang leak

6. Kisah bawang merah dan bawang putih

7. dan masiiiih banyak lagi

Oya, Saya juga mengenal istilah green house effect dari buku bergambar pinguin jaman SD dulu.


Ah, ceritanya dipending dulu ya, lanjut lain waktu. Tulisan ini pun dibuat dengan kilaaaattt, jadi belum sempat mengingat-ingat banyak judul buku