Tak bisa dipungkiri, ada ras was-was yang muncul saat membayangkan akan segera kembali ke Jakarta. Tentu karena di sana harus bisa mandiri, lepas dari pertolongan orang tua seperti sejauh ini merawat Raihan. Memang akan ada ART, tapi tetap saja beda. Di sini, semua keperluan bunda ada yang bantu ngurus. Ada eyang yang masakin, yang bantu2 kalau Raihan rewel, yang manjain bundanya, jadi bundanya bisa fokus ngurusin Raihan aja. Kalau di Jakarta nanti, selain harus ngurus Raihan, ayahnya juga harus diurus, diri sendiri juga. ART bakal fokus ke Raihan dan segala keperluannya saja.
Di masa-masa menyusui ini, tentu harus makan makanan bergizi. Sekarang masih bisa, entahlah nanti kalau di Jakarta. Apa sempat masak sendiri atau jajan-jajan kayak pas hamil dulu.
Selain itu, kekhawatiran selanjutnya adalah soal ASIP. 2 minggu, apakah cukup waktu buat nyetok? Sementara Raihan minumnya banyakk. Takut bakal keteteran. Karena itu, sedang mempertimbangkan akan mulai nyetok dari sekarang. Tapi, apa nanti bisa bertahan dibawa dalam perjalanan 7-8 jam ya?
Selalu merasa salut dengan mereka yang berani hidup tanpa ART, sementara anak masih kecil-kecil. Setiap hari anaknya dititipkan ke tempat anak. Mereka saja bisa, apalagi aku. Harus berpikir positif! Harus bisa! Pasti bisa! Semangaaaattt!!