Kamis, 19 Juli 2012

Hari pertama puasa (bagi warga Muhammadiyah)




Susaaaahhh banget nyari sarapan!
Gerombolan kaki lima yang ini ga buka, yang di sono, pada ga jualan, ke kantin cuma satu warung doang yang buka, dan itu pun udah habisss, ke koperasi rotinya udah abis juga


Emak-emak yang belom mulai puasa kelaperan -___-

Salut buat para pedagang, untuk atensi puasa pertamanya :))

*mari hunting makanan

*oya, berhubung di kantor juga udah ada yang mulai puasa, jadi makannya musti 'hati-hati' yaa..jangan terlalu vulgar :D

Aaahh, indahnya perbedaan :)

Senin, 16 Juli 2012

Beda antara Ayah dan Bunda

Bunda: "Yaaahhh, hati-hati gendong Raihaan.. Raihan masih keciiill"

Ayah: "Nggak papa, Raihan udah kuat kok"


Bunda: "Yaahh.. itu Raihaan. Ati-atii.."

Ayah: "Nggak usah terlalu hati-hati... Raihan udah kuat"



Bunda: "Aduuhh, botolnya kurang bersih nih kayaknya"

Ayah: "Nggak papa.."

Bunda: "Nggak papa, nggak papa!"

Ayah: "Biar anaknya bandel" (bandel: nggak gampang sakit, kuat gitu deh maksud ayahnya)


Bunda: ...

Kamis, 12 Juli 2012

Lingkungan Sadar ASI

Selama tujuh hari kerja kemarin
saya off dari kantor. Ada surat tugas untuk ikut pendidikan dan
pelatihan Microsoft Office tingkat advanced. Sebelum menerima tawaran
diklat tersebut, saya sempat ragu. Bagaimana dengan aktivitas pumping
ASI? Apa nanti bisa pumping kalau saya ikut diklat? Untungnya ada teman
yang bekerja di Pusdiklat tempat saya akan diklat beberapa hari. Saat
saya tanya apakah di kantornya ada ruangan untuk pompa ASI dan dia
bilang ada, saya pun menerima tawaran pelatihan dimaksud. 

Selama
diklat itu, saya bawa cooler bag kemana-mana. Kebetulan lab komputer
ada di lantai paling atas, lantai 8. Sementara ruangan untuk pompa ASI
ada di poliklinik, lantai 1. Sementara itu, salah satu lift dari dua
lift yang ada di gedung itu sedang diperbaiki, sehingga kami hanya bisa
menggunakan satu lift yang ukurannya kecil dan hanya muat beberapa orang
saja. Waktu terbuang hanya untuk antri di depan lift. Karena itu, saya
bawa cooler bag ke kelas supaya bisa pompa ASI dimanapun dan kapanpun
tanpa harus turun ke lantai 1. Kadang, di sela coffee break yang hanya
15 menit, saya sempatkan diri untuk pumping di toilet.

Selama
berada di luar kantor itulah, saya mengalami beberapa kejadian yang
membuat saya sadar kalau di luar sana, semakin banyak orang yang sadar
tentang ASI dan kewajiban ibu memberikan ASI untuk anaknya. 

Yang
pertama, tentu saja saat saya bertanya ke teman laki-laki saya yang
bekerja di pusdiklat itu. Saat dia tahu kalau di kantornya ada ruangan
yang biasa dipakai ibu-ibu untuk menyusui maupun untuk memompa ASI, saya
sempat kagum. Wow, ternyata dia sadar ASI juga. 

Yang
kedua, saat saya pertama kali menyambangi poliklinik, yang notabene
bukan tempat khusus pompa ASI. Ternyata di sana ada kulkas yang
sepertinya memang dipakai hanya untuk menyimpan ASIP. Kenapa saya bisa
bilang seperti itu? Karena kulkasnya kosong dan hanya terisi saat ada
yang menyimpan ASIP. 

Yang
ketiga, bidan yang sangat kooperatif. Membolehkan kami-peserta
diklat-untuk memompa ASI di ruang periksa (bagian dalam poliklinik) dan
menguncinya dari dalam demi kenyamanan para busui.

Pengalaman
lainnya berkaitan dengan orang-orang yang saya temui di sana. Suatu
kali, saat saya sedang menenteng cooler bag, di dalam lift, seorang
bapak bertanya, "Wah, bekalnya apa tuh?" sambil matanya mengarah ke
cooler bag merah yang saya jinjing. Tiba-tiba bapak lainnya di dalam
lift yang menjawab, " Itu bukan bekal makanan. Itu ASI. Ibu-ibu jaman
sekarang banyak yang bawa-bawa gituan." Saya hanya tersenyum lebar
mendengarnya. Atau suatu saat, saya akan pompa ASI, tapi kebingungan
karena bu bidan sedang tidak ada di tempat. Seorang satpam menghampiri
saya dan bilang, "Masuk aja mbak, nggak papa. Dikunci aja, kuncinya ada
di pintu kok," lagi-lagi saya tersenyum lebar. Lain waktu saya sedang
'sibuk' di toilet dengan apron yang menutupi badan. Saat orang-orang
masuk, mereka bertanya berapa bulan bayi saya :D

Oya,
selama berada di sana, saya mendapatkan teman baru. Peserta diklat
kelas lain, yang juga sedang menyusui anaknya. Sering kami pumping
bersama dan ngobrol ngalor-ngidul. Menyenangkan. Sama-sama bukan pegawai
kantor yang bersangkutan dan sama-sama busui. Sebenarnya ada juga
pegawai kantor tersebut yang juga busui. Tapi kami tidak pernah bertemu
di poliklinik. Hanya botol berisi ASIPnya saja yang terlihat di dalam
kulkas :D

Pelajaran yang saya dapat dari pengalaman
pumping di luar kantor itu adalah, masyarakat sekarang sudah semakin
sadar ASI. Dan itu jelas memudahkan langkah kita para pejuang ASI.
Semoga ke depannya lebih baik lagi ya. Saya berharap, semakin banyak
tempat-tempat umum yang memfasilitasi kegiatan para ibu menyusui :D