12 jam dalam sehari dan 5 hari dalam seminggu, adalah waktu yang harus dihabiskan di luar rumah, meninggalkan anak tercinta di rumah, demi sebuah kata: tanggung jawab. Tanggung jawab sebagai working mother. Itulah yang membuat saya tidak bisa setiap hari menemani si kecil bermain. Dan hal itu membuat saat-saat weekend menjadi saat yang paling dinantikan.
Tentu saja ini berlaku juga untuk suami. Apalagi waktu kerjanya lebih lama dibandingkan saya. Tak jarang, saat dia pulang, Raihan sudah tertidur lelap. Oleh karena itu, baik saya maupun suami tanpa perlu musyawarah mufakat pun sama-sama menyepakati kalau hari libur adalah hari untuk keluarga. Sebagian besar waktu senggang kami habiskan di rumah. Sebagian besar tak ada agenda khusus, kecuali hanya untuk tidur-tiduran dan bermain bersama. Dulu saya selalu menyayangkan waktu yang terbuang percuma saat weekend. Tapi sekarang, tak ada waktu yang terbuang percuma. Bermain bersama, tidur berguling-guling bertiga, tidur siang bersama, adalah saat-saat yang sangat berharga dan menyenangkan.
Weekend kemarin, ART kami beri waktu khusus untuk berbelanja keperluan lebaran. Weekend biasa pun sebenarnya ART hanya setengah hari saja di rumah karena saat weekend saya dan suamilah yang pegang Raihan. Jadi pagi itu, kami bertiga saja di rumah.
Kadang, dalam beberapa hal mengenai pengasuhan anak, saya berpikir suami saya lebih baik dibandingkan saya. Dia lebih atraktif, lebih menyenangkan, lebih banyak permainan. Mungkin karakteristik para ayah ya. Raihan juga lebih banyak tertawa kalau sudah bermain dengan ayahnya. Dan pagi itu, saya biarkan suami yang mengurus Raihan.
Seperti ini kegiatan kami pagi itu. Saya menyiapkan air mandi, sementara suami melucuti pakaian Raihan. Suami memandikan Raihan, sementara saya asik mengambil gambar. Setelah itu, suami jugalah yang menghanduki Raihan. Tak lupa dipakaikan minyak telon supaya hangat. Setelah itu, dia asik memijiti Raihan. Dan sebagai penutupnya, diapun memakaikan pakaian dengan rapi.
Sering suami bilang ke saya, ”Ayah cuma satu kalahnya dari Nda. Nggak bisa nyusuin!” Sepertinya pernyataan itu benar. Sebagai bunda, saya acungi jempol untuk suami saya. Saya akui, dia nyaris bisa mengalahkan saya, kecuali dalam hal menyusui. Tapi dia lupa. Ada satu hal lagi yang sampai sekarang tidak bisa dia lakukan: membersihkan pup Raihan! Sampai kapanpun, saya yakin, dia tidak bisa mengalahkan saya :D