Senin, 31 Agustus 2009

(ACEH) Episode Presentasi



“ Jadi, bagaimana kalau kita mengadakan presentasi?” kata Dosen kami.

“ Iya Pak, presentasi aja.”

“ Setuju!”

“ Presentasi Pak!”

Ramai suara anak-anak sekelas.

“ Nanti silakan dibagi sendiri kelompoknya. “

“ Iya paaak!”

Akhirnya, mata kuliah Budaya Nusantara kami hari itu pun berakhir. Keputusannya, mulai minggu depan akan diadakan presentasi mengenai budaya-budaya daerah secara berkelompok. Tujuannya supaya anak-anak lebih paham mengenai macam-macam kebudayaan yang ada di Indonesia.

Ya, di sini kami memang belajar budaya daerah. Maksud diadakannya mata kuliah ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai adat istiadat di daerah. Jadi ketika kami ditempatkan kerja nanti, kami tidak kaget, paling tidak sudah tahu sedikit mengenai apa yang ada di wilayah-wilayah di Indonesia. Maklum, penempatan kami dari Sabang sampai Merauke.

Ketua kelas kami maju ke depan. Akan dibagi kelompok-kelompok presentasi.

“ Dibagi berdasarkan absen atau acak?”

Suara-suara berhamburan di ruangan.

“ Absen aja ya?”

“ Jangaan!”

“ Iyaa. Urut absen ajaaa!”

“ Setuju!”

Aku menggeleng-gelengkan kepala. “Nggak mau! Nggak mau! Jangan deh..” kataku sambil melambai-lambaikan tangan tanda tak setuju.

Ketua kelas melihat ke arahku. Aku menggeleng-geleng.

 

Keputusan bersama. Kelompok presentasi dibagi berdasarkan absen. Aku mendesah, melihat sekeliling. Kelompokku, 6 orang anak. Perempuannya hanya aku seorang. Selalu seperti ini kalau kelompok dibagi berdasar absen. Tidak apa kalau mereka rajin, tapi di kelompokku… huufff.. musti di’gong’in dulu baru bekerja.  Kami mendapat jatah untuk mempresentasikan budaya Aceh. Kelompok satu, jadi presentasi yang paling pertama.

Akhirnya, aku juga yang membagi tugas masing-masing anak, “Nanti kita kumpul di sana ya, hari anu. Jangan lupa!”

 

Hari senin berikutnya.

Hari ini kelompokku presentasi. Aku yang membuat slide dan makalahnya. Dibantu yang lain juga.

Presentasi dimulai. Seorang anak dari anggota kelompok lain menjadi moderator.

Slide ditampilkan. Gambar Masjid Baiturrahman.

Kami maju satu per satu.

“ Nanggroe Aceh Darussalam adalah provinsi paling barat di Indonesia. Diapit oleh Samudera Hindia dan selat Malaka. Letaknya amat strategis sebagai pintu masuk ke Nusantara. Luas wilayahnya sekitar 55. 390 m2, termasuk di dalamnya pulau-pulau lepas pantai di sepanjang pantai barat. Di tengah-tengahnya terdapat pegunungan Bukit Barisan yang dikelilingi oleh hutan hujan yang padat dan puncak Geureudong, Peuet Sago, Bumi Telong, Ucop Molu, Abong-abong, Leuser, Seulawah Agam, dan Seulawah Inong….”

“ Aceh mempunyai sejarah yang lama. Marcopolo, pada tahun 1292 , sewaktu pelayaran dari Parsi ke Cina telah singgah ke Sumatera. Dia melaporkan terdapat pelabuhan yang sibuk di utara pulau tersebut.. Kerajaan Islam pertama yang berdiri di Aceh adalah Kerajaan Perlak, dengan sultan pertama adalah Sultan Saiyid Maulana Abdul Aziz Syah.. Puncak kejayaan Aceh terjadi antara tahun 1610-1640, hal ini dikarenakan banyaknya pedagang Arab dan India yang memindahkan perdagangan ke Aceh, karena dikuasainya Malaka oleh Portugis pada saat itu. Kemunduran Aceh bermula sejak wafatnya Sultan Iskandar Tsani pada tahun 1641disebabkan penguasaaan perdagangan oleh Inggris dan Belanda. Namun, ternyata tidak mudah melawan rakyat Aceh. Perang Aceh, yang berlangsung sejak tahun 1873 hingga 1942 adalah sebuah peperangan paling lama yang dihadapi Belanda dan merenggut lebih dari 10000 tentara..”

“ Pasca pencabutan Daerah Operasi Militer (DOM), atau dikenal dengan Operasi Jaring Merah, tuntutan kemerdekaan yang disuarakan oleh Gerakan Aceh Merdeka kian bergema. Aceh mulai bergolak…”

“ Masyarakat Aceh terdiri dari banyak suku. Suku-suku tersebut antara lain Suku Aceh, Alas, Aneuk Jamee, Gayo, Tamiang, Gumbak Cadek, Kluet, Simeulu, Haloban, Sigulai, Julu, Simeuleu, SIngkil… adapun sistem kemsayarakatannya, di Aceh terdapat sistem kewilayahan yang dinamakan Gampong dan Mukim. Gampong setingkat dengan desa, dan dipimpin oleh Keuchik. Mukim merupakan gabungan beberapa Gampong, berkedudukan di bawah Camat yang dipimpin oleh Imeum Mukim (kepala Pemerintahan Mukim)…”

“ Aceh kaya dengan berbagai macam produk budaya. Berbagai bahasa, tarian, makanan khas daerah, alat musik tradisonal, dan lain sebagainya. Tarian yang terkenal dari Aceh antara lain Tari Saman, Tari Seudati, Tari Likok Pulo, Tari Laweut.. makanan khas daerahnya antara lain Mie Aceh, Martabak Aceh, Mie Kepiting (slide bergambar makanan.. Anak-anak berrdecak, “Waaah!!”). alat musik tradisonal antara lain Serune Kalee, geundrang, canang, rapai. Lalu, ada juga senjata tradisional Aceh. Yang paling terkenal dan kita ketahui bersama adalah Rencong..”

Presentasi selesai. Sesi tanya jawab. Anak-anak mengacungkan tangan. Kami mencoba mencari jawaban. Maklum, di antara yang presentasi ini tidak ada orang Aceh.

“ Sebagai orang Aceh, saya ingin tahu. Apakah kalian tahu singkatan dari apa kata Aceh itu?” salah seorang teman bertanya. Kami saling melempar pandangan. Tidak ada yang tahu.

“ Kalau kata Pak Guru Vi dulu, ACEH itu A: Arab, C: Cina, E: Eropa, H: Hindia. Itulah, jadi di Aceh banyak suku bangsa.

“ Ooooooh….” anak-anak sekelas mengangguk-angguk.

Giliran anak lain mengacungkan tangan.

“ Tadi dibilang, kalau dalam upacara menyelesaikan pertikaian anak, salah satu kelengkapan yang disediakan oleh orang tua anak yang bersalah adalah kain putih 6 hasta. Apa filosofi dari kain tersebut?”

Kami kembali berpandang-pandangan. Aku mencoba berpikir. Lalu dengan PDnya berdiri, dan mulai menjawab.

“ Mungkin, karena dalam bertikainya tadi sampai berdarah-darah, jadi kain putih itu dipakai sebagai perban….”

Kelas hening. Sunyi.

 

 

“ An, tahu nggak si, tadi jawaban kamu aneh tau!” kata teman sebangkuku.

“ Apa?” tanyaku.

“ Yang perban itu.”

“ Masa? Tapi tadi nggak ada yang protes…”

“ Iya, karena anak-anak kasihan sama kamu..”

“ Masa??? Udah deh…. Yang penting presentasinya udah selesai. Lagian, aku kan nggak tahu….” Kataku membela diri. Baru kusadari, ternyata jawabanku tadi memang aneh. Malunyaaaa……..


***

*mengais sisa-sisa memori di kepala..kalau ada kesalahan penuturan sejarah, tolong dikoreksi.. ^_^


Tulisan (gabungan fiksi dan nonfiksi) ini dibuat dalam rangka menyemarakkan Lomba Menulis tentang Aceh yang diadakan oleh kak yudimuslim..
Kalau ingin ikut berpartisipasi silakan langsung di klik di link tersebut :)

Sabtu, 29 Agustus 2009

Ekspektasi Berlebih

Tidak, jangan memandang terlalu tinggi. Sesudah lelah kau dongakkan kepala, ternyata hanya kecewa yang didapat.

Bahkan terkadang, harapan pada diri sendiri membuatku jatuh pada akhirnya..

^_^

Kamis, 27 Agustus 2009

Iseng-Tahu Gejrot




Gara2 ngomongin makanan di album yang satunyah..tiba2 jadi kangen sama makanan yang satu ini...
hehehehe....
mosting gambarnya dulu..
bikinnya kapan2...

Menunggu..........




Aku masih setia di sini...

Senin, 24 Agustus 2009

Satu Rindu























Hujan kau ingatkan aku
Tentang satu rindu
Dimasa yang lalu
Saat mimpi masih indah bersamamu

Terbayang satu wajah
Penuh cinta penuh kasih
Terbayang satu wajah
Penuh dengan kehangatan
Kau ibu

Alloh izinkanlah aku
Bahagiakan dia
Meski dia telah jauh
Biarkanlah aku
Berarti untuk dirinya
Oh ibu

Terbayang satu wajah
Penuh cinta penuh kasih
Terbayang satu wajah
Penuh dengan kehangatan
Kau ibu

Terbayang satu wajah
Penuh cinta penuh kasih
Terbayang satu wajah
Penuh dengan kehangatan
Kau ibu oh ibu kau ibu
oh ibu

Hujan kau ingatkan aku
Tentang satu rindu
Dimasa yang lalu
Saat mimpi masih indah bersamamu
Kau ibu...


(Opick feat Amanda)


Jilbabku..........

Saya sudah lupa kapan kali pertama mengenal jilbab. Yang jelas, sejak SD saya sudah mengenal yang namanya kerudung. Kalau ngaji, kalau hari raya, kalau ada acara keagamaan di kampung, Ibu selalu membiasakan saya memakai kerudung.  

Saya tidak menemui hambatan berarti saat akhirnya memutuskan untuk mulai mengenakan hijab saat memasuki SMA. Sewaktu SMP saya masih ‘polos’, belum ada niatan untuk memakai pakaian muslimah ini. Akan tetapi, saya sudah mulai memakai kerudung saat bepergian. Tidak selalu, tapi lumayan sering.

Saya masih ingat, waktu itu di SMP saya, yang notabene adalah SMP favorit di sana, hanya ada satu orang siswi yang mengenakan jilbab. Adik kelas saya. Ya, hanya dia seorang. Seingat saya, tidak ada di antara kakak kelas ataupun teman seangkatan yang mengenakan jilbab di sekolah kecuali satu orang itu.

Selepas SMP, saya mulai berniat mengenakan jilbab (kerudung mungkin lebih tepatnya). Apakah ada yang melarang? Tidak tentu saja. Semua orang mendukung. Saya masih ingat--bahkan waktu itu seragam sekolah yang baru belum juga selesai dijahit--saya mematut-matut diri di depan cermin, mengenakan kemeja putih lengan panjang Ibu, memakai kerudung putih milik Ibu juga, berpura-pura menjadi anak SMA berkerudung.

Singkat kata, saya pun masuk SMA. Selama masa MOS saya belum memakai seragam baru. Masih penampilan anak SMP, dengan dandanan ala MOS: rambut dikuncir, dlsb. Setelah masa orientasi selesai, kami yang sedang dalam euphoria memasuki masa SMA, mulai mengenakan seragam baru kebanggaan: seragam putih abu-abu. Selama masa itu, saya mulai menyadari: ternyata saya tidak sendiri. Banyak teman-teman, yang tadinya juga tidak berjilbab, ketika mengenakan seragam baru, mulai berjilbab (belakangan ketika saya naik kelas 3, semakin banyak teman-teman yang mulai berhijab.. Alhamdulillah..)

Tapi tetap saja. Ternyata, saya belum bisa sepenuhnya mengamalkan jilbab itu sepenuhnya. Saya memang mengenakannya saat sekolah dan bepergian. Tetapi ketika berada di rumah dan lingkungan sekitar (means, di wilayah desa ), saya melepasnya. Saya masih ingat, waktu itu saya sedang bermain di rumah salah seorang teman sekolah yang satu desa. Kami sedang berdiri di tepi jalan raya, ngobrol dengan santai. Tiba-tiba, saya melihat salah seorang teman laki-laki sekelas melintas di jalan, mengendarai motor. Spontan saya memanggil teman saya "Kikiiiiiiiiiiiii!!” Dengan tangan melambai-lambai. Sesudahnya, saya ingat kalau saya sedang tidak memakai jilbab.

Jilbab yang saya maksud pun waktu itu adalah jilbab penutup rambut saja. Kalau saya melihatnya kembali di rumah, saya akan senyum-senyum sendiri. Jilbabnya itu, pendeek sangat. Jilbab langsung yang hanya menutupi leher. Kalau sekarang, mungkin saya akan memakainya sebagai dalaman jilbab. Selain itu, saya juga masih suka pakai jeans dan celana.

Sampai akhir masa SMA, sampai ketika saya mencicipi kuliah di Jogja, saya masih suka memakai jilbab model seperti itu. Dengan jeans dan jaket favorit.

Lalu, akhirnya saya diterima di STAN. Sejak pertama kali memasuki kampus ini, saya sudah takjub. Banyak sekali cewek berjilbab lebar berkeliaran di sini. Saya ingat, dulu waktu SMA ada seorang mbak-mbak yang jilbabnya juga lebar, selalu pakai rok, kadang gamis, dan berkaos kaki. Saya selalu bertanya-tanya dalam hati: "memangnya tidak panas ya?"

Ketika saya akhirnya banyak menemui penampilan seperti itu di STAN ini, saya sempat terheran-heran. Kampus apa pesantren?? Tapi, sejak pertama kali itu pula, saya sudah menyukai mereka. Ya, saya begitu terkesan dengan sikap mereka yang ramah sejak daftar ulang.

Namun ternyata, saya masih juga dengan ‘apa yang saya bawa’  dari dulu. Tingkat satu, saya masih suka pakai celana. Olahraga, lari-lari minggu pagi di kampus pakai celana, ke warung pakai celana. Saya nyantai saja biarpun banyak teman yang proses hijrahnya begitu cepat (ternyata saya kebal juga). Tingkat dua, saya mulai membiasakan diri dengan rok. Mulai memakai kaos kaki. Mulai menggunakan jilbab yang sedikit lebih lebar, meskipun tidak selebar teman-teman yang lain. Mulai mencoba untuk berubah.

Sampai sekarang, saya masih terus berusaha. Berusaha untuk menjadi yang lebih baik. Berusaha untuk selalu istiqomah dengan apa yang saya yakini. Saya masih belajar. Dan akan terus belajar, insya Allah…


 

Meski ku rapuh dalam langkah

Kadang tak setia kepadaMu

Namun cinta dalam jiwa hanyalah padaMu

Maafkanlah bila hati

Tak sempurna mencintaiMu

Dalam dada

kuharap hanya diriMu yang bertahta…

(Rapuh-Opick)



saya mohon doanya sahabat..agar selalu istiqomah di jalan ini...



*dalam rangka menyemarakkan tulisan tentang jilbab.. mumpung moment-nya pas ^^
tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Menulis: Jilbab Pertamaku yang diadakan http://cambai.multiply.com/journal/item/339/Lomba_Menulis_Tema_Jilbab_Pertama_ku..._

Sabtu, 22 Agustus 2009

Perpisahan

Suatu keniscayaan. Suatu hal yang tak bisa kita hindari. Seperti hukum alam. Muda-tua, hidup-mati.

Banyak orang bilang, ada pertemuan, pasti ada perpisahan. Entah itu dipisahkan oleh jarak, oleh kepentingan, atau oleh  maut. Perpisahan. Ah, kenapa kata itu seolah melambangkan kesedihan? Kenapa setiap kali mendengarnya timbul suatu perasaan tidak enak? Gelisah? Tidak rela? Bukankah dibalik setiap perpisahan akan ada pertemuan yang baru? Tapi kenapa rasanya sulit meninggalkan apa yang ada di belakang kita?

Perpisahan itu ada di depan mata. Perpisahan itu kini tengah membayangi. Kita akan berpisah. Untuk melangkah kembali, kawan. Meneruskan apa yang telah kita mulai. Menyelesaikan tugas kita di dunia ini. Sebelum perpisahan yang sebenarnya datang. Perpisahan itu gerbang menuju awal yang baru. Bukan garis finish. Bukan saat dimana kita akan berhenti. Belum, kita belum boleh berhenti.

Perpisahan itu, jika saatnya tiba nanti, izinkan kulepas kalian dengan senyum. Dan kalian juga melepasku dengan senyum.  Dan  aku akan berdoa, semoga suatu hari nanti, jika Dia berkenan, kita akan bertemu lagi..



"Ketika tiba saat perpisahan janganlah kalian berduka, sebab apa yang paling kalian kasihi darinya mungkin akan nampak lebih nyata dari kejauhan – seperti gunung yang nampak lebih agung terlihat dari padang dan dataran"
-Kahlil Gibran-


Kadang, dengan cara yang tak kumengerti.. :)

Kenapa harus seperti ini? Kenapa harus seperti itu?
Caramu, caraku, cara kita beda. Mungkin, kau ingin menjadikannya yang terbaik, tapi caramu aneh, tak dimengerti.
Mungkin, orang harus melihat dari sisi lain untuk bisa memahami.

^___^
tapi aku mulai tahu, kadang kau ingin melakukannya dg caramu sendiri, cara yang kadang tidak aku mengerti :)


*tulisan yg tidak penting untuk dimengerti :D

Selasa, 18 Agustus 2009

Kawah putih




Foto kelas..
Temanya Angel and Demon, jadi dresscodenya hitam dan putih...

Berhubung Andiah nggak punya kostum putih (dasar aja males nyarinya.. :p), jadilah pake baju item-item..

Si Om

Bagaimana kalau seorang anak laki-laki, balita, sering berada di lingkungan yang isinya kaum hawa? Apakah dia akan merasa kesepian, walaupun banyak teman di sekelilingnya? Hmm...sepertinya jawabannya adalah YA.

Kesimpulan ini didapat dari pengamatan atas tingkah laku seorang anak laki-laki berusia 3 tahun, yang selama ini tumbuh di lingkungan kami, para anak kos putri. Ya, siapa lagi yang dibicarakan kalau bukan Nico, sang cucu Ibu Kos. Nico, sedari bayi sampai sekarang, memang sering dititipkan di kos kami. Frekuensi kebersamaannya dengan kami boleh dikata tinggi. Hampir setiap minggu Nico ada di kos. Nico biasanya pulang saat akhir pekan, atau ketika sedang libur panjang. Saat-saat itulah baru dia bisa bermain sepuasnya dengan sang ayah di rumah.

Nico sangat-sangat atraktif. Dia cepat akrab dengan siapa saja. Termasuk para tamu yang datang ke kos kami. Teman-teman yang sering datang ke kos pasti tahu siapa Nico.
Tapi, terlebih lagi, Nico akan sangat-sangat senang jika yang datang ke kos adalah laki-laki. Ya, laki-laki.

Anak ibu kos kami punya seorang teman laki-laki (tau maksudnya kan? :p)
Setiap kali dia bertandang ke kos, Nico akan sangaaat senang. Cerewetnya semakin menjadi-jadi. Seharian akan ikut nongkrong di teras (tamu laki2 dilarang masuk kos, kecuali mungkin keluarga atau tamu penting), ikut cerita sana-sini. Heboh. Sampai suaranya terdengar sampai ke dalam rumah. "Om ini, Om itu.... blablablabla...."
Tidak hanya itu, dia biasanya akan ikut heboh kalau Tante dan Omnya yang satu itu menunjukkan tanda-tanda akan pergi. Panik. Nggak mau ketinggalan.

Tidak tante sebenarnya, tidak tante kosnya.

Aku juga pernah kedatangan salah seorang teman laki-laki Organda (Organisasi Daerah) saat Nico ada di kos. Kalau tidak salah, temanku itu datang karena ada suatu keperluan menyangkut uang. Dia tidak lama bertamu. Sebentar saja. Tidak sampai duduk, hanya ngobrol sambil berdiri. Nico datang. Ikut nimbrung. Bercanda. Lalu temanku itu pulang.

Olala....apa yang terjadi? Nico nangis.. teriak2 pula, "Ooooooommm!!!!!! Ommmmm!!!!"
Biar dibujuk bagaimanapun Nico tidak mau diam. "Ssstt... Nico, udah malem.. Omnya mesti pulang...." Tangisnya bukannya mereda, malah tambah menjadi-jadi. Akhirnya Nico kubawa masuk.

Tidak hanya aku. Teman kos yang lain pun pernah mengalami hal yang sama. Waktu itu kebetulan ada beberapa "Om" yang sedang ada keperluan dengan temanku. Nico ikut nongkrong teras, ngobrol, cerita dengan Om-Om itu. Tapi tidak sampai ada insiden nangis kali ini.

Jadi, itulah hasilnya, kalau seorang anak laki-laki, balita, terus-menerus berada di lingkungan yang penuh perempuan. Kesepian. Butuh teman bermain..
Sabar ya, Nico.... ^^




Senin, 17 Agustus 2009

Yang terakhir kalinya...

Aku,
yang hari ini terkalahkan
aku,
yang memberatkan diriku sendiri
memilih jalan yang berputar-putar
memilih lintasan yang ruwet membingungkan
aku kelelahan
terjebak pikiran sendiri
terperangkap ego pribadi

akhir yang berbuah penyesalan
hari ini
ya, hari ini
aku telah kalah
bahkan sebelum bertanding aku sudah menyerah

*The End*

huuff... Lepas sudah unek2nya.Ini terakhir kalinya, ya semoga terakhir kalinya.. Setelah sedari kemarin posting postingan nggak jelas.

Setelah ini Andiah akan kembali ceria. Yoossh!! :D
kalaupun ada hal yang belum mendapat jawaban, biar itu jadi PR sendiri. Kalaupun ada hal yang mengganjal, biarlah disimpan sendiri dalam hati..
Maaf ya teman2.. sudah mengeluh.. sudah membuat nuansa suram di MP..
Gomeeenn!!! :D

for today, Alhamdulillah...
for tomorrow, Bismillah...
^_^

Minggu, 16 Agustus 2009

Diam

Bila rasa sudah menggumpal
menusuk-nusuk
menyesak
mendesak
izinkan aku diam
diam
jika kalian melihatku mengatupkan kedua bibirku
biarkan aku diam
diam
karena aku sedang kehabisan kata
karena aku sedang tak ingin canda
maka perkenankanku untuk diam
diam
di sini saja
aku diam
tanpa suara

Jumat, 14 Agustus 2009

PKL




Fotonya baru dikit doang yang di aplot..
Yang lain2 belum sempet minta lagi, masih di kamera temen...

Kamis, 13 Agustus 2009

This is the last day......

Gedung Sutikno Slamet
Lantai 17
Direktorat Dana Perimbangan
Sub Direktorat Dana Alokasi Khusus
this is the last day.......





Rabu, 12 Agustus 2009

MILAD Pertama yang Terlupa..

Kalau nggak baca postingan Om bigsensei tentang Ultah beliau, mungkin aku bakal lupa kalau hari ini adalah MILAD pertama MPku. Huhu.. Lupa bener-bener lupa.

Jadi, kayaknya nggak ada postingan panjang tentang sejarah, asal muasal MP "My Second Home" ini.. ^^

Hanya berharap, semoga untuk waktu2 yang akan datang, Andiah dapat melakukan hal yang lebih bermanfaat di MP, semoga MP ini juga dapat bermanfaat bagi sahabat semua, semoga silaturahim kita berjalan dg baik, dan terus terjaga. Dan semoga, Andiah dapat terus berkarya di 'rumah' ini sampai kelak.. Berpisah ketika memang saatnya harus berpisah, berakhir ketika memang harus diakhiri ^^

Buat temen2 semua, Love u all!
Terimakasih atas persaudaraan selama Andiah di MP ini.. Kalau mau main2, silakan, rumah ini terbuka untuk siapa saja.
Mari kita merajut ukhuwah dengan lebih indah ^_^

*memperingati milad tanpa persiapan :D

Selasa, 11 Agustus 2009

Wedding Planner? Me??? (ngasal aja ni...)

Ni PR dari kak Puput dan mbak Za.. dan terakhir, mbak Aisavitri, ngasih ni PR pas aku udah ngerjain..
nggak usah serius2 bacanya... :D


1. How old are you?
20 tahun 9 bulan 21 hari


 2. Are you single?
for now, yes.. :D

3. At what age do you think you’ll get married?
hmmm.... ada deeeh!!

4. Do you think you’ll marry the person you are with now?
temen PKL? No, i think... :p

5. If not, who do you want to marry?
tak tau lah....masih jadi rahasiaNya..
 

 6. Who will be your bridesmaid and bestman?
siapa? sodara? temen?

7. Do you want a garden/ beach or traditional wedding?
garden kayaknya asik tuh.... (garden samping rumah=kebon) hehehehehe....
 
8. Where do you plan to go on honeymoon?

Jepang,, liat bunga sakura.. (tapi, sayang uangnya..)

9. How many guests do you think you’ll invite?
keluarga kedua mempelai, saudara kedua mempelai, sahabat kedua mempelai, rekan kerja, tetangga..... de el el

10. Will that include your exes?
:P (nyengir aja)
              
11. How many layers of  cake do you want?
ada yang mau nyumbang ni cake????
                                                                              
12. When do you want to get married, morning or evening?

as usual, kayak yang lain aja..
morning
biar yang pada mau dateng kagak repot

13. Name the song/ tune you’d like to play at your wedding?
rembugan dulu sama calon..
                                                
14. Do you prefer fine dinning or just normal spoon & fork? Knife?
dont really understand this question,,bedanya apaan si??
-----> udah dikasih tau sama Mbak Lei..kayaknya, yang biasa2 aja deh, prasmanan gitu.. biar orang2 pada ngambil yang sesuai selera. Oya, pengen juga ada stand2 makanan, kayak siomay, batagor, es krim, es dawet, rujak.. (misalnya), jajanan tradisional... (ni mau nikah atau jualan si??)

15. Champagne or red wine?
nggak dua-duanya
air putih atau teh aja keknya cukup :)

16. Honeymoon right after the wedding or days after the wedding?
tergantung sikon,,,huehehehe
 
17. Money or household items?
dua-duanya lebih baik

18. How may kids would you like to have?
rahasia
                                                                                
19. Will you record your honeymoon in DVD/CD?
boleh juga...biar ada kenang-kenangan getoo... :D

20. Whose wedding plan would you like to know next?
yang komen pertama, kedua, ketiga
yang liat tulisan ini pertama, kedua, ketiga
Mbak Lingga, Mbak Yuniezalabella, Mbak Mifta, Mbak Fara
Kak Yudi, Bang Mip, Mas Agni
ayo, siapa lagi yang mauuu...!! :D



Senin, 10 Agustus 2009

Ternyata aku masih cinta....

Ya, masih cinta.....
dan selalu terbayang-bayang....
Selalu khawatir kalau-kalau ada yang menghubunginya, dan aku tidak tahu????
Ah, rasa penasaran ini menyiksa..
Tapi kau kini sudah tidak di sisiku lagi...Huks!

Padahal aku masih cinta...
benar-benar cinta dengan nomer SIMPATIku..
Nomer yang sejak SMA setia menemaniku...

081 3xx 45 45 46

Cantik bukan?
Padahal itu nomer yang teman-teman lamaku tahu,,tapi 1,5 bulan lalu ia hilang bersamaan dengan hilangnya HPku.
Belum sempet diurus lagi, karena katanya kalau mau ngurus nomer daerah musti ke Gatot Subroto,,
jadi kupikir, lebih baik mengurusnya nanti saat pulang kampung, di rumah..
Khawatir, kalau2 selama ini ada yang nyoba ngubungin ke nomer itu...

Ada yang tahu nggak, nomer2 yang hilang batas expirednya kapan?
Sampai kapan kita masih bisa ngurus tu nomer?
Huhu....nggak rela kalo sampe kehilangan...

Minggu, 09 Agustus 2009

Ya Allah Seandainya..

Saya suka sekali dengan puisi yang ditulis oleh mbak Tazkiatunnafs di sini... jadi saya izin ngopy ke beliau.. Berikut puisinya..


Ya Allah…Seandainya telah engkau catatkan…dia milikku tercipta buatku…Satukanlah dan jagalah hatinya dengan hatiku…Titipkanlah kebahagian diantara kami…agar kemesraan itu abadi…

Dan ya Allah…ya tuhanku yang maha mengasihi…Seiringkanlah kami melayari hidup ini…Ketepian yang sejahtera dan abadi…

Tetapi ya Allah…Seandainya telah engkau takdirkan…dia bukan miliku…Bawalah ia jauh dari pandanganku…Luputkanlah ia dari ingatanku…Dan peliharalah aku dari kekecewaan…

Serta ya Allah ya tuhanku yang maha mengerti…Berikanlah aku kekuatan… Melontar bayangannya jauh ke dada langit…Hilang bersama senja nan merah…agar aku bahagia…Walaupun tanpa bersama dengannya…

Dan ya Allah yang tercinta. Gantillah yang telah hilang.Tumbuhkanlah kembali yang telah patah…Walaupun tidak sama dengan dirinya…

Ya Allah ya tuhanku…Pasrahkanlah aku dengan takdirmu…Sesungguhnya apa yang telah engkau takdirkan… Adalah yang terbaik buat ku… karena Engkau Maha Mengetahui… Segala yang terbaik buat hamba Mu ini..

Ya Allah…Cukuplah engkau saja yang menjadi pemeliharaku…Di dunia dan di akhirat…

Amin Allahhumma Amin


Pekanan yang berantakan...!

Hari ini seperti biasa, kami kumpul di tempat si mbak. Ngapain?
Ngapain yak? makan-makan, minum-minum, ngobrol, yah seperti biasa...
Mbak ini udah punya momongan, 2 orang, yang satu usianya 3 tahunan mungkin, dan adeknya mungkin 1 atau 2 tahun.

Dan seperti biasa juga, mereka berdua ikut meramaikan suasana. Tapi kali ini mereka bawa temen. 2 orang lagi adek-adek mungil, yang cerewet dan banyak maunya. Dan buyarlah konsentrasi kami, aku apalagi, yang memang tadi lagi males konsentrasi (sepanjang acara mainin bola kecil si adek, dak-duk-dak-duk... hehehe).
Gemeeeesss!!!
Pengen maen sama mereka..
Ada tuh, temennya si adek yang ngelendotin mbak kami, kayak ibunya sendiri aja.. Nggak mainan, nggak diajak ngobrol sama anaknya si mbak ini, ya udah dia mainan sendiri. Keliling di dalem rumah, ngliatin kami, minum2 sesukanya.. Kayak rumah sendiri..Maklum, masih batita gitu.
Karena nggak bisa main sama adek2 itu, akhirnya Andiah yang lagi gak konsentrasi, cuma bisa godain si dedek (anaknya mbak yang nomer 2).. Biarin aja.. kan sambil dengerin mbaknya ngomong. Disenggol-senggol sama temen sebelah.."Gangguin aja ni.." katanya.

Jadi, maap ye mbak..... tadi nggak konsen gitu. Padahal bahasannya mantep tuh, tentang sholat. Tapi, masuk kok. Insya Allah kalo ditanya tadi bahasnya apaan, tau lah..


Jadi kangen adek-adek TPA nih. Udah lamaaaaaaaaaa banget ke TPA.. huhuhu...
2 ponakan kecil kami juga udah pulang, jadi kos sepi deh..



*sepisepisepisepisepisepisepisepisepisepisepisepisepisepi


Jumat, 07 Agustus 2009

Doa-Doa yang Tersisa

Subuh:
bangun tidur langsung siap2 berangkat, subuh selalu jadi saat kami melakukan banyak hal dg tergesa-gesa.. Sholat, berdoa seperlunya, lalu sibuk dg aktivitas lain..

Dhuha:
lumayan ada waktu karena jam segitu biasanya kantor belum banyak pekerjaan

Dzuhur:
antara sholat dan makan siang.. harus pandai2 membagi. Kelamaan di luar nggak enak dg pegawai yang lain.

Ashar:
menjelang pulang..rasanya ingin cepat menyelesaikan hari..

Maghrib:
sholat di jalan..kalaupun naik kereta, sampai di kos sekitar jam 6.45.. Capek, ingin beristirahat, santai...

Isya':
sisa-sisa kekuatan hari itu.. rasanya ingin segera memejamkan mata

QL:
...
(tidak sanggup lg bangun tengah malam..)


Astaghfirullahaladzim..
Doa-doaku akhir2 ini mungkin hanya kupanjatkan di sisa-sisa waktu yang ada.. T_T

Kamis, 06 Agustus 2009

"Membaca" Tulisan

Kalau ada yang bilang, mata adalah jendela hati, maka di sini saya ingin bilang, tulisan adalah jendela hati. Mungkin tidak tepat untuk semua orang, tapi lumayan kena juga untuk saya pribadi.

Berawal dari sapaan kakak kelas, yang juga MP'ers, di YM kemarin. Dia bertanya, ada apa dengan saya? Kok sepertinya terlihat kacau? Saya jadi ingin menilik kembali tulisan-tulisan saya selama ini. Apakah sebegitu berantakannya saya 'terbaca'?



Sebenarnya, tidak usah ditilik tulisannya saya sudah tahu.
Kadang, di suatu waktu, postingan-postingan saya bernada ceria, smiley dimana-mana, senyum lebar, canda tawa, serta aura keceriaan terpancar hingga menyinari kesuraman yang ada .. (mulai deh, lebay!!).
Di lain waktu, saya mellow, postingan isinya sedih-sedih melulu, tiba-tiba serasa jadi orang paling malang di dunia.
Di lain lagi kesempatan, saya merasa putus asa, tidak bersemangat, lemah, lesu, lunglai, kurang makan.... (loh!), sehingga yang dipost adalah keluhan-keluhan tidak jelas (maaf sudah merepotkan kalian semua).

Saya akui, terkadang tulisan itu memang sesuai dengan nuansa hati saya saat menulis. Apa yang ada dalam pikiran saya tuangkan langsung di MP...fresh from the frying pan.. :p
Tapi, terkadang, tukisan itu bukan juga cerminan perasaan. Mungkin saja cuma iseng belaka, kadang inspirasi yang datang tak terduga. Atau mungkin juga postingan simpanan saya buat jauh hari sebelumnya, lalu dipublish, jadi sudah tidak relevan dengan kondisi sekarang.

Entahlah, masing-masing orang punya cara tersendiri dalam menulis. Kalau saya sendiri adalah tipe penulis diary, dari SMP kelas 1 saya sudah akrab dengan buku harian. Jadi maaf kalau postingan saya isinya curhat melulu.

Tapi, di sisi lain, saya juga tipe orang yang bisa tersenyum di tengah duka, dan menyimpan duka di balik senyuman...

Roller coaster, ya roller coaster. Perasaan itu seperti roller coaster. Naik turun, cepat tak terduga, mengejutkan.
Lalu ketika perasaan2 itu terbawa ke tulisan? Yah, pintar2 sajalah kita memenejnya..

*ngomong apa si ni anak?? nggak jelas gini??!! ah, biarin...yang penting saya sudah menuangkan apa yang ada dalam pikiran..


*gambar dari sini

Selasa, 04 Agustus 2009

Mas Nico sakit...... sedihnyaa...... :((

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Mas Nico sakit. Karena demam 3 hari nggak turun-turun, akhirnya semalam dia dibawa Ibu kos (means, neneknya) untuk cek ke lab. Jaga-jaga juga, mengingat sekarang ini lagi musim sakit... jadi lebih cepat diketahui penyakitnya, lebih baik untuk penanganan selanjutnya...

Denger cerita Ibu waktu si kecil ini lagi cek di lab, jadi senyam-senyum sendiri.

Pas mau diambil darahnya, katanya Nico bilang gini:

" Apan tuh???"

"Suntikan buat apa tuh???"

Terus, pas lagi dicari-cari nadi buat nyuntik, katanya:

" Mau diapain??"

Trus, pas disuntik:

" Udaaaaaaaah!!! Abaaaang!! Udaaaaah!!" **

Heheeeeee..... Si Bapak petugas lab-nya dikatain abang. *kebanyakan jajan bakso kali ya, nia anak??hehehe*

Kata si Bapak, ni anak kecil-kecil udah pinter ngomong aja (he is 2,5 years old). Yaah, secara, dia selalu dikelilingi sama tante-tantenya yang cerewet :p

Alhamdulillah, pas hasil labnya keluar, dibilangnya ga kenapa-napa. Bukan karena virus, mungkin ada infeksi. Jadi, untuk mengetahui lebih lanjut, Mas Nico dibawa ke dokter anak. Kata si Dokter, karena Mas Nico lemes, jadi lebih baik dirawat aja. Ya, jadilah semalam orang-orang sibuk siap-siap, trus nganterin mas Nico ke RS Internasional Bintaro.

*Mas Nico lagi ngapain yah, sekarang??*

Cepet sembuh ya Mas.... Cepet pulang.... ^_^

 

 

Mohon Doanya...

Hihi, kayak apa aja...
Tapi, beneran nih, Andiah minta doanya yaa..
Lagi sakit. Padahal PKL tinggal beberapa hari lagi, data belum ngumpul, tapi sekarang malah sakit.
Hari ini akhirnya ga berangkat PKL, padahal sayang banget, 1 hari ga berangkat.. T_T

Seharian di tempat tidur. Badan panas. Lemas sangat. Sampe sekarang masih lemas. Duh, ya Allah..semoga hanya drop saja. Jangan thypus. Nggak boleh thypus!

Dari kemarin adaa aja keluhannya.
Yang flu-lah, yang batuk, yang alerginya kambuh. Tapi itu semua belum seberapa untuk membuatku ga berangkat PKL.

Belum ke klinik, karena belum ngambil duit.
Ya Allah, semoga istirahat malam ini cukup. Ya Allah, kuatkanlah hambaMu yang satu ini.
Semoga besok pagi sudah kembali pulih dan bisa berangkat seperti biasa. Amiiinn!!

Senin, 03 Agustus 2009

Tumbang

Ternyata, pertahanan yang selama ini coba kudirikan dengan kuat-kuat, kukokohkan dan kuikat kencang-kencang, tak mampu lagi tegak berdiri. Goyah. Tumbang. Dan aku terkapar tak berdaya.

Ternyata, walaupun aku sudah menguat-nguatkan diriku, aku tak cukup kuat berdiri. Bangunan ini tak mampu lagi menahan derasnya hujan yang turun dan kencangnya angin yang bertiup.

Waktunya bangkit. Mengikat kembali simpul yang putus. Menegakkan kembali tiang-tiang yang runtuh. Menopang kembali atap yang ambruk.

Biar, hari ini aku tumbang. Terpuruk. Tapi aku akan bangkit lagi.
Biar hari ini kukumpulkan puing-puing yang berserakan. Besok aku akan berdiri lebih tegak lagi dari sekarang. Menjadi lebih kuat dari yang sebelumnya.

Minggu, 02 Agustus 2009

Rumahku, Rumah Cinta...




Merentang masa
membias selaksa nuansa
ada warna yang menyapa
di bentangan cakrawala

Di tepi sungai persaudaraan
di antara rumpun ilalang
Rumah cinta, kubilang..
dindingnya dianyam dengan kasih sayang
berhias sulaman keceriaan
yang hangat oleh pendar perhatian

Rumah cinta, kubilang..
tempat ku merenda asa
menyulam cita
merajut mimpi untuk jadi nyata
di sini seribu angan bertaut sapa
menjalin peristiwa
menjadi rangkaian penuh makna

Rumah cinta, kubilang..
tempat ku meluahkan rasa
mengungkap suka
membuncah canda
menjelma tawa
walau sesekali duka melanda, tapi pahitnya tak kurasa

antara maya dan realita
ucap dan kata
berbenturan tak tentu rimba
jangan ada dusta
jangan ada prasangka
karena rumah ini, rumah cinta..



*dalam rangka menyambut MILAD pertama MP tercinta beberapa hari lagi ^_^



gambar dari sini

Sabtu, 01 Agustus 2009

Ready to Fly...


I open my eyes the world seems a different place,

The colours are brighter and the air is sweet to taste.
See it's like I woke up from a nightmare that tied me down,
I was smothered and trapped inside a sleep way underground

It's time I learned to fall,
To say the word goodbye.
To feel the sunlight on my face,
Maybe that means...

I'm ready to fly,
I wanna breathe in and breathe out and be who I am,
Let go of fear wanna feel alive.
I'm ready to fly,
The more that you hold me back you set me free,
You help my heart decide...
Maybe I'm, maybe I'm ready to fly.


Where is your faith, where is your love for me?
Why do you fight the things I imagine in my dreams?
See the poison is strong, an addiction is tough to break.
But love is the hardest thing I have ever had to shake.

It's time to break these chains,
To look you in the eye,
To tell you that it's over now,
Maybe that means...

I'm ready to fly,
I wanna breathe in and breathe out and be who I am,
Let go of fear wanna feel alive.
I'm ready to fly,
The more that you hold me back you set me free,
You help my heart decide...
Maybe I'm, maybe I'm ready to fly.

(Give me the strength to walk away)
(Give me the strength to stay the road ahead)
Even if it's a lonely place.
(Give me the hope to mend this heart)
(Give me the chance to see love smile, smile again)
To see love smile...

It's time I learned to fall,
To say the word goodbye.
To feel the sunlight on my face,
Maybe that means... Maybe that means


I'm ready to fly,
I wanna breathe in and breathe out and be who I am,
Let go of fear wanna feel alive.
I'm ready to fly,
The more that you hold me back you set me free,
You help my heart decide...
Maybe I'm, maybe I'm I'm ready to fly...








*picture from here