Minggu, 07 Maret 2010

Rumahku bukan surga...

Dulu, ketika pertama kali membuka-buka buku "Barakallahu Laka, Bahagianya Merayakan Cinta" kepunyaan salah seorang teman, saya menemukan sebuah tulisan yang langsung membuat saya jatuh hati. Halaman 337, di bilik kelima "Membangun Maskanah, Tak Sekedar Rumah" ada sebuah puisi indah, begini bunyinya:


bukan surga, tapi serambinya
rumahku hanyalah sebentuk bait
tempat melabuh rindu, membagi tawa dan pangkuan,
lalu wangian surga semilir bersama tahmid
tempat menegak malam dengan dzikir menggigil dan tangis pertaubatan
rumahku adalah rasa aman dalam genggam jemari Ar Rahmaan
rumahku adalah juga derak kekhawatiran
agar tiada lena dalam fana
rumahkulah kutub yang mendamai hati dan sesenyum rasa
"Masuklah, berselimut, rehat!"
terkadang ia mentari yang menyala, menegur hati, dan menggerak
"Keluarlah, da'wah, jihad!"
rumahku perhentian,
tempat iman diperbarui dan ruh diisi ulang
lalu aku harus keluar membukti amalan
rumahku, menawan tenteram, menggerak bandang
rumahku
mungkin bukan surga, tapi insya Allah
serambinya





Rumahku nanti, jika ia tak seperti surga, izinkanlah ia menjadi serambinya saja, Ya Allah...
hanya serambi..
sebagai jalan para penghuninya untuk benar-benar masuk ke surgaMu..

10 komentar:

  1. tapi tetep pengen jadi surga kan ya? bukan hanya serambinya.. meski kesempurnaan susah didapat..

    BalasHapus
  2. Subhanallah!!!
    Itu karya Salim A Fillah y?

    BalasHapus
  3. jadi pengen ngambil buku itu dari lemari n buka halaman yang dimaksud..he

    BalasHapus
  4. waah.. emang nyentuh sih. jadi inget kalimat yg sering saya kasih buat istri tersayang, "aku pengen sama kamu selamanya. bukan cuma sampai mati doang, tapi sampai syurga nanti. sampai ga ada lagi kata 'sampai'." *romantismode on*

    BalasHapus
  5. saya malah ingin membaca bukunya. Terbitan lama ?

    BalasHapus
  6. membuat orang tidak terlena dengan kenikmatan dunia, Subhanallah..

    BalasHapus