Rabu, 30 November 2011

Menyusun daftar perlengkapan adek bayi





Sebagai seorang calon ibu, tentu dong saya menginginkan semua yang terbaik untuk calon anak kami kelak. Diantaranya adalah mempersiapkan segala keperluannya ketika lahir nanti. Nah, berhubung saya masih sangat awam mengenai bayi dan perawatannya, tentu yang pertama saya lakukan adalah mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang persiapan mempunyai anak, termasuk apa saja yang harus saya persiapkan untuk menyambut kedatangan si kecil.

Setelah mencari informasi di internet, saya menemukan banyak artikel (termasuk di dalamnya blog-blog para ibu muda), tentang daftar perlengkapan yang harus dipersiapkan untuk kelahiran. Berikut 2 daftar yang saya ambil dari sini dan sini.


*Daftar 1

Kebutuhan Utama Bayi
Pakaian
½ lusin stelan baju tangan panjang + celana panjang
1lusin atasan lengan pendek
1lusin atasan tanpa lengan
1½ lusin celana pop/celana pendek
2-3 jumper/baju monyet
2-3 celana tutup kaki **optional
4-6 pasang sarung kaki + sarung tangan
1-2 buah kaos kaki/sepatu bayi
1 cardigan/jaket/baju hangat
1 topi bayi
½ lusin singlet
2 lusin popok kain
½ lusin gurita
1- 1½ lusin bedong
2-3 buah alas dada/oto (bib)
½ lusin sapu tangan handuk

Perlengkapan Mandi & Ganti Pakaian
bak mandi *bisa dipinjam
penyangga/kursi mandi **optional
perlak mandi untuk alas ganti pakaian
alas karet anti slip ***jika menggunakan kursi mandi, alas ini bisa dibeli setelah bayi bisa duduk sendiri didalam bak
2 buah] handuk bayi besar
3-4 buah] washlap/sarung tangan handuk
sponge bath **optional
sabun mandi
shampoo ***bisa menggunakan yang two in one dengan sabun
baby lotion/baby cream
baby oil
baby cologne
diapers cream
bedak+tempatnya
minyak telon
wet tissue
cotton buds
sisir+sikat bayi
gunting kuku bayi
1 pack newborn pampers
kapas bulat ***kalau mau irit beli kapas kiloan di apotik lalu bentuk bulat-bulat, simpan di toples

Perlengkapan Tidur
box/crib/tempat tidur bayi *bisa dipinjam
kasur ***sebaiknya baru
2 pasang] bantal guling
Seprai, bumper/pengaman, kelambu
bantal peang (ada lekukan di bagian kepala)
selimut bayi
kojong/tudung **optional
1 buah] perlak besar
2 buah] perlak kecil
alat monitor bayi **optional & bisa dipinjam

Perlengkapan Minum & Makan
botol susu + dot )***beli 2-3 botol ukuran kecil, lainnya bisa dibeli setelah bayi lahir
sterilizer/panci untuk merebus botol ***pilih salah satu
penjepit untuk mengambil dot & botol
sabun + sikat cuci botol
box untuk menyimpan botol
milk powder container
bottle warmer **optional & bisa dipinjam
botol susu berujung sendok untuk memberikan ASI atau jus buah usia 6 bulan ke atas
training cup
perlengkapan makan bayi (sendok+piring,dll) ***untuk 6 bulan keatas
pemeras jeruk, parutan & saringan ***untuk 6 bulan keatas
food processor atau bisa menggunakan juicer atau saringan untuk melembutkan makanan tim ***untuk 6 bulan keatas
kursi makan **optional & bisa dipinjam

Kebutuhan Tambahan
thermometer
sedotan ingus (nose cleaner)
kassa
alcohol 70%
betadine
tas bayi **optional
play pens [boks tempat main bayi] **optional & bisa dipinjam
baby bouncer (kursi santai bayi) **optional & bisa dipinjam

Kebutuhan Travelling
stroller/kereta bayi *bisa dipinjam
gendongan bayi (sling)
car seat **optional & bisa dipinjam
carry cot (keranjang bayi) **optional & bisa dipinjam

Kebutuhan Ibu
3 buah] BH menyusui
breast pads
gurita ibu
breast pump (pemompa asi) **optional


**Daftar 2

Pakaian
6 bh atasan baju tangan panjang
6 bh celana panjang
3 bh celana tutup kaki
6 bh atasan lengan pendek
12 bh atasan tanpa lengan
12 bh celana pendek
3 bh jumper/baju monyet
6 pasang sarung kaki + sarung tangan
1-2 buah kaos kaki/sepatu bayi
1 bh cardigan/jaket/baju hangat (aku punya yang model rajutan)
1 topi bayi
6 bh singlet
2 lusin popok kain/kaos
1 lusin popok plastik (tipers)
2 lusin popok kain yang dipotong talinya (untuk sumpel popok plastik)
1 lusin gurita
1 bedong
1 lusin alas ompol

Perlengkapan Mandi & Ganti Pakaian
bak/ember mandi
perlak mandi
handuk bayi besar
washlap
sabun mandi
shampoo
baby lotion/baby cream
baby oil
baby cologne
bedak+tempatnya
minyak telon
tisu basah
cotton buds (pilih yang kecil)
sisir+sikat bayi
gunting kuku bayi
1 pack newborn pampers (aku beli yang kecil, cuma untuk jaga2)
kapas (beli kiloan lebih hemat, ada yang bulat atau kotak, aku pilih kotak)
2 bh ember plastik bertutup (1 untuk baju kotor dan ompolan, 1 untuk kotoran buang air besar)

Perlengkapan Tidur
box/tempat tidur bayi (ini dari eyang putri, bisa dibuka bagian sampingnya)
kasur (untuk ditaruh di box, biasanya box belum termasuk kasur)
bantal guling
Seprai dan sarung bantal guling
kelambu
bantal peang (ada lekukan di bagian kepala), udah dapat hadiah dari prenagen
selimut bayi
kojong/tudung
perlak besar
perlak kecil

Perlengkapan Minum & Makan
botol susu + dot (aku pilih yang rubber bukan silicon, berdasar pengalaman ponakanku)
sterilizer/panci untuk merebus botol (lungsuran aja)
sabun + sikat cuci botol
milk powder container (sekarang belum beli)

Kebutuhan Travelling
stroller/kereta bayi (belum punya, ntar2 aja kalo udah agak gedean)
gendongan bayi, gendongan jarik
car seat (besok kalo udah gedean, menunggu lungsuran)
keranjang bayi (sebagai pengganti car seat untuk awal2)

Kebutuhan Ibu
BH menyusui
breast pads
gurita ibu
breast pump (pemompa asi) – belum tentu terpakai


***


Bingung melihatnya?
Saya juga, ahaha..
Dan sekali lagi, sebagai calon ibu yang baik, saya nggak mau dong, melihat anak saya kekurangan perlengkapan. Jadi, saya tunjukkan saja daftar-daftar seperti ini ke suami, dan bilang kalau kami harus menabung untuk membelinya.

Kemarin, suami ternyata berkonsultasi dengan sahabatnya. Mbak-mbak yang anaknya baru berumur 3 bulan. Ibu baru juga. Suami searching di internet, dan menunjukkan daftar-daftar perlengkapan bayi yang segambreng itu. Kata si embak, tidak semua yang ada dalam daftar itu benar-benar dibutuhkan. Jadi, dia membuatkan saya list yang lebih pendek. Ini dia

Perlengkapan Ibu di RS
Gurita/stagen/korset 2 buah
Pembalut melahirkan/pampers model celana
Baju kancing depan

Perlengkapan ASIP
Pompa ASI
Botol kaca/kantong ASIP

Baby
2 lusin kain bedong
2 lusin kain bedong kecil untuk alas ompol
1/2 lusin gurita
1 lusin baju lengan panjang
1 lusin baju lengan pendek
1 lusin celana panjang
1 lusin celana pendek/pop
2 lusin celana ompol (pendek, bahannya lebih tipis)
1 lusin sarung tangan/kaki
1/2 lusin topi
2 buah selimut bertopi
perlak
kelambu

Perlengkapan mandi
Bak mandi
sabun
shampoo
hair lotion
baby oil
kapas bulet
tissue basah
*alkohol
*handuk
*waslap

Perlengkapan tambahan
thermometer bayi

*yang diberi tanda bintang, tambahan dari saya sendiri :p


Kata si embak, stroller tidak usah beli karena nanti ada yang ngado. Gendongan dan tas juga sepertinya banyak yang ngado *PeDe banget sih An :p Katanya lagi, pertumbuhan bayi dalam 3 bulan pertama sangat pesat, jadi ada barang-barang yang hanya dipakai sebentar saja. Dia sempat kecewa juga, karena seharusnya bisa memangkas ongkos belanja keperluan bayi menjadi setengahnya saja.

Hmm..
Memberikan yang terbaik untuk anak memang penting. Tapi, ternyata kita juga harus bijak memilah mana yang perlu dan tidak perlu.



note: adakah ibu-ibu di sini yang bersedia memberi masukan mengenai list di atas?

*foto adalah catatan tambahan dari si embak untuk saya




Kamis, 24 November 2011

Pempek Mbak Imazahra




Mbak Imaaa, pempeknya baruu aja nyampe. Udah ga sabar nih, pengen buru-buru ngerasain :D

Rabu, 23 November 2011

Perjalanan menemukan rumah idaman (bagian 2)


Haii? Halloo??

Apa kabar rumah idaman kami?

Sedikit cerita tentang suka duka pencarian rumah idaman kami, yang sepertinya sampai saat ini belum mengalami kemajuan berarti. Setelah berjuang sendiri, mencari info lewat internet, juga teman-teman, akhirnya ayah menggunakan jasa agen untuk mendapatkan informasi rumah. Sudah sekian minggu berjalan. Sudah sekian info yang dikirimkan lewat email, tapi belum juga ada yang sreg di hati.

Terakhir, kemarin minggu ayah bertemu dengan seorang agen. Agen ini juga bukan tanpa koneksi sama sekali. Jadi, isteri-teman kantor-ayah punya nasabah-nasabah yang bekerja di bisnis properti. Melalui temannya itulah, ayah mendapatkan info tentang perumahan-perumahan. Kata temannya, "Bilang saja, kenal dengan Ibu X" Ibu X itu adalah isteri teman ayah ini. Bingung?? Hahaha..abaikan.

Minggu pagi, ayah janji bertemu dengan seorang agen untuk melihat soft launching sebuah perumahan di kawasan Serpong. Saya tidak ikut. Apalagi pagi itu, hujan kecil sempat meramaikan suasana. Ayah bawa motor dari kontrakan sampai Bintaro sektor 9. Saya sebenarnya tidak tega melepasnya pergi sendiri, soalnya dia tidak hapal daerah Bintaro. Akhirnya setelah meyakinkan diri dengan melihat rute yang akan dilaluinya lewat google maps, ayah pun berangkat. Tak lupa doa restu dari isteri turut mengiringi keberangkatannya.

Sepanjang siang, setelah ayah sampai di Bintaro sana, kami pun berkomunikasi via bbm. Ayah pergi dari satu perumahan ke perumahan lain ditemani sang bapak agen untuk melihat-lihat. Sesekali dia mengirimkan foto perumahan yang tampak masih dibangun.

Siang menjelang sore, saya tiduran di kamar depan. Tang-tung-tang-tung suara bb dari ruang tengah tidak saya pedulikan. Sekitar satu jam kemudian, ayah pulang ke rumah. Dia cerita kalau sempat nyasar. Langsung saya buka bb. Ternyata ayah yang bbm, bilang kalau dia kebingungan di jalan. Kasihaan... Tidak nyasar sebenarnya. Hanya dia tidak tau sedang ada di daerah mana. Akhirnya mampirlah dia di warung padang untuk makan. Begitu ceritanya.

Ayah pulang tidak dengan ekspresi kegembiraan. Sepertinya dia belum menemukan perumahan yang cocok. Malam itu kami bercerita tentang pencarian ayah. Ada satu tempat yang dia suka. Perumahan dekat dengan stasiun, jalan kaki pun bisa. Jumlah rumahnya hanya sekitar 30an. Daerahnya tenang, tapi begitu keluar sedikit langsung masuk ke keramaian. Ada pasar juga di sekitar situ. Hanya mendengar dari cerita ayah, entah kenapa saya langsung sreg, meskipun belum pernah melihatnya secara langsung. Tapi...penawarannya masih terlampau tinggi untuk kami. Kami bicarakan berbagai alternatif. Akhirnya kami pikir kami akan mencari yang lain dulu, sambil masih menyimpan pilihan yang satu itu di dalam hati. Siapa tau kami dapat meraihnya. Kalau memang jodoh, Allah pasti memberi jalan.

gambar diambil dari sini


Pencarian pun dilanjutkan. Sementara dengan mengandalkan internet dan email-email dari agen. Puncaknya 2 hari yang lalu. Saya capek. Sepertinya kami tak kunjung menemukan apa yang kami inginkan. Saya pun marah-marah ke ayah via hape, siang hari, di kantor. Saya bilang saya sudah tidak mau tau lagi urusan rumah. Capek. Lalu muncul pemikiran, kenapa ya, kita tidak punya uang banyak biar bisa beli rumah yang sesuai keinginan? Astaghfirullah... Itu namanya kufur nikmat. Saya beristighfar, mengingat banyak orang di luar sana yang bahkan untuk makan saja susah. Saya dan ayah masih hidup dengan sangat layak meskipun kami belum punya rumah. Menyesal rasanya punya pemikiran seperti itu.

Sore harinya, saya bbm ayah, bilang minta maaf karena sudah judes nggak jelas ke dia. Ayah pun memaafkan. Sampai saat ini, kami belum membicarkan rumah lagi. Begitu banyak yang ada di depan mata. Yang paling dekat tentu saja kelahiran anggota baru keluarga kami. Sepertinya, menemukan rumah idaman kami memang bukan perkara mudah di tengah event-event yang akan segera datang.


p.s: sekarang, kami sedang menunggu informasi tentang tanah yang sedang dinegosiasikan harganya. Setelah berkonsultasi dengan teman yang punya rumah dengan cara dibangun, sepertinya kami lebih prefer untuk membangun rumah sendiri. Tapi tentu saja, pencarian perumahan pun takan etap dilakukan. Semoga tahun depan, keluarga kecil kami sudah mempunyai tempat berteduh yang nyaman. Dan milik sendiri :)


*postingan ini juga bisa dilihat di sini



Senin, 07 November 2011

Jenuh

Mulai jenuh?
Sepertinya

Ingin pindah ke rumah baru
Ingin suasana baru
Tapi, rumah yang setahun lalu pernah dibuat pun, sampai sekarang masih seperti itu-itu saja

Jadi ingat, berapa banyak akun yang sudah pernah dibuat di dunia maya ini
Pada akhirnya, toh tetap kembali lagi ke MP :)

Selasa, 01 November 2011

Jadi, siapa yang telpon?

Lagi konsinyering di xxx hotel nih. Udah malam kedua. Males banget karena cewek sendiri, nggak ada temennya. Jadinya ngapa-ngapain ya mesti sendiri. Ngapa-ngapain itu misalnya, istirahat di kamar, atau ke toilet pas lagi rapat. Nggak tau tuh, nggak suka aja sama toilet-toilet hotel. Tempatnya mojok, terpencil, dan kedap suara. Jadi begitu masuk ke toilet, yang tadinya di luar masih ada suara-suara, tiba-tiba jadi sunyi senyap. Belum lagi biliknya banyak, dan penerangannya remang-remang pake lampu yang nyalanya kekuning-kuningan. Bagus siii, tapi kok ya serreeeemmm... Berhubung nggak ada temen yang bisa diajakin ke toilet, jadi ya terpaksa memberanikan diri.

Naah, malem ini tuh rencananya mau naroh tas di kamar dulu, baru turun ke ruang rapat. Biar kalau mau pulang, bisa langsung bablas nggak usah malu-malu. Kemaren soalnya udah disuruh-suruh pulang tuh, karena udah malem. Tapi akunya nggak enak. Masa yang lain masih rapat, aku pulang sendiri jinjing-jinjing tas. Kalau ini kan, kalau capek bisa pura-pura keluar, ambil tas ke kamar, trus pulang deh. Kenapa nggak nginep aja sih? Karenaa, nggak suka nginep di hotel. Nggak cocok. Boboknya nggak nyenyak. Padahal juga udah malem, gampangnya tinggal masuk ke kamar aja, trus tidur deh.

Dan tadi, akhirnya pinjem kamar deh ke Mas Mail. Mas Mail nggak mau nginep, jadi kamarnya aku pinjem, buat istirahat, dan buat tiduran misua dulu kalau nanti jemput.

Jadi, kamar itu letaknya di lantai 23. Begitu sampai lantai 23, langsung cari-cari kamar yang ternyata letaknya ada di pojokan. Oke. Koridor sepi, kamar di pojok. Kalau ada apa-apa, mungkin aku lari saja. Haha..

Masuklah ke kamar. Nyalain lampu. Liat twin bed. Boboan di kasur, nonton tivi, trus telpon misua yang masih di kantor. Nanyain jam berapa mau jemput. Sebenarnya untuk menghalau dan menghilangkan rasa sepi. Halah! Telponnya juga sengaja dilama-lamain. Selesai telpon, iseng nonton acara TV. Tiba-tiba..... "Kriiiiinnngg! Krriiiiiinngg!!" Telpon kamar bunyi. Siapa yang telpon ya? Ngapain?? Sambil cari-cari sumber bunyi, masih juga berpikir. Ooh, ternyata yang bunyi telpon di toilet.

"Halo?"
"Halo.. Ibu, ini dari front desk. Tadi ibu telpon biar bednya disatuin ya?"
Ha? Emmh.. Perasaan nggak telpon kemana-mana deh.
"Iya, gimana?"
"Nanti orang kita naik ke atas ya Bu, buat nyatuin bed-nya"
"Tapi saya nggak telpon deh"
"Tadi, Bu ANDI telpon buat nyatuin bednya kan?"
Karena ngerasa punya nama ANDIAH, jadi deh aku iyain.
"Mm..ya..."
"Ibu tunggu di kamar 30 menit ya. Nanti 30 menit lagi orang kita naik buat nyatuin bed"

Aneh. Nggak habis pikir. Beneran nggak nih? Kok kayaknya mencurigakan? Apalagi lagi sendirian di kamar.

Langsung deh telpon mas Mail. Tanya apa dia yang mesen biar bednya disatuin. Ternyata Mas Mail bilang nggak tau. Dan pesen biar nanti kalau orangnya dateng, ditolak aja.

Mulai deh serem. Siapa yang telpon? Trus, kok tau kalau yang ada di kamar namanya Andi. Padahal kan kamar itu atas nama Ismail. Dan yang punya kamar juga nggak telpon? Siapa lagi coba yang tau? Hiiiyy.. Daripada serem di kamar sendirian, lagian bingung juga nanti kalau ada mas-mas hotel yang dateng, mending turun aja deh. Nungguin orang-orang selesai makan. Ke kamarnya nanti lagi kalau misua sudah datang.

Ah, jadi nggak konsen dengerin rapat nih :D