Rabu, 11 Januari 2012

Perjalanan menemukan rumah idaman (bagian 3)


Setelah sekian lama tidak menunjukkan progress apapun, kami (saya dan suami) menghentikan sementara proses pencarian rumah kami. Pasrah. Sebentar lagi akan ada banyak keperluan menyangkut kelahiran bayi mungil kami. Selain itu, masa kontrak rumah yang sekarang kami tempati masih lama. Baru berakhir bulan Agustus tahun ini. Jadi kami pikir masih akan ada waktu untuk rumah.

Dalam masa itu, kira-kira sebulan yang lalu, tiba-tiba ada telepon dari Pakdhe yang rumahnya di Ciledug sana. Beliau yang tau bahwa kami sedang mencari rumah, memberitahu bahwa di dekat rumahnya ada sebuah perumahan yang bagus, aksesnya ke Jakarta mudah, dan beliau merekomendasikannya untuk kami. Saya iyakan dan janjikan bahwa dua minggu lagi Insya Allah kami akan main untuk melihat-lihat. Selain itu, ada saudara yang hajatan. Jadi kami ingin berkunjung.

Pada waktu itu, saya pikir Pakdhe hanya basa-basi. Mengingat saudara-saudara kami yang lain juga merekomendasikan daerah di dekat tempat tinggal mereka masing-masing sebagai pilihan kami mencari rumah. Yang di Pamulang merekomendasikan daerah Pamulang, yang di Graha Raya merekomendasikan Graha Raya, dst.

Ternyata, dua minggu kemudian kami ditelpon lagi. Saat itu, kebetulan bapak-ibu Purbalingga sedang ada di Jakarta. Karena tidak enak hati, tidak mengira bahwa ternyata Pakdhe serius sedang menawarkan rumah, akhirnya berangkatlah bapak-ibu ke Ciledug untuk melihat rumah itu terlebih dahulu. Saat itu hari kerja, saya dan suami tidak bisa ikut. Tidak lupa saya pesankan kepada adik saya untuk memotret rumah dan sekelilingnya.

Sepulang dari sana sore harinya, ibu antusias bercerita dan bilang bahwa beliau sreg dengan rumah yang ditawarkan Pakdhe. Daerahnya enak, lingkungannya beliau suka, dan aksesnya juga lumayan mudah, walaupun memang jauh dari Jakarta. Bapak juga cocok. Apalagi katanya, dekat dengan rumah Pakdhe. Jadi kalau bapak-ibu ke Jakarta, mereka bisa main-main ke rumah Pakdhe. Haha.. iya juga si. Secara kalau ke Jakarta, sekarang-sekarang ini, bapak sama ibu suka bingung mencari kegiatan. Maklum, seharian ditinggal anak-menantunya dari pagi sampai malam hari. Kalau ibu masih ada kegiatan: memasak untuk orang rumah. Kalau bapak, paling hanya tidur, nonton tv, atau jalan-jalan ke sekitar yang sama sekali tidak enak untuk ditelusuri lantaran kami berada di perumahan padat penduduk yang rumahnya ada di dalam gang.

Saat melihat foto-foto yang sempat diambil oleh adik, saya juga merasa cocok dengan rumah yang ditawarkan. Saya dan suamipun memutuskan untuk melihat rumah tersebut di akhir pekan. Dan memang kami juga tidak enak hati kalau sampai tidak melihatnya. Mengingat Pakdhe sudah susah-susah memberitahu kami, dan bahkan membooking kepada pemiliknya agar rumah itu jangan diproses dengan orang lain dulu.

Akhir pekan, saya dan suami pun pergi ke tempat Pakdhe. Hanya berdua soalnya waktu itu bapak, ibu dan adik sudah pulang semua. Sayang sesampainya di sana kami hanya bisa melihat rumah dimaksud dari luar pagar saja. Pemiliknya sedang tidak ada di rumah (rumahnya yang lain) sehingga tidak ada kunci yang bisa diantarkan. Setelah puas menjelajah dan melihat-lihat dari luar pagar, kami pun ke rumah Pakdhe-yang ternyata benar-benar dekat hanya sekitar 500 meter saja, hanya saja rumah Pakdhe ada di belakang kompleks perumahan rumah yang kami taksir-untuk membicarakan perihal rumah tersebut lebih lanjut.

Pada akhirnya, saya dan suami (akhirnya) sepakat untuk memrosesnya lebih lanjut. Akhirnyaa setelah sekian pencarian kami, kami memutuskan akan mengambil rumah itu. Berbagai hal kami pertimbangkan. Jauh? Ya tentu saja. Tapi insya Allah, saya mantapkan diri untuk menempuh perjalanan itu.

Minggu berikutnya, kami jadwalkan bertemu dengan pemilik rumah untuk meminta kelengkapan dokumen. Sebelum-sebelumnya, Pakdhe yang selalu berhubungan dengan pemilik rumah. Mulai dari negosisasi harga, pajak penjualan pembelian, DP, dan lain sebagainya. Kami tidak enak merepotkan terus menerus. Akhirnya minggu itu kami pun ke sana lagi, bertemu bapak pemilik rumah, dan kami akhirnya masuk ke rumah itu.

Tadinya saat membayangkannya dari luar pagar dan dari foto-foto yang diambil, saya berpikir akan kecil sekali calon rumah kami. Dengan tipe tanah hanya 72, dan tipe rumah hanya 30sekian (lupa), tentu  akan berbeda dengan kontrakan kami sekarang. Apalagi jika dibandingkan dengan rumah Purbalingga atau Temanggung yang jauuuh lebih besar lagi (maklum rumah di  kampung, hehe). Tapi setelah melihatnya sendiri, thats not too bad kok. Rumah kecil itu terlihat lapang karena plafonnya tinggiii. Jendelanya pun besar-besar. Saya dan suami yang tadinya menguatkan hati dengan pemikiran seperti: kita kan mulai dari nol, jadi wajar kalau rumahnya kecil, atau kita kan bukan orang kaya, jadi mampunya ya beli rumah yang segitu—semakin lapang dan tersenyum lebar saat melihat rumah itu langsung. Ah, tidak seburuk yang dibayangkan. Lagipula, kanan-kiri rumah itu, banyak rumah bagus yang sudah dibangun 2 lantai. Terlihat megah dan besar walau dengan luas tanah yang sama dengan rumah incaran kami. Kami pun lebih berbesar hati.

Selanjutnya, ternyata proses untuk menuju pengajuan kredit dari kantor pun tidak mudah, karena ada beberapa pending matters (haha..bahasa gue) yang harus kami bereskan terlebih dahulu. Ceritanya akan saya posting lain waktu saja mengingat jurnal ini sudah cukup panjang dan akan jadi membosankan kalau nekat diterukan juga. Yang jelas, saat ini kami sedang dalam tahap membereskan pending-an tersebut. Semoga akhir minggu ini sudah kelar sehingga minggu depan benar-benar sudah mulai diproses pengajuan kreditnya. Doakan kami ya temans :)

Rumah itu memang benar-benar jodoh ya. Dicari kemana-mana nggak ada yang nyangkut. Saat nggak dicari-cari, eh dia malah muncul sendiri. Semoga, untuk kali ini, rumah itu benar-benar jodoh kami. Aamiin...


jalan kompleks depan rumah incaran kami. ujungnya buntu :D





46 komentar:

  1. Selamat akhirnya... Hehehe
    Ini jalan kayak jalan mau k rumah guru ngajiku looh °\(^▿^)/°
    Kalo rumah itu jodoh, aku berarti terima jodoh ya... Krn engga nyari, awalnya terpaksa tp ikhlas+cinta kok ujungnya... Hehehe
    Semoga nyaman selalu yah an :)

    BalasHapus
  2. Ciledug? Berapa jam ya kalau ke Senayan? Btw, berapaan, Mbak?

    BalasHapus
  3. mungkin itu sama kayak dijodohkan kali yaa, nggak nyari tau-tau udah tersedia
    seneng itu mah, tinggal terima jadi, xixixi

    Doain semoga urusannya lancar yaa
    Ini pendingannya sudah hampir beres
    tau nggak apa pendingannya?
    Macem: Mengurus KTP yang sudah habis masa berlakunya, dll
    wkwkwkwk

    BalasHapus
  4. wah, patokan saya bukan senayan si Mbah,,
    kalo saya ke Senen
    naik transportasi umum via tol, kurang lebih satu jam (itu pas weekend, dengan kondisi jalan macet)
    Kalau lancar, via tol, setengah jam ke Senen
    Perumahannya ada di belakang persis rest area yang juga jadi terminal bayangan. Jadi pulang-pergi dari rest area

    Ini yang jelas masih di bawah 300 ^^

    BalasHapus
  5. setahun lagi kalau ada referensi di deket2 situ tlg infonya ya... *kalau ga dipindah ke daerah

    BalasHapus
  6. Andiah mau tauuu aja kt si mbah wkwkkwwk
    #sotoyy

    He ehm... Moga lancar yah an, tp ttp pantau yah itu si pending2nya...

    BalasHapus
  7. Amin. Semoga berjodoh.
    Eh tapi Ciledug dimananya An? bukan yang kawasan rawan banjirnya kan? Maaf bukan maksud bikin cemas, ada bbrp kawasan disana termasuk area perumahan yang langganan banjir. Tapi coba tanya pakdenya, kalau enggak Alhamdulillah :)

    BalasHapus
  8. Luas tanah 72 itu biasanya type 36 dgn 2 kamar ya biasanya. Sudah lebih dari cukup untuk keluarga kecil dengan 1 anak. Semoga lancar urusannya An.

    BalasHapus
  9. siip, siip
    pendingannya tinggal 1 nih
    mau diselesein hari ini semoga kelar ^.^/

    BalasHapus
  10. aamiin..
    Iyah, kemaren juga udah diwanti-wanti banyak orang kalo banyak kawasan di ciledug yang rawan banjir
    tapi sudah ditanyakan ke beberapa orang (sodara, temen suami, orang di sekitar komplek, dll) katanya di daerah perumahan itu enggak banjir :D

    BalasHapus
  11. bukaan, bukan tipe 36
    makanya lupa
    hehehehe

    insya Allah ya, semoga berkah dan lancar semua
    aamiin

    BalasHapus
  12. Alhamdulillah. Lega ya kalau begitu. Mungkin Ciledug ke arah Bintaro ya, biasanya tanahnya lebih tinggi, Kalo di sekitar sana enak An...aksesnya ke tol Bintaro dekat, ke JKT jadi lbh mudah...

    BalasHapus
  13. bukan kak Rien
    ini Ciledug yang deket ke Tangerang
    tolnya bukan Bintaro, tapi Alam Sutera, jadi nanti keluarnya di Tomang :)

    BalasHapus
  14. kepastian penetapan, eh..penempatan :)

    BalasHapus
  15. wah, semoga memeuaskan penempatannya ;)

    BalasHapus
  16. wuaaaaaaaaaahhh...deket Alam Sutera??? itu kan deket dengan BSD. Ntar kita maiiiiiin yaaaaaaaaa....
    eh iya, ga jauh dari alam sutra ke arah ciledug itu ada perumahan BintaroJaya (deket banget dgn Alam Sutra), nah ujung jalannya ketemu Ciledug. Kalo daerah situ kakak tahu An...

    BalasHapus
  17. hooh..tar kita main yaaaa *kayak udah fix di situ aja :p
    aku kalo udah di situ nanti mau deh, undang2 orang buat main
    kalo di sini, aku kebingungan cari tempat parkirnya
    hehehe

    pokoknya nggak jauh dari alam sutera itu kayaknya
    soalnya aku belum pernah muter2in daerah sana
    eh, kalo ke tempat Pakdhe yang rumahnya di belakang perumahan pernah lewat alam sutera
    tapi waktu itu nyasar2 dan belum ngeh

    iya, pokoknya deket2 situ lah
    kalo Pasar bengkok tau?

    BalasHapus
  18. amiiin... kalau bisa ditempatkan di jogja sepertinya cocok... ga perlu beli tanah...
    tapi semoga Allah tempatkan di tempat terbaik...

    Semoga ant dan suami dapat rumah terbaik pula...

    BalasHapus
  19. mas satu seksiku kayaknya ada yg rumahnya sekitar situ mb, daerah ciledug. trus katanya dia kalo naek bus ada yg dari senen trus turunnya di rest area apaa gitu, mungkin aja sama ya.. hehe
    #sotoy

    BalasHapus
  20. di doakan positif dunk An *amin

    duh, ga tau pasar Bengkok :D

    oke deh,....ditunggu undangannya ya. en...titip usapan sayang buat calon baby... moga selalu sehat dan kuat ditengah segala urusan ayah dan ibundanya :)

    BalasHapus
  21. iyaa, kayaknya sama deh Fa
    soalnya rest area situ emang jadi tempat naik-turun orang yang naik angkutan umum
    nah, perumahannya itu persis di belakangnya (belakang, apa sebelah ya?) :D

    BalasHapus
  22. hehehe..
    kalo jadi pun, sepertinya kami masih akan lama menempatinya Kak
    ngabisin kontraka yang di sini dulu
    tapi gampang soal undang-mengundang mah

    udah diusapin
    aamiin buat doanya :))

    BalasHapus
  23. aamiin.. yang penting kita lapang dan ikhlas menerima penempatan yang dimana saja itu *eh? emangnya sama kayak pengalaman saya dulu? hehe

    BalasHapus
  24. Alhamdulillah... Semoga barokah ya. Memang benar, rumah itu jodoh2an termasuk bank yg mau menyetujui proposal kredit kita *malah curhat...

    BalasHapus
  25. gimana itu ceritanya mbak?
    kami baru mau mengajukan besok
    ke kantor suami si, kebetulan dia juga di bank, jadi pake fasilitas karyawan

    persyaratan buat KPR itu yang mumet kalo ada dokumen2 yang belum lengkap ya mbak?
    setelah ini diajuin tinggal deg-degan deh nungguin hasilnya :D

    BalasHapus
  26. wah..
    jauh jg mb dr kantor..
    yah,mantapkan diri aj mb..

    undang2 klo dah dresmikan y mb

    BalasHapus
  27. tempatnya enak kayaknya. banyak poon.
    :)

    BalasHapus
  28. mudah2an jodoh ya rumahnya, andiah, aminnnnnnn

    BalasHapus
  29. Syarat sih udah lengkap, an.. Cuma kadang di bank A ditolak karena mereka pikir kita ngga "sesuai" aja utk harga rumah segitu. Ada juga di bank B, prosedurnya ampun lamanya dah *sampe gigit2 kasur saking lamanya. Nah, sekarang lagi menunggu di bank C. Kalo oke, akad kredit bulan ini *dan bulan depan gaji suami mulai dipotong :D

    BalasHapus
  30. mudah-mudahan lancar dan berjodoh, amiiiin....

    lha mana poto rumahnya ? :)

    BalasHapus
  31. jauuuhhh..
    bismillah deh
    semangat!!!

    BalasHapus
  32. aamiin..aamiin...
    makasih mama Tije :)

    oiya, ini yang bikin aku ga ikut pemotreatan bumil kemarin..
    btw, foto2nya belum muncul di MP yah?

    BalasHapus
  33. Semoga urusan kita berdua menyangkut rumah ini lancar ya mbak May
    aamiin...

    pasti seneeeeng deh kalo udah menempati rumah sendiri, biarpun kecil, yang penting kan punya sendiri
    daripada uangnya terbuang sia-sia untuk bayar kontrakan, lebih baik buat nyicil rumah ya :)

    BalasHapus
  34. aamiin ya Rabb...

    poto rumahnya nanti aja kalo udah resmi Bu Ping :D
    ini masih dag-dig-dug menunggu kepastian

    BalasHapus
  35. belum, semua foto masih sama fotografernya hihihi mau ada lanjutan bulan februari awal nanti di Bintaro, di rumah studio gitu... hayukkkkk ikutannnnnn

    BalasHapus
  36. setuju, Mbak... rumah itu tergantung jodoh apa enggaknya emang...
    pengalaman kemarin nyari enggak ketemu-ketemu, eh di akhir pencarian pas udah capek dan mau pulang malah ketemu

    padahal tadinya udah ada yg diincer :D
    semoga berkah ya rumahnya dan dimudahkan setiap urusannya Mbak Andiah :)

    BalasHapus
  37. mbak Reen, nemu dimana? Alhamdulillah ya, kalo udah pada nemu ^^

    Sama-sama ya, semoga mbak Ren juga dimudahkan semua urusannya ;)

    BalasHapus
  38. Bintaro dimananya?
    waah, februari aku cutii ^.^

    BalasHapus
  39. semoga betah ya mbak, banyak berkah, rejeki bertambah..

    BalasHapus