
Dulu waktu awal kelahiran Raihan, sempat saya frustasi, stress karena ASI tidak kunjung keluar. Malam pertama Raihan di rumah (rumah eyangnya), dia menangis tiada henti. Sepanjang malam. Saat itu, saya masih dalam kondisi pemulihan sehabis melahirkan. Sementara ayahnya, terkapar nyaris tidak berkutik di tempat tidur, di kamar saya di rumah, kelelahan pasca mendampingi saya bersalin, dilanjut dengan kesibukan hari pertama menjadi ayah baru, dan kesibukan menerima banyak tamu di rumah sakit.
Karena ayah Raihan sakit, ibu meminta saya dan Raihan tidur di kamarnya saja. Akhirnya kami tidur bersama ibu. Malam itu Raihan menangis tiada henti. Ibu dan Eyang, yang kebetulan malam itu menginap (bapak dan ibu mertua juga ada, tapi mereka menginap di rumah saudaranya yang satu kampung dengan saya), bilang kalau dia haus. Raihan haus karena ASI saya tidak keluar. Down rasanya saat itu. Apalagi saya lelah. Saya ingin tidur. Sejaaamm saja. Tapi Raihan benar-benar menangis tiada henti. Ibu menyarankan, coba dikasih air putih. Saya jelas menolak. Bayiku..kasihan sekali dia harus minum air putih. Saya memang tidak menyediakan susu formula karena tidak ingin memberinya selain ASI.
Setelah bermacam usaha tidak juga membuat Raihan berhenti menangis, saya pasrah, Ibu dan Eyang pun akhirnya memberinya sendok berisi air putih. Setiap kali air itu disendokkan ke mulut mungilnya, dia diam. Mengecap-ngecap. "Tuh liat, Raihan haus. Kasihan sekali..." kata Ibu. Saya tak kuasa melihatnya. Raihanku, malam kedua kehadirannya, sudah minum air putih. Oohh...
Paginya, saya ngambek ke suami. Ngambek karena dia tidak ada di malam itu. Saya tahu, tidak seharusnya memarahinya. Dia juga sakit dan butuh perhatian. Tapi kelelahan dan kekecewaan malam itu membuat saya frustasi. Pagi itu, berdua dengannya yang mulai baikan, saya keluar mencari susu formula. Pagi itu, ya pagi itu, saya mengikhlaskan diri untuk membeli susu formula. Tapi cerita tidak berhenti sampai di sana.
Sepanjang perjalanan, di mobil, saya telpon ke bidan kenalan, sms kakak ipar yang berpengalaman, bertanya bagaimana caranya membuat ASI keluar. Mereka memberi banyak saran, termasuk merekomendasikan suplemen pelancar ASI. Dari saran bu bidan, saya diminta banyak makan kacang tanah. Bisa memperbanyak ASI dan membuatnya kental (tidak bening). Selain itu, saya juga disuruh minum susu Peptisol. Sementara kakak ipar saya merekomendasikan Molocco sebagai ASI booster. Karena saya sendiri sudah mendapatkan suplemen dari rumah sakit yaitu Asifit, saya tidak membeli suplemen lainnya. Tapi kami tetap mampir ke apotik dan membeli Peptisol, susu yang katanya bisa menambah produksi ASI. Setlah itu kami ke minimarket, membeli susu formula untun Raihan. Kami, tentu saja menginginkan semua yang terbaik untuk anak. Saya tanya kakak ipar, susu formula apa yang bagus, dan saya membeli seperti yang direkomendasikannya. Alhamdulillah..saya lega pagi itu.
Tapi apa yang terjadi kemudian? Saya ternyata belum bisa menerima kalau ASI saya belum keluar dan Raihan harus minum sufor. Setiap saat dia menangis, saya tetap menyusuinya. Tapi saat tangisannya tak kunjung henti, saya serahkan dia ke Ibu, suami, atau ibu mertua. Mereka yang memberikan susu kepadanya. Setiap saat dia diberikan susu dengan menggunakan sendok, saya menyibukkan diri. Entah pergi kemana. Jangankan untuk menyuapinya sufor, melihatnya minum sufor saja saya tidak mau. Setiap kali suami menyerahkan sendok dan gelas berisi sufor, saya menolaknya keras-keras.
Puncaknya, saya merasa sedih, bersalah, marah ke diri sendiri. Saat Raihan menangis, dan disuapi sufor, saya ikut menangis. Sore itu, saya dimarahi semua orang. Ibu saya, dan juga ibu mertua. Beragam nasihat mereka keluarkan. Saya hanya menangis di atas tempat tidur. Akhirnya mereka marah. Marah karena saya bandel, tidak mau dinasehati. "Nanti kalau kamu nangis terus, malah ASInya jadi nggak keluar!" kira-kira begitulh intinya. Suami hanya memeluk, bilang agar saya ikhlas. Stop menangis. Nggak apa-apa Raihan minum susu formula dulu, nanti kalau ASInya keluar, susu formula itu tak akan disentuh lagi. Sore itu mata saya bengkak. Sore itu Raihan menangis, dan saya diam saja di dalam kamar, dalam hati berkata, "Biar Raihan mau dikasih minum susu formula saja!" tapi suami menegur dan saya pun bangkit. Kasihan sekali Raihan.
Malamnya, saya coba berkompromi dengan suami. Saya bilang, tidak perlu kita beri Raihan susu formula. Untuk bayi seumurannya yang hanya beberapa hari, tidak butuh minum banyak-banyak karena ukuran lambungnya masih sangat kecil. Tapi yang terjadi, suami malah memarahi saya. Dia membentak saya dan bilang, " Mau Raihan kelaparann??!! Nda mau, anak ayah kenapa-kenapa???" setelah itu dia pergi meninggalkan saya di kamar depan sendirian (karena sedang flu, saya tidak tidur di kamar dengan Raihan. Raihan tidur dengan ayahnya dan ibu mertua). Malam itu saya menangis lagi.
Saya merasa begitu tertekan. Dalam kondisi itu, saya mencoba berpikiran positif, menenangkan diri. Saya takut, ASI semakin tidak keluar. Saya sungguh takut. Sempat saya curhat dengan beberapa orang saat itu, sekedar meringankan beban pikiran *terima kasih yang sudah mau mendengarkan keluh kesah waktu itu :)
Pada akhirnya, Raihan bebas dari susu formula. Saya lupa, berapa hari dia sempat mencicipi susu formula. Mungkin, sekitar 4-5 hari. Tapi itupun tidak sampai 50ml. Dia minum hanya sekali waktu, saat tangisannya tidak cukup dihentikan dengan ASI. Setelah itu, sampai saat ini, Raihan full ASI.
Pada akhirnya, Raihan bebas dari susu formula. Saya lupa, berapa hari dia sempat mencicipi susu formula. Mungkin, sekitar 4-5 hari. Tapi itupun tidak sampai 50ml. Dia minum hanya sekali waktu, saat tangisannya tidak cukup dihentikan dengan ASI. Setelah itu, sampai saat ini, Raihan full ASI.
***
Alhamdulillah, walaupun pada awal-awal kelahiran Raihan, ASI sempat tidak keluar, tapi semakin lama, produksi ASI saya semakin meningkat. Supply berbanding lurus dengan demand. Yup, its really true! Makanya saya sangat bersyukur, sampai usianya yang 3 bulan lebih ini masih bisa memberi Raihan ASI. Sedih rasanya kalau membaca cerita para ibu yang tidak bisa memberi anak-anaknya ASI, padahal mereka pengen! Tapi, masing masing anak punya jatahnya masing-masing. Sebagai Bunda, saya hanya perantara. ASI adalah makanan yang dititipkan Allah pada saya untuk diberikan kepada Raihan. Setiap waktu, saya berdoa, semoga saya diberikan ASI yang cukup. Cukup untuk menyusui Raihan sampai usianya 2 tahun nanti. Semoga ya Allah.. Aamiin...
aamiin
BalasHapusplajaran berharga an
thanx for share yah
Sama-sama
BalasHapusEh, ini tampilannya gimana di MP? Lewat hp kok keliatannya tulisannya acak adut? XD
aku juga versi mobile bukanya
BalasHapusga acak adut kok
Hihi
BalasHapusOke deeeh. Nanti diliat pas jam istirahat
waduh panjang amat bu, aku bookmark saja dech :)
BalasHapushampir sama dengan kisah saya mba. rela sehari semalam ga bobo sementara dede bayi ngempeng asi (walaupun belum ada asinya)
BalasHapusalhamdulillah...dede juga pantang menyerah, akhirnya pekan kedua asi lancar :-) karena saya percaya asi itu ada, kemauan dan usaha kitalah yang membuat asi lancar atau tidak. seandainya saat itu kita menyerah pastilah ga seperti sekarang ceritanya :-)
Kebiasaan nulis panjang
BalasHapusMonggo, silakan ^^
berarti asi itu keluar kalau bayi sudah menghisap ya? ada gak asi yang keluar sebelum bayi lahir?
BalasHapus@mbak Nila: Raihan juga tetep ngempeng biarpun nggak ada asi yg keluar. Alhamdulillaah, nggak sampe seminggu asinya sudah keluar. Kalau inget waktu itu, rasanya gimanaaa gitu :))
BalasHapus@mbak Iah: ada kok. Ada beberapa orang yg bahkan dari hamil sudah keluar asi
BalasHapuskereeen..
BalasHapuspenuturan yang jujur..
thx for sharing :)
Aduh....mbak...aku mbrebes mili ini mbacanya..
BalasHapusmbayangin nanti pas si dedek lahir, ngalamin hal yang sama *peluk Mbak Andiah*
Trus, udah kenapa ASI-nya nggak keluar waktu itu, Mbak?
Trus jadi keluar karena efek susu Peptisol?
ada mbak, dari buku yang saya baca sekarang, kehamilan 7 bulan asi sudah bisa keluar :)
BalasHapussama mbayanginya mbak hehe.
BalasHapusoh berarti bisa diusahakan keluar ya..
BalasHapushuwaaa..perjalanan yang begitu banyak ujiannya dan butuh banyak kesabaran.
BalasHapusthankz for sharing ya and...
semoga selalu sehat dan lancar asinya ya and..
*peluk*
sama-sama mbak ^_^
BalasHapusaku share ini untuk berbagi, siapa tau ada yg sedang mengalaminya
BalasHapussemoga bisa memompa semangat :D
eh, nggak selalu begitu kok mbak
ada orang yang baik-baik saja setelah kelahiran, asi lancar, dst
Nggak tau kenapanya
mungkin karena rangsangan (biarpun ga keluar, tetap menyusui), atau memang sudah tiba waktunya keluar
nggak tau juga apa karena faktor suplemen2 asi itu
aamiin..aamiin
BalasHapussemoga Ncuss juga nanti lancar ya menyusuinya :))
bisa banget
BalasHapusyang penting jangan menyerah, dan harus berpikiran positif: Aku bisa! ^_^/
gak, maksudnya bisa dikeluarkan asinya sebelum bayi dilahirkan... jadi setelah bayi lahir bisa langsung kasih asi.. tapi nanti dapet colostrum gak? itu kan keluar pas pertama kali ya? *haduh kok jadi nyerocos sendiri...hihi..*
BalasHapuswah, kalo itu belum pernah dapet ceritanya tuh
BalasHapussetauku si ada ibu yang asinya keluar pas hamil
tapi apa iya mereka nampung itu asi? apa keluarnya banyak? apa gimana? *loh, malah nanya
lagipula, kalaupun sudah ada asi, ga usah ditampung pun nanti kita bakal langsung menyusui kan? ^^
hamil dulu ye, and... :p
BalasHapus*yang ini mah terserah Allah aja dikasihnya kapan. :D*
asi keluar kala hamil ada, pengalaman seorang teman :-)
BalasHapusmungkin overload, hehe
pengalaman mbak saya juga begitu struggle kok mbak.. sempat satu periode pake sufor...
BalasHapusitu karena ternyata memang ada kendala di pencernaan ponakan saya itu...
bener2 perjuangan luar biasa merawat anak..
program asi eksklusif memang bagus dan idealnya seperti itu
tetapi ya ada banyak faktor yang menjadikan tak bisa seideal yang diinginkan memang
iya ada tuh yang asinya udah kluar pas 7 bulan
BalasHapusampe mau beli breastpad
xixi
*lirik yang belum jadi2 beli
ya iya dong Ncus :))
BalasHapuskarena pengaruh hormon ::D
BalasHapusbener Nas
BalasHapusmemang tiap ibu berbeda-beda
makanya, aku nggak mau menyalahkan ibu yg gabisa kasih anaknya asi eksklusif
ada banyak faktor di belakangnya, yang mungkin kita nggak tau :)
hohohohooo
BalasHapussiapa itu? :D
yg pernah aku baca, lupa sumbernya, ASI bisa keluar saat hamil tapi itu bukan ASI yg sebenarnya. ASI yg sebenarnya (mengandung nutrisi yg sesuai dibutuhkan bayi) ya yang keluar setelah bayi lahir. cairan yg pertama kluar stlh bayi lahir itu yg plg bagus utk pertumbuhan newborn yg dinamakan colostrum (lupa kandungannya apa aja). jadi yg udah kluar pas hamil itu hanya efek hormon, sebenarnya smw bumil PDnya udah blajar memproduksi, hnya bbrp yg kebanyakan hormon estrogennya yg bisa kluar ASInya pas hamil.. cmiiw :)
BalasHapusooo
BalasHapusmakasiy buat pencerahannya bund
jadi bumil blm kluar asinya ga usah galau yah
hehe
iya, aku juga pernah baca kayak gitu
BalasHapustapi lupa-lupa inget
xixixi
makasih penjelasannya Fita :))
dont worry be happy ;)
BalasHapusiya, sebenarnya kuncinya positif thinking aja kali ya, asal udah makan makanan bergizi, cukup istirahat dan olahraga tanpa suplemen dan makanan/minuman tertentu insyaallah ASI akan keluar asal kita PERCAYA, positif thinking ASI keluar :)
BalasHapusdulu sempet "iri" sama tmn2 bumil yg ASInya udah kluar pas hamil, tapi alhamdulillah di hari ketiga a hamzah udah bisa puas mimi ASI stlh kmarin2 mimi colostrum. tetep nangis, dan ada saatnya rewel sblm kluar ASI, tapi emg kebanyakan newborn masih suka tidur, jadi pas nangis lgsg dijejelin sumber makanannya yg mmg mrangsang kluarnya ASI. alhamdulillah ga kena sufor tapi beberapa jam stlh lahir, saat umminya masih jetlag, dijejelin beberapa tetes air putih AQ*A sama eyang dan tmnnya, udah mohon2 jgn dkasih, krn blm bisa bangkit dr tmpat tidur, cm bisa sakit hati dkasur stlh a hamzah mimi bbrp tetes air putih n berdoa smoga ginjalnya g knp2.. abis itu alhamdulillah full ASI :)
wah, sama rasanya
BalasHapuskenapa ya, rasanya nggak relaa gitu. Iya, sempet sakit hati, bahkan kalo diinget rasanya masih suka marah
tapi, udah ikhlas, sejak beberapa waktu yang lalu. Nyadar karena beberapa dan lain hal
Sekarang udah nggak lagi sakit hati atau marah waktu inget kejadian itu :)
Sakit hatinya tuuh terutama ke suami. Sejak awal, kami sudah berkomitmen untuk memberinya ASI. Sejak awal, udah bermacam kampanye asi aku kasih ke suami. Tapi kenapa waktu itu dia malah marah, bukannya menyemangati, malah membuat down. Sebeeeelll banget! huhuhuhuuu *curcol
BalasHapuswajar an
BalasHapusdlm kondisi panik
ga tega liat baby ga dikasi apa2
itu smw krn sayang juga kok
hehe
Keterangan foto: Raihan usia dua hari, saat kekenyangan susu formula :)
BalasHapusMbak iah: gak tau kenapa air susuku udah mulai keluar sebulan lalu, usia kandungan sekitar 6bulan.. Sempet nanya k bidan dan dokter, ttg kolostrumnya gimana kalo asi keluar sebelum melahirkan... Katanya kolostrum hanya akan keluar setelah melahirkan, nah klo sebelum lahir air susu udah merembes keluar itu asi biasa bukan kolostrum...
BalasHapusAndiah, please sms akyu... Nomermu ilaang T___T need to talk
Oiya meski asi udah ada gak kutampung, soalnya kan lahirannya masih agustus :D siapa yang mau minum skrng? Wkkwwkwk
BalasHapus@mbak Kiki: iya siiy. Tapi namanya orang marah ga pake logika, pakenya perasaan :D
BalasHapus@Teh Anty: oya, lupa mau bilang. Aku jg gapunya nomer Teh Anty. Wkwkwkwkk... Aku tanya bang Mip2 aja deh ya, di GTalk :D
Eh, ternyata aku ada nomernya. Cuma nama kontaknya ga sesuai sm pencarian, jd ga ketemu. Hehehee
BalasHapuswuaaah, ternyata gitu ya, bener2 deh perjuangan seorang ibu.
BalasHapus:terharu
emang sebenernya, kalo sama sekali ga keluar sampe berhari hari gitu solusinya apa mb?
tetep dimimikin aja? walo ga keluar?
Sms aku yaaaa :D kutunggu :D
BalasHapusMbak opi, katanya konselor laktasi begitu tetep dimimikin meski belum keluar karena semakin dikenyot semakin keluar cmiiw
mbaaaaaaakkkkkkkk
BalasHapusaku terharu baca jurnal ini
bener-bener perjuangan yang luar biasa ya memberikan ASI buat Raihan
huhuhu gak kebayang klo dulu saya kayak mbak juga
pasti down sekali
*peluk*
semangat ASIX
*kecup Raihan*