Senin, 31 Agustus 2009

(ACEH) Episode Presentasi



“ Jadi, bagaimana kalau kita mengadakan presentasi?” kata Dosen kami.

“ Iya Pak, presentasi aja.”

“ Setuju!”

“ Presentasi Pak!”

Ramai suara anak-anak sekelas.

“ Nanti silakan dibagi sendiri kelompoknya. “

“ Iya paaak!”

Akhirnya, mata kuliah Budaya Nusantara kami hari itu pun berakhir. Keputusannya, mulai minggu depan akan diadakan presentasi mengenai budaya-budaya daerah secara berkelompok. Tujuannya supaya anak-anak lebih paham mengenai macam-macam kebudayaan yang ada di Indonesia.

Ya, di sini kami memang belajar budaya daerah. Maksud diadakannya mata kuliah ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai adat istiadat di daerah. Jadi ketika kami ditempatkan kerja nanti, kami tidak kaget, paling tidak sudah tahu sedikit mengenai apa yang ada di wilayah-wilayah di Indonesia. Maklum, penempatan kami dari Sabang sampai Merauke.

Ketua kelas kami maju ke depan. Akan dibagi kelompok-kelompok presentasi.

“ Dibagi berdasarkan absen atau acak?”

Suara-suara berhamburan di ruangan.

“ Absen aja ya?”

“ Jangaan!”

“ Iyaa. Urut absen ajaaa!”

“ Setuju!”

Aku menggeleng-gelengkan kepala. “Nggak mau! Nggak mau! Jangan deh..” kataku sambil melambai-lambaikan tangan tanda tak setuju.

Ketua kelas melihat ke arahku. Aku menggeleng-geleng.

 

Keputusan bersama. Kelompok presentasi dibagi berdasarkan absen. Aku mendesah, melihat sekeliling. Kelompokku, 6 orang anak. Perempuannya hanya aku seorang. Selalu seperti ini kalau kelompok dibagi berdasar absen. Tidak apa kalau mereka rajin, tapi di kelompokku… huufff.. musti di’gong’in dulu baru bekerja.  Kami mendapat jatah untuk mempresentasikan budaya Aceh. Kelompok satu, jadi presentasi yang paling pertama.

Akhirnya, aku juga yang membagi tugas masing-masing anak, “Nanti kita kumpul di sana ya, hari anu. Jangan lupa!”

 

Hari senin berikutnya.

Hari ini kelompokku presentasi. Aku yang membuat slide dan makalahnya. Dibantu yang lain juga.

Presentasi dimulai. Seorang anak dari anggota kelompok lain menjadi moderator.

Slide ditampilkan. Gambar Masjid Baiturrahman.

Kami maju satu per satu.

“ Nanggroe Aceh Darussalam adalah provinsi paling barat di Indonesia. Diapit oleh Samudera Hindia dan selat Malaka. Letaknya amat strategis sebagai pintu masuk ke Nusantara. Luas wilayahnya sekitar 55. 390 m2, termasuk di dalamnya pulau-pulau lepas pantai di sepanjang pantai barat. Di tengah-tengahnya terdapat pegunungan Bukit Barisan yang dikelilingi oleh hutan hujan yang padat dan puncak Geureudong, Peuet Sago, Bumi Telong, Ucop Molu, Abong-abong, Leuser, Seulawah Agam, dan Seulawah Inong….”

“ Aceh mempunyai sejarah yang lama. Marcopolo, pada tahun 1292 , sewaktu pelayaran dari Parsi ke Cina telah singgah ke Sumatera. Dia melaporkan terdapat pelabuhan yang sibuk di utara pulau tersebut.. Kerajaan Islam pertama yang berdiri di Aceh adalah Kerajaan Perlak, dengan sultan pertama adalah Sultan Saiyid Maulana Abdul Aziz Syah.. Puncak kejayaan Aceh terjadi antara tahun 1610-1640, hal ini dikarenakan banyaknya pedagang Arab dan India yang memindahkan perdagangan ke Aceh, karena dikuasainya Malaka oleh Portugis pada saat itu. Kemunduran Aceh bermula sejak wafatnya Sultan Iskandar Tsani pada tahun 1641disebabkan penguasaaan perdagangan oleh Inggris dan Belanda. Namun, ternyata tidak mudah melawan rakyat Aceh. Perang Aceh, yang berlangsung sejak tahun 1873 hingga 1942 adalah sebuah peperangan paling lama yang dihadapi Belanda dan merenggut lebih dari 10000 tentara..”

“ Pasca pencabutan Daerah Operasi Militer (DOM), atau dikenal dengan Operasi Jaring Merah, tuntutan kemerdekaan yang disuarakan oleh Gerakan Aceh Merdeka kian bergema. Aceh mulai bergolak…”

“ Masyarakat Aceh terdiri dari banyak suku. Suku-suku tersebut antara lain Suku Aceh, Alas, Aneuk Jamee, Gayo, Tamiang, Gumbak Cadek, Kluet, Simeulu, Haloban, Sigulai, Julu, Simeuleu, SIngkil… adapun sistem kemsayarakatannya, di Aceh terdapat sistem kewilayahan yang dinamakan Gampong dan Mukim. Gampong setingkat dengan desa, dan dipimpin oleh Keuchik. Mukim merupakan gabungan beberapa Gampong, berkedudukan di bawah Camat yang dipimpin oleh Imeum Mukim (kepala Pemerintahan Mukim)…”

“ Aceh kaya dengan berbagai macam produk budaya. Berbagai bahasa, tarian, makanan khas daerah, alat musik tradisonal, dan lain sebagainya. Tarian yang terkenal dari Aceh antara lain Tari Saman, Tari Seudati, Tari Likok Pulo, Tari Laweut.. makanan khas daerahnya antara lain Mie Aceh, Martabak Aceh, Mie Kepiting (slide bergambar makanan.. Anak-anak berrdecak, “Waaah!!”). alat musik tradisonal antara lain Serune Kalee, geundrang, canang, rapai. Lalu, ada juga senjata tradisional Aceh. Yang paling terkenal dan kita ketahui bersama adalah Rencong..”

Presentasi selesai. Sesi tanya jawab. Anak-anak mengacungkan tangan. Kami mencoba mencari jawaban. Maklum, di antara yang presentasi ini tidak ada orang Aceh.

“ Sebagai orang Aceh, saya ingin tahu. Apakah kalian tahu singkatan dari apa kata Aceh itu?” salah seorang teman bertanya. Kami saling melempar pandangan. Tidak ada yang tahu.

“ Kalau kata Pak Guru Vi dulu, ACEH itu A: Arab, C: Cina, E: Eropa, H: Hindia. Itulah, jadi di Aceh banyak suku bangsa.

“ Ooooooh….” anak-anak sekelas mengangguk-angguk.

Giliran anak lain mengacungkan tangan.

“ Tadi dibilang, kalau dalam upacara menyelesaikan pertikaian anak, salah satu kelengkapan yang disediakan oleh orang tua anak yang bersalah adalah kain putih 6 hasta. Apa filosofi dari kain tersebut?”

Kami kembali berpandang-pandangan. Aku mencoba berpikir. Lalu dengan PDnya berdiri, dan mulai menjawab.

“ Mungkin, karena dalam bertikainya tadi sampai berdarah-darah, jadi kain putih itu dipakai sebagai perban….”

Kelas hening. Sunyi.

 

 

“ An, tahu nggak si, tadi jawaban kamu aneh tau!” kata teman sebangkuku.

“ Apa?” tanyaku.

“ Yang perban itu.”

“ Masa? Tapi tadi nggak ada yang protes…”

“ Iya, karena anak-anak kasihan sama kamu..”

“ Masa??? Udah deh…. Yang penting presentasinya udah selesai. Lagian, aku kan nggak tahu….” Kataku membela diri. Baru kusadari, ternyata jawabanku tadi memang aneh. Malunyaaaa……..


***

*mengais sisa-sisa memori di kepala..kalau ada kesalahan penuturan sejarah, tolong dikoreksi.. ^_^


Tulisan (gabungan fiksi dan nonfiksi) ini dibuat dalam rangka menyemarakkan Lomba Menulis tentang Aceh yang diadakan oleh kak yudimuslim..
Kalau ingin ikut berpartisipasi silakan langsung di klik di link tersebut :)

61 komentar:

  1. seneng bacanya, ringan n berbobot...:)

    BalasHapus
  2. dulu saia kebagian budaya Jawa dan Sunda, dengan komposisi kelompok 1 Jawa dan 3 lainnya Sunda, :D

    BalasHapus
  3. nggak paham....
    maksudnya gimana kak? hehe

    BalasHapus
  4. Bagus Mba...
    Jadi bisa tau sejarah2
    Ya semoga aja next ada sejarah budaya lain lagi ga cuma Aceh aja

    BalasHapus
  5. huahahahahahaha
    diaaaaaaaaah
    pengennya bilang thx you so much **********
    tapi kagak boleh ya?? :D

    nice dek..tapi jujur aja ya..
    kk juga kurang paham arti kain putih itu :D

    BalasHapus
  6. Subhanallah, sejarahnya menambah pengetahuan, Tapi maaf deh, Qq ingin ketawa saja mendengar jawaban itu :D

    ^_~

    BalasHapus
  7. Maksudnya membayangkan mendengar :-p

    ~_^

    BalasHapus
  8. Andi, yg tanya soal kain putih itu aku kan ya?
    Haha ~ ^^

    BalasHapus
  9. Eh,, salah dink,salah bca... Emang bner v* y,

    tmen sbangkunya andi..

    BalasHapus
  10. wah dah lancar ngupdet blog ni berarti episode laporan dah selesai?alhamdulilah^^

    BalasHapus
  11. aih2x...aku mw ikutan jg...tapiii...

    BalasHapus
  12. aih2x...aku mw ikutan jg...tapiii...

    BalasHapus
  13. ^^
    kalo nggak ada lomba itu juga keknya saya belum tentu nulis sejarah Aceh yang saya presentasiin mbak..

    BalasHapus
  14. apaan tu dibintang-bintang???!!

    Setelah dibaca2, yang syarat ya nyediain kain putih itu ga cuma waktu upacara menyelesaikan pertikaian anak... pas menyerahkan anak ke pengajian juga ada kain putihnya..
    jadi, jawabanku yang buat perban itu sama sekali tidk beralasan.... -_-

    BalasHapus
  15. Semoga bermanfaat buat yang baca mbak :)

    Nggak apa2, boleh ketawa :D

    BalasHapus
  16. Semoga bermanfaat buat yang baca :)

    BalasHapus
  17. iyap..
    ini kan juga pernah diposting sebelumnya..
    tapi secara lebih sederhana ^^

    BalasHapus
  18. Nah, udah tau sejarah dn kebudayaany kn, ukh? Ayo, silaturahim ke Serambi Mekah... Mau?

    BalasHapus
  19. beluuuum...
    nah, makanya, ini sebagai refreshing..
    nulis sesuatu yang beda.. :p

    BalasHapus
  20. punya mbak Ivon juga tak kalah menarik :)

    BalasHapus
  21. tapi apa mbak?
    udah bikin kan?
    ayo, ikutin aja.....
    semangat!! ^^/

    BalasHapus
  22. Nah, ini nih...salah satu tokoh dalam cerita ngasih komen??
    V, bener nggak tuh singkatan ACEHnya??

    Silaturahim ke sana si mau..
    tapi, ongkosnya euy...berat..
    kalo udah kerja dan bisa jalan2 keliling Indonesia mungkin aja
    atau, kalau ada yang undang2 :p

    BalasHapus
  23. udah dipikir ni kak kata2nya..
    mungkin maksudnya, dalam satu kelompok, ada 1 orang Jawa dan 3 orang Sunda
    gitu bukan? :D

    BalasHapus
  24. budaya indonesia memang beragam ya..... tentang kain itu, hahahaha... pengen ketawa, ngawur puol mbak adndiah ni

    BalasHapus
  25. Yah, setau v itu kepanjangannya, tp wallahua'lam, bs benar/tidak. Tp filosofi nya dpt diterima logika kan?

    Ayolah, ukh. Berjalan ke hamparan bumi Allah yg lain. Temukan kebesaran2NYA...

    Ndi, mau penempatan dmn?
    Aceh? Or still in Java?

    BalasHapus
  26. iya, jadi AYO KITA LESTARIKAN KEANEKARAGAMAN BUDAYA BANGSA! MERDEKA!

    hehehe...:p

    soal kain itu, saya bener2 berpikir sederhana waktu itu mbak..
    lagi yang ngasih pertanyaan jeli amat si?? *ngelirik ke atas*

    BalasHapus
  27. ho oh, ho oh..

    Iya, pengen juga jalan2..ke seantero Indonesia
    jalan2 ya Vi, hehehe....

    kalau soal penempatan,
    aku pengennya di...umm....yang pasti2 aja..(tau maksudnya kan?)
    tapi, dimana pun ditempatkan, insya Allah siap..
    harus siap!

    BalasHapus
  28. ho oh, ho oh..

    Iya, pengen juga jalan2..ke seantero Indonesia
    jalan2 ya Vi, hehehe....

    kalau soal penempatan,
    aku pengennya di...umm....yang pasti2 aja..(tau maksudnya kan?)
    tapi, dimana pun ditempatkan, insya Allah siap..
    harus siap! ^^

    BalasHapus
  29. bagus ceritanya ya
    ringan tapi berisi :)

    BalasHapus
  30. wow..aceh..

    kami dulu dpt presentasi Jawa.
    4 orang. 2 bermarga, 1 Riau, 1 Palembang.
    Pas baca honocoroko itu kerasa aneh krn salah logat dan pronounciation.

    BalasHapus
  31. baca2 sesama penggembira hajatan bang yudi...
    Bagus ceritanya, belajar tentang sejarah dan geografi aceh lewat sebuah cerpen

    BalasHapus
  32. ya, bagus.
    saya jadi inget masa2 sekolah yang di kelas didiktekan pelajaran sejarah :))
    maklum jaman doeloe gak kesampaian istilah memfotokopy atau beli sendiri buku nya :(

    BalasHapus
  33. Kereen n_n
    dan bersyukur karena namaku bermulakan huruf S..

    BalasHapus
  34. heee...
    presentasi Jawa tapi nggak ada yang orang Jawa ya mbak :D

    BalasHapus
  35. kak Ai juga udah nulis kan?
    belum baca .. :D

    BalasHapus
  36. dua kali malah :))
    maklum di kampung nan jauh dari mato
    *nyambung gak ya?*

    masa kecilku di daerah terpencil
    lebih terpencil lagi dari IDT
    nasib rakyat di pelosok :(

    BalasHapus
  37. Seru ya di STAN sekarang ada mata kuliah kayak gitu :) *gak sempet ngalamin*.

    Hahaha, itu namanya pinter ngeles, tapi toh masih cukup logis kan?

    BalasHapus
  38. hehehe...

    ternyata masih logis katanya ^^

    BalasHapus
  39. hehehe kepikiran aja lagi nulis cerita ini.. seruuuuuuuuuuuuuuu :)

    BalasHapus
  40. baru aja mau di mulai, hihi.. Andiah udah ya???^^

    BalasHapus
  41. nah lo..
    (nulis apa yang dimaksud??)
    nulis yang Aceh ini maksud Andiah.. ^^

    BalasHapus
  42. jiyaaa.. taraktaktak dungdung jesssss ^^

    BalasHapus
  43. hehehe alhamdulillah..peminatnya rame mbak :)
    dan cukup semarak :)

    BalasHapus