
Aku masih ingin melihatnya
bias mentari yang muncul di jendela rumahmu
setiap senja menjelma petang
dan ketika gelap memudar, berganti fajar yang benderang
lalu kita asyik bercengkrama, seperti dulu
sesekali menikmati suguhan yang kau sajikan
Masihkah bunga-bunga itu di sana?
merekah indah di bawah siraman cahaya senja?
atau mereka telah juga layu, mati, menunggumu yang tak kunjung kembali?
Aku selalu di sini,
di berandaku kini
menikmati senja datang silih berganti
sesekali melihat ke terasmu
mengamati rumpun mawar, melati, di halamanmu,
mengamati sisa-sisa jejak
yang kau tinggalkan di jalan setapak...
*ingin mendedikasikan puisi ini untuk banyak orang
termasuk utk yg telah pergi tak juga kembali kembali ya?
BalasHapushingga melati layu karena tertawan oleh rasa rindu
hanya bisa memandang jejak dan tapak yg tertinggal
ceileh...
deuh puisimu kali ini menembus jantungku deeeeeek:((
jejak yg mereka tinggalkan adalah warisan kenangan. Nikmatilah.
BalasHapus*jadi rindu...*
BalasHapusSerasa d kampung ...Hehe..
BalasHapusSenengnya..
BalasHapusaku hanya pergi tuk smentara
BalasHapusbukan tuk meninggalkanmu selamanya
ku pasti kan kembali pada dirimu
tapi kau jangan nakal
aku pasti kembali... Howuowuo yeach :D
dan aku masih ingin melihatnya
BalasHapussatu pintu, dua jendela, dan dua cangkir teh yang sumbing bibirnya
sebuah teras, tempatku belajar berkata-kata
dan dirimu akan berkata
"ucapkan 'bismillah' ya nak. bis-mil-lah-hi-rah-maa-nir-ra-him
artinya, dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
agar Dia iringi langkahmu
agar Dia tiupkan Cinta untukmu
agar Dia limpahkan rahmat, rezeki, dan kemudahan untukmu.."
* lagi2, ijin nerusin puisi indahnya ya mbak :)
semoga berkenan :)
jadi rindu ibu...T___T
BalasHapusshshshshshshs........
BalasHapus(suara angin diiringi rintik hijan dan daun daun yg berguguran.....)
*uwow...ternyata aku bakat jadi backsound ^^
woooww...
BalasHapuskeren..
hati yg tertawan rindu..
BalasHapusT__T