Sabtu, 05 Desember 2009

Puisi tanpa judul



Aku masih ingin melihatnya

bias mentari yang muncul di jendela rumahmu
setiap senja menjelma petang
dan ketika gelap memudar, berganti fajar yang benderang
lalu kita asyik bercengkrama, seperti dulu
sesekali menikmati suguhan yang kau sajikan


Masihkah bunga-bunga itu di sana?
merekah indah di bawah siraman cahaya senja?
atau mereka telah juga layu, mati, menunggumu yang tak kunjung kembali?


Aku selalu di sini,
di berandaku kini
menikmati senja datang silih berganti
sesekali melihat ke terasmu
mengamati rumpun mawar, melati, di halamanmu,
mengamati sisa-sisa jejak
yang kau tinggalkan di jalan setapak...





*ingin mendedikasikan puisi ini untuk banyak orang

11 komentar:

  1. termasuk utk yg telah pergi tak juga kembali kembali ya?
    hingga melati layu karena tertawan oleh rasa rindu
    hanya bisa memandang jejak dan tapak yg tertinggal
    ceileh...

    deuh puisimu kali ini menembus jantungku deeeeeek:((

    BalasHapus
  2. jejak yg mereka tinggalkan adalah warisan kenangan. Nikmatilah.

    BalasHapus
  3. aku hanya pergi tuk smentara
    bukan tuk meninggalkanmu selamanya
    ku pasti kan kembali pada dirimu
    tapi kau jangan nakal
    aku pasti kembali... Howuowuo yeach :D

    BalasHapus
  4. dan aku masih ingin melihatnya
    satu pintu, dua jendela, dan dua cangkir teh yang sumbing bibirnya
    sebuah teras, tempatku belajar berkata-kata

    dan dirimu akan berkata
    "ucapkan 'bismillah' ya nak. bis-mil-lah-hi-rah-maa-nir-ra-him
    artinya, dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
    agar Dia iringi langkahmu
    agar Dia tiupkan Cinta untukmu
    agar Dia limpahkan rahmat, rezeki, dan kemudahan untukmu.."

    * lagi2, ijin nerusin puisi indahnya ya mbak :)
    semoga berkenan :)

    BalasHapus
  5. shshshshshshs........

    (suara angin diiringi rintik hijan dan daun daun yg berguguran.....)

    *uwow...ternyata aku bakat jadi backsound ^^

    BalasHapus