Selasa, 22 Maret 2011

Keguguran




Saat engkau tertidur..

Kupandangi wajahmu..
Masih ingin ku mendekapmu..
Masih ingin ku menciummu..


Lantunan lagu Vina Panduwinata itu kuputar berkali-kali mengiringi pagi. Sambil mengelus-elus perut yang mulai membuncit, sambil bercengkrama dengannya yang sedang bertumbuh di dalam diri. Menikmati keajaiban yang sukar dijelaskan.

Suamiku susah sekali dibangunkan. Padahal kami sudah berjanji akan jalan-jalan pagi itu. Sambil sedikit memaksa, akhirnya bisa juga dia bangkit dari tempat tidur.
"Dedek mau disayang," ada-ada saja keinginanku pagi itu. Dengan muka masih mengantuk, mas mencium perutku 'cup'.
"Bukan gituu, mau disayang," aku masih merajuk.
"Kan udah.."
"Bukan gituu, mau ngobrol sama Ayah.."
Akhirnya mas mengalah juga. Daripada istrinya yang sedang manja ini tak berhenti mengoceh, lebih baik segera dituruti kemauannya. Mas mengelus-elus perutku, berbincang dengan buah hati kami. "Dedek ini.. Dedek itu... "


***


Kami sampai di Monas. Weekend, pagi hari, banyak orang beraktivitas di tempat itu. Aku dan mas bersemangat. Jarang-jarang kami jalan pagi. Mas susaaaah sekali diajak bangun pagi saat weekend. Jalan santai, sembari melihat aktivitas orang di sekeliling saat udara masih segar ternyata sangat menyenangkan. Mas larii pagi mengelilingi Monas, sementara aku jalan santai sambil menikmati suasana di sekitar.


Tak pernah kusadari..
Waktu cepat berlalu..
Kini engkau menjadi besar..
Kini engkaulah harapanku..


Tak terasa, sudah cukup lama kami bercengkrama di keramaian. Saatnya pulang. Kami berjalan melintasi rindang pepohonan yang jarang ditemukan di kota besar seperti ini. Ah, aku senang sekali pagi itu.

Tiba-tiba.. Seperti ada sesuatu yang mengalir di bagian bawah tubuhku. Aku terkesiap. Kuraih tangan mas, menghentikan langkahnya.
"Mas.. Kayak ada yang keluar..."
"Apa?" dia bertanya. Aku menggeleng. "Nggak tau.. Ayo cepet pulang. Mau ke toilet.."
Tanganku erat menggenggam tangan mas. Keringat dingin mengaliri sekujur tubuh. Hanya satu yang ada di pikiranku saat itu. Anak kami di kandungan.

Di halaman Monas, di dekat tempat parkir kendaraan, ada toilet umum. Segera, tanpa menunggu waktu, aku menuju ke sana. Sementara mas menunggu di dekat motor kami.

Terkejut aku mendapati darah segar di pakaian dalamku. Banyak. Seperti saat menstruasi. Lemas. Sedih yang tak terkira. Aku langsung keluar dan memanggil2 mas, sedikit emosi karena dia tak kunjung mendengar. Tak peduli berapa pasang mata yang melihat, tak peduli seramai apa suasana di parkiran, tak peduli lagi sekitar, tak peduli, aku menghambur ke pelukan mas, dan menangis sesenggukan di sana tanpa bisa ditahan. "Dedek..dedek..." Hanya itu yang terucapkan. Tak tau bagaimana ekspresi mas, tak tau bagaimana dia juga ikut terkejut. Aku hanya menangis dan menangis. Mas, betatapun terguncangnya dia, berusaha membesarkan hatiku, "Nggak papa.. Nggak papa.. Abis ini kita langsung ke rumah sakit. Dedek nggak papa.."

Kami pulang. Dan sepanjang perjalanan, aku hanya bisa menangis, sembari memegangi perutku.


Di rumah, aku kembali ke toilet. Darah lebih banyak dari sebelumnya. Tapi tidak ada yang kurasakan. Sakit, nyeri, mules, tidak ada sama sekali. Dalam kepanikan itu, kami sempat telpon beberapa orang. Bertanya apa yang harus dilakukan. Dan tanpa menunggu waktu lagi, segera bersiap menuju UGD rumah sakit tempat aku check kandungan. Dalam pada itu, sempat mas menangis, saat kutunjukkan darah yang tercecer. Tangisan seorang laki-laki. Tangisan seorang ayah yang mengkhawatirkan kondisi anaknya.


***


"Lihat ini Bu.. Sudah nggak ada apa-apa," Dokter Lita, dokter yang menangani kehamilanku menunjukkan layar USG.
Aku mengangguk-angguk. Kubesar-besarkan hati, kutahan-tahan tangis yang hendak meledak lagi. Tidak boleh. Aku harus tegar.
"Saya, harus dikuret ya Dok?" tanyaku.
"Iya"
"Sekarang?"
"Ya..sekarang. Apa Ibu mau pikir-pikir dulu?"
"Apa saya masih bisa hamil lagi?"
"Ya bisa laah Buu.." Ibu Dokter tersenyum lebar. "Bisa bangeet.."
Mas masuk. Melihatnya, semakin ingin kutumpahkan tangis ini. Dokter bertanya lagi, apa hendak dikuret, atau masih akan berpikir lagi? Kami tanpa berpikir panjang langsung menyetujui. Kuret.


Wajah pertama yang kulihat saat efek bius mulai menghilang adalah wajah mas yang sembap. Dia memandangku dengan ekspresi sedih yang sukar kulukiskan. Dari semua yang kami alami pagi itu, pasti dia yang merasa paling bingung, paling bertanggung jawab, paling takut, dan mungkin paling sedih. Dia telah kehilangan anak pertamanya, dan sekarang, harus melihat isterinya terbaring tak berdaya, dengan wajah pucat, dan selang oksigen di hidung. Bukannya mengobati kesedihannya, aku pasti telah membuatnya semakin sedih.

"Mau dibacain Quran.. Mau dibacain Quran.." aku merajuk.
Mas meraih hpnya. Dan memilihkanku surat Ar Rahman. Tersedu dia membacanya.

Aku terlena dalam lantunan surat yang dibacakan patah-patah. Kadang sadar, kadang terbang entah kemana. Efek bius masih terasa.

Fabiayyi aala irobbikuma tukaddzibaan...

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

Terngiang-ngiang di telingaku


***


Selama beberapa hari, banyak orang yang datang menjengukku. Bapak Ibu Temanggung dan kakak ipar langsung meluncur dari Cibubur hari itu juga, dan menemani kami sampai malam. Bapak Ibu Purbalingga langsung berangkat dengan kereta dan tiba sore harinya. Paman dan Bibi di Jakarta datang. Teman-teman juga sempat menengok.


***


Kami namai anak kami Azka Auliya. Kekasih yang suci, artinya. Allah lebih sayang Azka, hingga ia dipanggil tanpa sempat bertemu ayah bundanya di dunia. Azkaku sayang sudah tenang di sana. Allah yang akan menjaganya..


Tumbuh..
Tumbuhlah anakku..
Raihlah cita-citamu..
Jangan pernah engkau ragu, sayang..
Doaku slalu bersamamu..
Membuat aman di hidupmu..

(Anakku, Vina Panduwinata)

89 komentar:

  1. Mau diikutkan lomba menulis tentang "kehamilan", tapi ini baru draft. Ditulis via hp, jadi belum bisa dieksplore tulisannya :D

    Nanti kalo udah bisa ngetik di kompie lagi mau diperbaiki :D

    BalasHapus
  2. T-T

    mbak Andi tanggung jawab, saya nangis ini.

    dek Azka jadi tabungan akhiratnya mbak Andi dan suami, insyaAllah..

    BalasHapus
  3. innalillahi.. *telat tau nya* T_T
    yang sabar ya dek..

    BalasHapus
  4. andiiii....

    T_T
    T_T
    T_T

    tanggung jawab, aku nangis di kantor nih..

    BalasHapus
  5. ya Alloh mb.. aku speechless.
    mb andi dan suami pasti kuat.
    dan Dia, pasti akan menggantinya dengan yg lebih baik, insyaAlloh..

    BalasHapus
  6. *merasa bersalah*

    duuh..maap, telat taunya..

    sabar neng, setiap kesedihan akan menggugurkan dosa dan kesalahan, dan akan diganti yang lebih baik

    BalasHapus
  7. ga tahan baca ceritanya...hiks
    yang sabar ya andiah...
    insya Allah Azka menjadi tabungannya andiah dan suami kelak

    BalasHapus
  8. Innalillahi...
    kehamilan umur berapa, mbak???
    *tak perlu ditanyakan

    Jadi ingat masa itu...

    BalasHapus
  9. innalillah. ini kisah nyata? saya fikir fiksi :(

    BalasHapus
  10. sabar ya an... tabungan bagi kalian... T_T

    BalasHapus
  11. Semoga Alloh memberikan kebaikan dan yang lebih baik bagi kalian....

    " Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar" Al-Baqoroh: 155

    "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." Qs. Al-Baqoroh:216

    BalasHapus
  12. idem
    semoga Allah menguatkan, dan memberi yg lebih baik

    BalasHapus
  13. innalillahi....beneran ini teh?

    hiks
    hiks
    hiks

    sabar ya an...
    T_T

    BalasHapus
  14. hmmm menarik nafas sejenak...
    it's really a heavy moment for you and your husband,mbak...
    but just be sure that Azka will be meet with you in the heaven....
    there will be a gathering with your family completed by Azka's brothers and sisters, insya Allah...
    just believe it, mbak...
    *afwan kalau bahasa Inggrisnya ngaco, pengen mencoba menerapkan ilmu akan bahasa ini

    BalasHapus
  15. TT-TT

    *afwan an, speechless baca tulisan ini..

    BalasHapus
  16. Mbak aaann.. Sabar yaa. Sedih bacanya. Tp terpancar kekuatan mbak andiah dan suami. Smg Allah mengumpulkan kalian di syurga kelak. Aamiin..

    BalasHapus
  17. Mbak aaann.. Sabar yaa. Sedih bacanya. Tp terpancar kekuatan mbak andiah dan suami. Smg Allah mengumpulkan kalian di syurga kelak. Aamiin..

    BalasHapus
  18. sabar ya an...
    insya Alloh akan diganti oleh Nya dengan yang lebiih baik lagi..
    Barokallohulakum...

    BalasHapus
  19. yg sabar ya sis... aku juga abis keguguran kemaren. katanya abis kuret biasanya lebih subur siy

    BalasHapus
  20. yang sabar...................semoga cepet hamil lagi

    BalasHapus
  21. T_T

    Insha ALLAH akan diganti dengan yang lebih baik lagi. Amin

    BalasHapus
  22. hari ini, dua kali menangis karena kejadian yang sama,
    cambukan diri untuk bersyukur dan tidak mendahului ketentuan Allah..

    Semoga kita termasuk orang-orang yang dimudahkan untuk bersabar dan bersyukur, amiin..

    BalasHapus
  23. bagus an... menyentuh...

    sabar ya..

    BalasHapus
  24. Begitu beratnya cobaan. Yg sabar yaa insya Allah ada gantinya.

    Begitu beratnya perjuangan ibu hamil yaa.

    Usia kehamilan brp lama?

    BalasHapus
  25. berbahagialah, engkau memiliki tabungan di surga... bersabarlah, engkau dinaikan derajat... bertawakalah, bertambah CintaNYA padamu... berdoalah, engkau mendapatkan moment terkambulnya doa... semoga Allah menguatkanmu...amin.

    BalasHapus
  26. T T,,smoga kesabaran mnjadi penghibur saat duka melanda...mb ikut nangis mbacany..

    smoga diganti dg yg lebih baik ya dek...insyaAlloh segera.
    kemarin ada 2 temen kantor yg keguguran,,beberapa bulan stelah itu mereka hamil lagi.
    yg penting dijaga kondisinya,,

    BalasHapus
  27. *tepuk-tepuk pundak sambil nyodorin tissue

    BalasHapus
  28. *tidak ada yang perlu dipersalahkan :p

    lebih baik telat daripada tidak sama sekali *loh!

    yup. Insya Allah :)

    BalasHapus
  29. tapi dibaca sampe abis nggaak?
    mau buat diikutin lomba, hehe..

    Insya Allah..aamiin :)

    BalasHapus
  30. menurutmu? beneran apa boongan?
    hehe

    Penganten baru ada kabar apakah? :D

    BalasHapus
  31. no worries
    practise makes perfect ;)

    *komen panjang-panjang dibalesnya cuma seiprit, heheh

    BalasHapus
  32. aaaaamiiiiiinn....
    makasih buDok :D

    BalasHapus
  33. kabar yang lainkah?
    iya, betull sekali mbak Ratu. Bersyukur, dengan selalu menjaga titipanNya ya :)

    BalasHapus
  34. satu-satunya yang mengomentari tulisanku
    *emang yang lain enggak?
    heheh

    thanks, phil *big hug

    BalasHapus
  35. pada awalnya, rasanya cobaan begitu berat..
    tapi, sesudahnya, akhirnya sadar juga, bahwa ini yang terbaik
    untuk saya, suami, dan juga anak kami :))

    perjuangan ibu hamil memang berat
    makanya, kalau bisa suami ikut meringankan ya? ^^ hehehe

    BalasHapus
  36. Wah, makasih Raja
    seperti biasa, nice statement, great advise

    aamiin
    makasih udah mampir :)

    BalasHapus
  37. iya An, salah satu kontak di MP juga

    Yup, insya Allah ^_^ Semangat!!

    BalasHapus
  38. makasih mbakku sayang *hughug

    mesti bener-bener-bener-bener deh, dijaga bener kalau sedang hamil
    sepertinya, beberapa hari ini sering mendengar, melihat, kejadian ini (keguguran) di sekitar ya? atau mungkin karena lingkungan ibu-ibu pekerja kantoran ya? hmm.. entahlah..

    BalasHapus
  39. Sedih bgt mbak bacanya..jd inget syifa..hix.

    BalasHapus
  40. segala sesuatru adalah kehendakNya..
    pasti ada maksudnya, pasti ada hikmahnya..
    yg sabar ya dek..

    BalasHapus
  41. sabar ya an..
    *sambil terus menyabarkan diri sendiri.. ^___^

    baca ceritanya, mbak jd kayak melihat langsung.
    bagus nulisnya..

    BalasHapus
  42. Salam kenal...turut berduka...tp jgn khawatir...sesuatu yg indah akan dtg pada wktnya...segera :)
    Saya jg pernah keguguran, kehamilan pertama, wkt 7 pekan. Sediiihhh, tp alhamdulillah tdk perlu mnunggu lama bs hamil lg, skrg sdh pnya 2 anak. Dua org tmn sy jg bgtu...bahkan hnya 1 bln sejak haid pertama stlh kuret, mrk sdh hamil lg. So, laa tahzan...:)

    BalasHapus
  43. insyaalloh segera diamanahi lagi ya...

    BalasHapus
  44. Eh, mbak Deb kenapakah?

    ini ditulis sambil mellow :(
    tapi sekarang udah nggak lagi kok ^^

    BalasHapus
  45. Mungkin todak hanya satu ya mbak, ada yang lain
    cuma kita nggak tau

    *nggak tau yang dimaksud :D

    BalasHapus
  46. Mbak pernah mengalami juga?
    Semakin ke sini, semakin membuka mata bahwa banyak 'teman seperjuangan' yang pernah mengalami juga :)

    Dokter juga bilang seperti itu, kurang lebih
    Jadi tidak ada yang harus dicemaskan :)

    BalasHapus
  47. Sudah saya duga...
    Saya juga pernah punya pengalaman yang sama... Malah saya gak bersama suami... Maklum, masih kuliah... ^__^

    BalasHapus
  48. Sudah saya duga...
    Saya juga pernah punya pengalaman yang sama... Malah saya gak bersama suami... Maklum, masih kuliah... ^__^

    BalasHapus
  49. mngkin sebaiknya tdk menulis yg membuat salah tafsir dek...

    BalasHapus
  50. bersabar dalam penantian...
    he...

    BalasHapus
  51. tulisan ini..apakah ini benar trjadi atau hanya bahan tulisan yg akan diikutkan lomba?

    BalasHapus
  52. Ooh..
    beneran mbak, dan mau diikutkan lomba :)

    BalasHapus
  53. :)
    pasti yang mbak alami lebih berat *hug

    BalasHapus
  54. TT

    *andi harus bertanggungjawab juga, sedu sedan nih di kantor...

    yang sabar ya andi sayang...
    insyaAllah, setelah ini segera diamanahi lagi ya...
    insyaAllah adeknya azka nanti banyak,an...
    aamiin...

    semangat ya andi^^

    azka adalah tabungan yg amat berharga buat andi n suami...
    aamiin...

    BalasHapus
  55. hah??beneran?
    Smoga diganti dg lebih baik dek..
    afwan ya,,tdnya mb emang mnyangka beneran..smpe nangis sgala..trus ada yg bilang, itu kan bahan buat lomba aja.
    jdnya bingung,,beneran atau gak?

    hix,,mudah2an segera mndapat ganti..

    BalasHapus
  56. ikutan komen deh. dapet link ini dari istri.

    BalasHapus
  57. smangka!
    maaf ya kak aku suka speechless kalo dapet kabar kayak gini,,apalagi beberapa pekan sebelumnya juga dapet kabar yang seperti ini..

    tapi insyaAllah diganti dengan yang lebih baik ^^
    aamiin

    BalasHapus
  58. ^__^
    berat dan tidak... tergantung mind set berpikir kita tentang sesuatu... Insya Allah saya bisa melaluinya dengan baik... Sendiri... Itu pikir saya saat itu...

    Terima kasih...

    BalasHapus
  59. Peluuk Andiah

    dan mengaminkan doa-doa dari semua teman di atas...

    BalasHapus
  60. *peluk An...

    InsyaAllah, Azka tenang disana...

    BalasHapus